28 C
Medan
Tuesday, July 2, 2024

Sekolah Ikut Terendam

BINJAI- Kondisi banjir tidak hanya dialami warga Kota Medan dan sekitarnya. Warga, Binjai, Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai juga mengalami hal yang sama, Jumat (1/4). Di Binjai, Sungai Mencirim dan Sungai Bangkatan meluap. Akibatnya, 5 Kelurahan dari 37 Kelurahan yang ada di Kota Binjai terndam.

Menurut keterangan Syahrel, warga Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Sungai Mencirim meluap setelah hujan turun dengan sejadi-jadinya. Sehingga, sekitar pukul 02.00 WIB, Sungai Mencirim tak dapat menampung air dan akhirnya meluap sampai setinggi dada orang dewasa.

“Memang di tempat kami tinggal ini sudah kerap kali terkena banjir. Dalam satu tahun, banjir dapat terjadi dua sampai tiga kali. Sebenarnya, kalau hujannya hanya sekitar Binjai, sungai ini tidak meluap. Biasanya, meluapnya sungai ini disebabkan kiriman dari hulu,” ujar Syahrel.

Dia mengatakan, setiap warga di Kelurahan Mencirim, sudah dapat mewaspadai jika sesekali Sungai Mencirim itu meluap. “Biasanya, kalau curah hujan deras dan tidak berhenti sejak sore hingga menjelang pangi. Kami warga di sini terpaksa berjaga dan menyiapi barang-barang yang akan diselamatkan,” ungkap Syahrel.

Maka dari itu sambungnya, setiap kali air Sungai Mencirim meluap, jarang menelan korban jiwa. “Meski tidak ada menelan korban jiwa, masyarakat tetap membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota Binjai. Sebab, setiap kali banjir warga tidak dapat mencari nafkah,” terangnya.

Untuk jumlah Kepala Kelarga (KK) yang terkena bencana, sampai sore ini di Kelurahan Rambung Barat 190 KK, dengan jumlah penduduk 768 jiwa, Pujidadi 48 KK, 197 jiwa, Kelurahan Setia 368 KK, 1472 jiwa, Kartini 32 KK, 128 jiwa, Rambung Timur 46 KK, 184 jiwa, dan Korem 152 KK, 108 jiwa.

Di Langkat akibat banjir, pemukiman warga dan sekolah dasar yang berada di Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang, Langkat, juga terendam banjir setinggi paha orang dewasa,
Genangan air ini, diduga karena tidak berfungsinya saluran pembuangan air yang dibangun di Desa Air Hitam dan Desa Bukit Mengkirai, Kecamatan Gebang, Langkat, sehingga tidak mampu menampung dan membuang debit air hujan yang begitu besar. Alhasil, puluhan rumah warga dan sekolah dasar (SD) 050768 ikut terandam banjir.

Di  Deli Serdang, ratusan rumah terendam dan merusak puluhan rumah milik warga di Desa Petumbukan, Desa Kelapa Satu di Kecamatan Galang.

Ketinggian banjir diperkirakan mencapai 1 meter. Banjir diperkirakan berasal dari Sungai Batu Gingging dan Sungai Bahtera yang ada disana. Akibatnya pemukiman penduduk terendam.
Sementara itu, di Sergai Sungai Martebing meluap dan merendam tiga desa di Kecamatan Dolok Masihul. Sementara itu, sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Malosari Kota Tebing Tinggi tenggelam dipenuhi air sungai.

Camat Dolok Masihul Drs Dimas Kurnianto didampingi Sekretaris Badan Penaggulangan Bencana (BPB) Sergai Drs Lilik kepada wartawan koran ini mengatakan luapan Sungai Martebing merendam  rumah sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) di Desa Martebing dan 350 KK di Desa Aras Panjang, serta Desa Bantan dengan ketianggian air mencapai 50 centimeter, jelasnya kepada wartawan.

“Akibat luapan sungai Sei Belutu jembatan Titi Kuning  berikut badan jalan  hampir sepanjang 15 meter di Dusun I Bakaran Batu Desa Malasori  menuju Pemko Tebing Tinggi amblas sehingga tidak bisa dilalui.Serta sekitar 150 hektar tanaman ubi kayu umumnya berusia tiga bulan dan tanaman kelapa sawit warga juga terendam, sedangkan kerugiannya belum bisa dihitung,” kata Dimas. (dan/ndi/btr/mag-15)

BINJAI- Kondisi banjir tidak hanya dialami warga Kota Medan dan sekitarnya. Warga, Binjai, Langkat, Deli Serdang dan Serdang Bedagai juga mengalami hal yang sama, Jumat (1/4). Di Binjai, Sungai Mencirim dan Sungai Bangkatan meluap. Akibatnya, 5 Kelurahan dari 37 Kelurahan yang ada di Kota Binjai terndam.

Menurut keterangan Syahrel, warga Kelurahan Mencirim, Kecamatan Binjai Timur, Sungai Mencirim meluap setelah hujan turun dengan sejadi-jadinya. Sehingga, sekitar pukul 02.00 WIB, Sungai Mencirim tak dapat menampung air dan akhirnya meluap sampai setinggi dada orang dewasa.

“Memang di tempat kami tinggal ini sudah kerap kali terkena banjir. Dalam satu tahun, banjir dapat terjadi dua sampai tiga kali. Sebenarnya, kalau hujannya hanya sekitar Binjai, sungai ini tidak meluap. Biasanya, meluapnya sungai ini disebabkan kiriman dari hulu,” ujar Syahrel.

Dia mengatakan, setiap warga di Kelurahan Mencirim, sudah dapat mewaspadai jika sesekali Sungai Mencirim itu meluap. “Biasanya, kalau curah hujan deras dan tidak berhenti sejak sore hingga menjelang pangi. Kami warga di sini terpaksa berjaga dan menyiapi barang-barang yang akan diselamatkan,” ungkap Syahrel.

Maka dari itu sambungnya, setiap kali air Sungai Mencirim meluap, jarang menelan korban jiwa. “Meski tidak ada menelan korban jiwa, masyarakat tetap membutuhkan bantuan dari Pemerintah Kota Binjai. Sebab, setiap kali banjir warga tidak dapat mencari nafkah,” terangnya.

Untuk jumlah Kepala Kelarga (KK) yang terkena bencana, sampai sore ini di Kelurahan Rambung Barat 190 KK, dengan jumlah penduduk 768 jiwa, Pujidadi 48 KK, 197 jiwa, Kelurahan Setia 368 KK, 1472 jiwa, Kartini 32 KK, 128 jiwa, Rambung Timur 46 KK, 184 jiwa, dan Korem 152 KK, 108 jiwa.

Di Langkat akibat banjir, pemukiman warga dan sekolah dasar yang berada di Desa Air Hitam, Kecamatan Gebang, Langkat, juga terendam banjir setinggi paha orang dewasa,
Genangan air ini, diduga karena tidak berfungsinya saluran pembuangan air yang dibangun di Desa Air Hitam dan Desa Bukit Mengkirai, Kecamatan Gebang, Langkat, sehingga tidak mampu menampung dan membuang debit air hujan yang begitu besar. Alhasil, puluhan rumah warga dan sekolah dasar (SD) 050768 ikut terandam banjir.

Di  Deli Serdang, ratusan rumah terendam dan merusak puluhan rumah milik warga di Desa Petumbukan, Desa Kelapa Satu di Kecamatan Galang.

Ketinggian banjir diperkirakan mencapai 1 meter. Banjir diperkirakan berasal dari Sungai Batu Gingging dan Sungai Bahtera yang ada disana. Akibatnya pemukiman penduduk terendam.
Sementara itu, di Sergai Sungai Martebing meluap dan merendam tiga desa di Kecamatan Dolok Masihul. Sementara itu, sebuah jembatan yang menghubungkan Desa Malosari Kota Tebing Tinggi tenggelam dipenuhi air sungai.

Camat Dolok Masihul Drs Dimas Kurnianto didampingi Sekretaris Badan Penaggulangan Bencana (BPB) Sergai Drs Lilik kepada wartawan koran ini mengatakan luapan Sungai Martebing merendam  rumah sekitar 100 Kepala Keluarga (KK) di Desa Martebing dan 350 KK di Desa Aras Panjang, serta Desa Bantan dengan ketianggian air mencapai 50 centimeter, jelasnya kepada wartawan.

“Akibat luapan sungai Sei Belutu jembatan Titi Kuning  berikut badan jalan  hampir sepanjang 15 meter di Dusun I Bakaran Batu Desa Malasori  menuju Pemko Tebing Tinggi amblas sehingga tidak bisa dilalui.Serta sekitar 150 hektar tanaman ubi kayu umumnya berusia tiga bulan dan tanaman kelapa sawit warga juga terendam, sedangkan kerugiannya belum bisa dihitung,” kata Dimas. (dan/ndi/btr/mag-15)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/