28 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Transit di Aceh, Kloter Terakhir Tiba Pagi Ini

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kloter 10 Debarkasi Medan berjumlah 276 jamaah asal Kabupaten Padanglawas Utara, Tapanuli Selatan, dan Kota Medan, tiba pagi ini, Selasa (2/8) Kloter ini merupakan pemulangan terakhir jamaah haji Sumatera Utara (Sumut).

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, M Yunus mengatakan, sebelum mendarat di Kualanamu, pesawat akan terlebih dahulu transit di Aceh. “Karna Kloter 10 gabung dengan jamaah Aceh. Kemungkinan tiba di Kualanamu sekira pukul 4 pagi,” ujarnya kepada Sumut Pos, Senin (1/8) sore.

Terkait pemulangan kloter terakhir ini, Yunus memastikan tidak ada jamaah haji asal Sumut yang belum kembali ke tanah air. “Yang sakit tidak ada lagi, semua sudah kembali. Jamaah wafat juga tidak ada lagi,” tambahnya.

Menurutnya, Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Abd Amri Siregar akan menyambut langsung jamaah haji di Bandara Kualanamu. “Kemudian rombongan akan dibawa menggunakan bus Damri ke Asrama haji Medan, untuk pemeriksaan kesehatan dan diberi pengarahan sebelum dikembalikan ke daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Sebelumnya, Kloter 9 asal Kabupaten Deliserdang, Pakpak Bharat, Gunung Sitoli, Nias Utara dan Kota Medan, berjumlah 393 tiba Minggu (31/7) malam. Total keseluruhan hingga Kloter 9, jamaah haji kembali 3.519 orang. Dengan rincian, jamaah pria 1.421 dan jamaah wanita 2.098. Sisa menunggu kepulangan di Kloter 10 sebanyak 276 orang.

 

Kemenag Soroti Delay

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief memimpin rapat evaluasi menyeluruh penyelenggaraan haji tahun ini di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah. Dia mendorong inklusifitas penyelenggaraan haji khususnya dalam aspek kriteria usia jamaah.

“Ada 5,2 juta orang menunggu, jadi kita proporsional. Ada peraturan-peraturan ditentukan pemerintah Saudi kita patuhi, seperti pembatasan usia. Kalau pun situasi normal kita tidak wise juga kalau menentukan kriteria. Orang sudah berhak, belasan tahun menunggu tentu kita fasilitasi. Nanti akan koordinasi khusus,” ungkap Hilman.

Hilman berharap tahun depan situasi normal dan pemerintah Saudi memberi kelonggaran, ada relaksasi kriteria jamaah haji. “Kita tunggu perkembangannya. Jangan sampai penyelenggaraan haji jadi sesuatu yang terlalu eksklusif, kecuali ada faktor yang terkait prokes yang sudah ditentukan. Termasuk (kebijakan) Saudi kita tidak bisa batasi, tapi kita akan buat aturan nanti,” jelasnya.

Mengenai pemulangan jamaah, menurut Hilman, sampai akhir bulan ini prosesnya terus berlanjut. Sudah lebih dari separuh jamaah pulang ke Indonesia. “Sekarang sudah masuk 50 persen Karena itu, 50 persen lagi terus berjalan sampai pertengahan Agustus dan kita ingin kawal jangan sampai ada keterlambatan,” jelasnya.

Kepulangan jamaah haji gelombang pertama ke tanah air sudah selesai. Bersamaan itu, kepulangan jamaah haji gelombang kedua dari Madinah dimulai. “Tidak ada masalah besar kecuali ada keterlambatan yang berdampak ke jadwal, masa tinggal di hotel, katering, karena itu kami amati soal jadwal,” ucap Hilman.

Hilman menambahkan, soal keterlambatan akan dikomunikasikan konsekuensi-konsekuensinya. Sebab, di dalam kontrak dengan maskapai sudah dibahas. “Alhamdulillah untuk Jeddah kemarin yang telat juga disediakan hotel oleh Garuda, makan juga sama. Tapi bukan hanya ganti itu, tapi lebih smooth agar tidak banyak kendala bukan cuma di sini, di Indonesia juga sama kalau telat sehari jadi 2 hari. Orang datang dari berbagai provinsi,” pungkas Hilman.

 

81 Jamaah Meninggal

Sampai saat ini tercatat sudah 81 orang meninggal di Arab Saudi. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mencatat, dari 81 haji yang meninggal dunia, sebagian besar disebabkan penyakit cardiovascular. “Penyebab terbesar jamaah meninggal adalah cardiovascular,” kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah Muhammad Imran di Makkah.

Dari 81 haji yang meninggal, sebanyak 45 disebabkan oleh cardiovascular, 15 orang syok atau penyebab lainnya, dan 21 karena penyakit terkait pernapasan. Lebih lanjut Imran mengatakan meninggalnya jamaah itu setelah puncak haji di Arafah, Muzdhalifah, dan Mina (Armuzna) meningkat karena dipicu kelelahan.

“Memang lebih tinggi dari sebelum Armuzna disebabkan karena kelelahan yang cukup tinggi terutama pada saat Armuzna sehingga menyebabkan jamaah yang punya komorbid terkontrol karena kelelahan harus menjalani perawatan di RS termasuk KKHI,” tambah dia.

Bisa dikatakan, lanjut Imran bahwa kematian jamaah haji karena kelelahan dan dehidrasi. Sebab, cardiovascular bukan hanya karena seseorang punya penyakit komorbid, seperti jantung, diabetes, dan hipertensi, melainkan bisa juga tanpa komorbid tapi karena kelelahan dan juga mungkin usia sehingga mudah terkena serangan jantung.

Sebelumnya Pusat Kesehatan Haji menargetkan penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia di bawah dua per mil. Lebih lanjut dia mengatakan saat ini sebanyak 23 haji dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi dan 10 orang dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (man/jpc)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kloter 10 Debarkasi Medan berjumlah 276 jamaah asal Kabupaten Padanglawas Utara, Tapanuli Selatan, dan Kota Medan, tiba pagi ini, Selasa (2/8) Kloter ini merupakan pemulangan terakhir jamaah haji Sumatera Utara (Sumut).

Koordinator Protokol dan Humas Pembantu Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) Debarkasi Medan, M Yunus mengatakan, sebelum mendarat di Kualanamu, pesawat akan terlebih dahulu transit di Aceh. “Karna Kloter 10 gabung dengan jamaah Aceh. Kemungkinan tiba di Kualanamu sekira pukul 4 pagi,” ujarnya kepada Sumut Pos, Senin (1/8) sore.

Terkait pemulangan kloter terakhir ini, Yunus memastikan tidak ada jamaah haji asal Sumut yang belum kembali ke tanah air. “Yang sakit tidak ada lagi, semua sudah kembali. Jamaah wafat juga tidak ada lagi,” tambahnya.

Menurutnya, Kepala Kanwil Kemenag Sumut, Abd Amri Siregar akan menyambut langsung jamaah haji di Bandara Kualanamu. “Kemudian rombongan akan dibawa menggunakan bus Damri ke Asrama haji Medan, untuk pemeriksaan kesehatan dan diberi pengarahan sebelum dikembalikan ke daerahnya masing-masing,” jelasnya.

Sebelumnya, Kloter 9 asal Kabupaten Deliserdang, Pakpak Bharat, Gunung Sitoli, Nias Utara dan Kota Medan, berjumlah 393 tiba Minggu (31/7) malam. Total keseluruhan hingga Kloter 9, jamaah haji kembali 3.519 orang. Dengan rincian, jamaah pria 1.421 dan jamaah wanita 2.098. Sisa menunggu kepulangan di Kloter 10 sebanyak 276 orang.

 

Kemenag Soroti Delay

Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, Hilman Latief memimpin rapat evaluasi menyeluruh penyelenggaraan haji tahun ini di Kantor Urusan Haji (KUH), Jeddah. Dia mendorong inklusifitas penyelenggaraan haji khususnya dalam aspek kriteria usia jamaah.

“Ada 5,2 juta orang menunggu, jadi kita proporsional. Ada peraturan-peraturan ditentukan pemerintah Saudi kita patuhi, seperti pembatasan usia. Kalau pun situasi normal kita tidak wise juga kalau menentukan kriteria. Orang sudah berhak, belasan tahun menunggu tentu kita fasilitasi. Nanti akan koordinasi khusus,” ungkap Hilman.

Hilman berharap tahun depan situasi normal dan pemerintah Saudi memberi kelonggaran, ada relaksasi kriteria jamaah haji. “Kita tunggu perkembangannya. Jangan sampai penyelenggaraan haji jadi sesuatu yang terlalu eksklusif, kecuali ada faktor yang terkait prokes yang sudah ditentukan. Termasuk (kebijakan) Saudi kita tidak bisa batasi, tapi kita akan buat aturan nanti,” jelasnya.

Mengenai pemulangan jamaah, menurut Hilman, sampai akhir bulan ini prosesnya terus berlanjut. Sudah lebih dari separuh jamaah pulang ke Indonesia. “Sekarang sudah masuk 50 persen Karena itu, 50 persen lagi terus berjalan sampai pertengahan Agustus dan kita ingin kawal jangan sampai ada keterlambatan,” jelasnya.

Kepulangan jamaah haji gelombang pertama ke tanah air sudah selesai. Bersamaan itu, kepulangan jamaah haji gelombang kedua dari Madinah dimulai. “Tidak ada masalah besar kecuali ada keterlambatan yang berdampak ke jadwal, masa tinggal di hotel, katering, karena itu kami amati soal jadwal,” ucap Hilman.

Hilman menambahkan, soal keterlambatan akan dikomunikasikan konsekuensi-konsekuensinya. Sebab, di dalam kontrak dengan maskapai sudah dibahas. “Alhamdulillah untuk Jeddah kemarin yang telat juga disediakan hotel oleh Garuda, makan juga sama. Tapi bukan hanya ganti itu, tapi lebih smooth agar tidak banyak kendala bukan cuma di sini, di Indonesia juga sama kalau telat sehari jadi 2 hari. Orang datang dari berbagai provinsi,” pungkas Hilman.

 

81 Jamaah Meninggal

Sampai saat ini tercatat sudah 81 orang meninggal di Arab Saudi. Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah mencatat, dari 81 haji yang meninggal dunia, sebagian besar disebabkan penyakit cardiovascular. “Penyebab terbesar jamaah meninggal adalah cardiovascular,” kata Kepala Seksi Kesehatan Daerah Kerja Makkah Muhammad Imran di Makkah.

Dari 81 haji yang meninggal, sebanyak 45 disebabkan oleh cardiovascular, 15 orang syok atau penyebab lainnya, dan 21 karena penyakit terkait pernapasan. Lebih lanjut Imran mengatakan meninggalnya jamaah itu setelah puncak haji di Arafah, Muzdhalifah, dan Mina (Armuzna) meningkat karena dipicu kelelahan.

“Memang lebih tinggi dari sebelum Armuzna disebabkan karena kelelahan yang cukup tinggi terutama pada saat Armuzna sehingga menyebabkan jamaah yang punya komorbid terkontrol karena kelelahan harus menjalani perawatan di RS termasuk KKHI,” tambah dia.

Bisa dikatakan, lanjut Imran bahwa kematian jamaah haji karena kelelahan dan dehidrasi. Sebab, cardiovascular bukan hanya karena seseorang punya penyakit komorbid, seperti jantung, diabetes, dan hipertensi, melainkan bisa juga tanpa komorbid tapi karena kelelahan dan juga mungkin usia sehingga mudah terkena serangan jantung.

Sebelumnya Pusat Kesehatan Haji menargetkan penurunan angka kematian jamaah haji Indonesia di bawah dua per mil. Lebih lanjut dia mengatakan saat ini sebanyak 23 haji dirawat di Rumah Sakit Arab Saudi dan 10 orang dirawat di Kantor Kesehatan Haji Indonesia (KKHI) Makkah. (man/jpc)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/