32 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Niat Berobat, Suami Kabur dari Panti Rehabilitasi

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Niat Masnida (47) untuk menyembuhkan suami, Apriadi Sopian (47) dari depresi, berujung petaka. Pasalnya, sang suami yang dititip untuk penyembuhan tidak keliatan dari tempat rehabilitasi gangguan jiwa/narkoba di Dusun Pelamboyan/Sei Wampu, Pamah Durian, Kutambaru, Langkat.

Bahkan sudah sebulan berlalu, keberadaan Apriandi belum diketahui di mana rimbanya. Meski demikian, si istri tetap berusaha.

Bahkan, membuat Laporan ke Polsek Salapian. Tapi sayang, laporannya tidak naik menjadi laporan polisi.

Hanya menjadi pengaduan masyarakat (dumas). Pasangan suami istri ini berasal dari Kota Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara.

Diceritakan Masnida, depresi yang diidap suaminya menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Karenanya, keluarga sepakat untuk mengobati dan membawanya ke Kota Binjai, tepatnya Jalan MT Haryono, Binjai Utara.

Namun, mereka mengalami sejumlah kendala. Keluarga pun berembuk lagi dan akhirnya sepakat membawa Aprianda ke Lembaga Hidayah Wampu sembari berharap sembuh.

“Kami pun kemudian menghubungi pengelola lembaga, Susi. Sepakat mereka menjemput suami saya dari Binjai pada Rabu 16 Desember 2020,” kata Masnida kepada wartawan di Kutambaru, Langkat, Selasa (2/2).

Dia menitipkan suami ke lembaga tersebut bukan sekadar cuma-cuma. “Kami menyediakan dana administrasi sebesar Rp5 juta dan uang makan selama sebulan Rp500 ribu,” bebernya.

Selain itu, sambung Masinda, pihak lembaga meminta perjanjian agar tidak menuntut jika pasien meninggal dunia. “Perjanjian itu kami buat dan uang administrasi serta uang makan satu bulan sudah kami kasih. Setelah itu suami saya dijemput,” ujar dia.

Sepekan kemudian, Masnida berkomunikasi dengan Susi. Dalam obrolan tersebut, aku Masnida, Susi meminta bekal makanan dan alas tidur untuk suaminya.

Oleh si istri, mengamini permintaan suami yang disampaikan oleh Susi. “Bekal dan alas tidur saya kirim ke Toko Perabot Abadi, Jalan T Amir Hamzah, Binjai. Lokasi pengiriman sesuai petunjuk Bu Susi,” bebernya.

Nahas terjadi setelah tak lama Masnida menyerahkan barang tersebut. Pihak lembaga menyatakan, suaminya hilang.

“Alasan mereka karena kami kirimkan paket makanan dan alas tidur. Katanya (Susi), suami saya kecewa sudah tidak dianggap keluarga,” kata dia.

“Belakangan, alasan mereka suami saya lari, setelah berkelahi di dalam lembaga. Jadi enggak tahu mana yang benar,” bebernya.

Karena hal ini, Masnida mendatangi Polsek Salapian untuk membuat laporan orang hilang dan kelalaian lembaga. Dia menilai, lembaga rehabilitasi tidak bertanggung jawab dengan keberadaan suaminya.

Namun, Polsek Salapian belum dapat menerbitkan bukti laporan polisi untuk Masnida. Alasannya, karena belum memiliki unsur pidana dan suaminya belum tentu dinyatakan hilang.

“Kata polisi, mereka koordinasi dulu ke pihak lembaga. Karena polisi bilang, suami saya belum tentu hilang,” beber Masinda dengan raut wajah bingung.

Masnida kembali berusaha. Dia kembali mendatangi Polsek Salapian, Selasa (2/2). Namun, Polsek Salapian belum juga dapat menerima laporannya dengan alasan, suaminya masih dicari.

“Kata polisi suami saya ada di Kuta Gajah. Tapi sampai sore saya tunggu, enggak ada kabar juga,” urai dia dengan raut wajah bingung dan mata berkaca.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Salapian, Ipda Mimpin Ginting mengakui, ada dapat kabar lembaga rehabilitasi kehilangan pasien. Alasannya, kata dia, karena pasien tersebut memukul orang dan kabur dari lembaga rehabilitasi.

Dia menepis, jika disebut Polsek Salapian menolak laporan Masnida. “Laporannya bukan tidak kami terima, (laporan) sudah kami terima dalam bentuk pengaduan masyarakat,” kata Mimpin.

“Kalau dia berbentuk LP, itu laporan untuk tindak pidana. Sementara persoalan inikan belum ada pidananya,” tambah dia.

Menurut Kanit, pihaknya sudah melakukan pencarian. Dia menilai, pasien dapat melarikan diri karena lembaga tersebut tak memiliki pagar.

Disinggung sudah lama keberadaan lembaga, dia tidak memberi jawaban pasti. Kanit mengarahkan wartawan untuk bertanya langsung kepada lembaga.

“Kabarnya (Apriandi) ada di Kuta Gajah. Sekarang anggota kita sudah meluncur ke lokasi,” pungkasnya. (ted)

LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Niat Masnida (47) untuk menyembuhkan suami, Apriadi Sopian (47) dari depresi, berujung petaka. Pasalnya, sang suami yang dititip untuk penyembuhan tidak keliatan dari tempat rehabilitasi gangguan jiwa/narkoba di Dusun Pelamboyan/Sei Wampu, Pamah Durian, Kutambaru, Langkat.

Bahkan sudah sebulan berlalu, keberadaan Apriandi belum diketahui di mana rimbanya. Meski demikian, si istri tetap berusaha.

Bahkan, membuat Laporan ke Polsek Salapian. Tapi sayang, laporannya tidak naik menjadi laporan polisi.

Hanya menjadi pengaduan masyarakat (dumas). Pasangan suami istri ini berasal dari Kota Kutacane, Kabupaten Aceh Tenggara.

Diceritakan Masnida, depresi yang diidap suaminya menimbulkan keresahan di tengah masyarakat. Karenanya, keluarga sepakat untuk mengobati dan membawanya ke Kota Binjai, tepatnya Jalan MT Haryono, Binjai Utara.

Namun, mereka mengalami sejumlah kendala. Keluarga pun berembuk lagi dan akhirnya sepakat membawa Aprianda ke Lembaga Hidayah Wampu sembari berharap sembuh.

“Kami pun kemudian menghubungi pengelola lembaga, Susi. Sepakat mereka menjemput suami saya dari Binjai pada Rabu 16 Desember 2020,” kata Masnida kepada wartawan di Kutambaru, Langkat, Selasa (2/2).

Dia menitipkan suami ke lembaga tersebut bukan sekadar cuma-cuma. “Kami menyediakan dana administrasi sebesar Rp5 juta dan uang makan selama sebulan Rp500 ribu,” bebernya.

Selain itu, sambung Masinda, pihak lembaga meminta perjanjian agar tidak menuntut jika pasien meninggal dunia. “Perjanjian itu kami buat dan uang administrasi serta uang makan satu bulan sudah kami kasih. Setelah itu suami saya dijemput,” ujar dia.

Sepekan kemudian, Masnida berkomunikasi dengan Susi. Dalam obrolan tersebut, aku Masnida, Susi meminta bekal makanan dan alas tidur untuk suaminya.

Oleh si istri, mengamini permintaan suami yang disampaikan oleh Susi. “Bekal dan alas tidur saya kirim ke Toko Perabot Abadi, Jalan T Amir Hamzah, Binjai. Lokasi pengiriman sesuai petunjuk Bu Susi,” bebernya.

Nahas terjadi setelah tak lama Masnida menyerahkan barang tersebut. Pihak lembaga menyatakan, suaminya hilang.

“Alasan mereka karena kami kirimkan paket makanan dan alas tidur. Katanya (Susi), suami saya kecewa sudah tidak dianggap keluarga,” kata dia.

“Belakangan, alasan mereka suami saya lari, setelah berkelahi di dalam lembaga. Jadi enggak tahu mana yang benar,” bebernya.

Karena hal ini, Masnida mendatangi Polsek Salapian untuk membuat laporan orang hilang dan kelalaian lembaga. Dia menilai, lembaga rehabilitasi tidak bertanggung jawab dengan keberadaan suaminya.

Namun, Polsek Salapian belum dapat menerbitkan bukti laporan polisi untuk Masnida. Alasannya, karena belum memiliki unsur pidana dan suaminya belum tentu dinyatakan hilang.

“Kata polisi, mereka koordinasi dulu ke pihak lembaga. Karena polisi bilang, suami saya belum tentu hilang,” beber Masinda dengan raut wajah bingung.

Masnida kembali berusaha. Dia kembali mendatangi Polsek Salapian, Selasa (2/2). Namun, Polsek Salapian belum juga dapat menerima laporannya dengan alasan, suaminya masih dicari.

“Kata polisi suami saya ada di Kuta Gajah. Tapi sampai sore saya tunggu, enggak ada kabar juga,” urai dia dengan raut wajah bingung dan mata berkaca.

Sementara, Kanit Reskrim Polsek Salapian, Ipda Mimpin Ginting mengakui, ada dapat kabar lembaga rehabilitasi kehilangan pasien. Alasannya, kata dia, karena pasien tersebut memukul orang dan kabur dari lembaga rehabilitasi.

Dia menepis, jika disebut Polsek Salapian menolak laporan Masnida. “Laporannya bukan tidak kami terima, (laporan) sudah kami terima dalam bentuk pengaduan masyarakat,” kata Mimpin.

“Kalau dia berbentuk LP, itu laporan untuk tindak pidana. Sementara persoalan inikan belum ada pidananya,” tambah dia.

Menurut Kanit, pihaknya sudah melakukan pencarian. Dia menilai, pasien dapat melarikan diri karena lembaga tersebut tak memiliki pagar.

Disinggung sudah lama keberadaan lembaga, dia tidak memberi jawaban pasti. Kanit mengarahkan wartawan untuk bertanya langsung kepada lembaga.

“Kabarnya (Apriandi) ada di Kuta Gajah. Sekarang anggota kita sudah meluncur ke lokasi,” pungkasnya. (ted)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/