25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Dominasi Ngogesa, Keraguan Saleh Bangun

Perhelatan Pilkada bupati dan wakil bupati Langkat 2014-2019 tinggal 27 pekan. Geliat bakal calon kursi nomor satu masih didominasi Bupati Langkat incumbent Ngogesa Sitepu. Satu nama yang ditunggu sebagai pesaing adalah Saleh Bangun.

TERCATAT pada awal pekan April ini, Bupati Langkat incumbent Ngo gesa Sitepu terlihat   mendominasi pencalonan melalui tahapan penjaringan partai-partai yang membuka pendaftaran bagi balon bupati.

Kendati ada nama lain, seperti Abdul Azis yang maju lewat jalur independen atau Budiono yang saat ini mendampingi Ngogesa memimpin Pemkab Langkat. Indikasi dominasi Ngogesa ini  dimulai dari kecepatan masuknya dia dalam setiap pembukaan penjaringan parpol. Tentulah Ngogesa punya harapan besar agar lolos di seluruh penjaringan calon bupati yang dibuka sejumlah parpol besar.

Paling akhir, pada momen pelantikan DPD PAN Langkat periode 2010-2014 di gedung Pegnasos Stabat, kemarin, Ketua DPD PAN Sumut Syah Affandin mengisyaratkan partai berlambang matahari itu tertarik menjadikan Ngogesa sebagai jagoannya.

“Kita sudah tahu sepak terjang pak Ngogesa selama memimpin Langkat. Hasilnya tak buruk tapi malah membanggakan. Pantas rasanya mengusung dia (Ngogesa) menjadi bupati pada periode kedua,” tegas Syah Affandin.

Begitupun nama Ngogesa tak mendominasi sendiri. Hingar bingar pertarungan kursi langkat 1 ini juga mengarah pada figur Saleh Bangun yang kini menjabat pimpinan DPRD Sumut. Keikutsertaan Saleh meramaikan pentas Pilbup Langkat memang baru sebatas rumor. Hanya saja rumor itu semakin hari semakin kencang. Saleh, misalnya, belum mendaftarkan diri ke parpol manapun, termasuk Partai Demokrat, seperti yang gencar dilakukan Ngogesa.
Akan halnya Budiono agaknya sudah siap menabuh genderang perang secara terbuka dengan Ngogesa. Tampaknya sejoli politik ini sepakat menyudahi lima tahun perkoncoan mereka di Pemkab Langkat. Budiono secara resmi mendaftar ke penjaringan Partai Hanura dan PDIP. Partai terakhir ini sempat juga mengganjal Budiono sekadar mendaftar penjaringan. Entah betul atau tidak, alasan pengurus PDIP saat itu kunci kantor ketinggalan di rumah.
Dari jalur independen, tercatat nama Abdul Azis hingga kini masih berupaya melengkapi persyaratan. Pertarungan politik meramaikan bursa Langkat 1 agaknya relatif sepi dibandingkan Pilkada di kabupaten/kota lain di Sumut. Ragam analisis dikemukakan atas kondisi tersebut. Alasan terbanyak adalah keengganan bertarung dengan calon bupati  incumbent.

“Bicara hitungan sederhana jelas Ngogesa berpeluang besar terpilih kembali. Ya, lihat saja dari kegetolannya mengikuti setiap pendaftaran partai. Calon yang lain tidak ada yang sepede  dia. Posisinya incumbent juga amat menguntungkan. Mungkin banyak yang ragu bertarung dengan dia,” ujar Sucipto, warga Langkat yang mengikuti perkembangan Pilkada secara detail di harian Sumut Pos.

Strategi Ngogesa mendaftar di seluruh parpol yang buka penjaringan, sebut Sucipto, adalah sinyal kuat bagi lawan-lawan politik soal kedekatannya dengan para pengurus parpol sejak dia memimpin Langkat.

Jika demikian petanya bukan tak mungkin pula Pilbup Langkat akan menyuguhkan pesta demokrasi ‘ecek-ecek’ lantaran tak ada lawan tanding. Artinya, lawan sengaja diciptakan agar Pilkada tetap dilaksanakan. Sebab mustahil KPUD menyelenggarakan Pilkada bila tak ada pihak yang saling bertarung.
Dalam catatan Sumut Pos, Ngogesa sudah mendaftar ke tiga parpol yakni Partai Golkar, PDIP, PAN, dan Hanura. Adapun wakilnya Budiono juga mendaftar ke Hanura dan PDIP. Dua nama lain yang mengapung ke permukaan hanya berkompetisi di levelcalon wakil bupati. Mereka adalah Ketua DPC PDIP Syafri, dan Kaban Kesbangpolinmas Pemkab Langkat, Sulistianto.

Lantas dimana Saleh Bangun yang dinanti-nanti publik Langkat dan dianggap pemerhati politik lokal sebagai pesaing berat Ngogesa? Mungkin Saleh Bangun masih diliputi keragu-raguan. Menghitung kemampuan atau mengukur kemungkinan memang. Wajar saja mengingat popularitas Partai Demokrat berada di tubir jurang belakangan ini.

Toh Pilkada tak mutlak bicara popularitas parpol, ada faktor figur di sana. Begitupun bukan politik namanya bila tak ada ‘akrobat’. Setiap detik selalu penuh manuver. Kita tunggu saja…(ojie)

Perhelatan Pilkada bupati dan wakil bupati Langkat 2014-2019 tinggal 27 pekan. Geliat bakal calon kursi nomor satu masih didominasi Bupati Langkat incumbent Ngogesa Sitepu. Satu nama yang ditunggu sebagai pesaing adalah Saleh Bangun.

TERCATAT pada awal pekan April ini, Bupati Langkat incumbent Ngo gesa Sitepu terlihat   mendominasi pencalonan melalui tahapan penjaringan partai-partai yang membuka pendaftaran bagi balon bupati.

Kendati ada nama lain, seperti Abdul Azis yang maju lewat jalur independen atau Budiono yang saat ini mendampingi Ngogesa memimpin Pemkab Langkat. Indikasi dominasi Ngogesa ini  dimulai dari kecepatan masuknya dia dalam setiap pembukaan penjaringan parpol. Tentulah Ngogesa punya harapan besar agar lolos di seluruh penjaringan calon bupati yang dibuka sejumlah parpol besar.

Paling akhir, pada momen pelantikan DPD PAN Langkat periode 2010-2014 di gedung Pegnasos Stabat, kemarin, Ketua DPD PAN Sumut Syah Affandin mengisyaratkan partai berlambang matahari itu tertarik menjadikan Ngogesa sebagai jagoannya.

“Kita sudah tahu sepak terjang pak Ngogesa selama memimpin Langkat. Hasilnya tak buruk tapi malah membanggakan. Pantas rasanya mengusung dia (Ngogesa) menjadi bupati pada periode kedua,” tegas Syah Affandin.

Begitupun nama Ngogesa tak mendominasi sendiri. Hingar bingar pertarungan kursi langkat 1 ini juga mengarah pada figur Saleh Bangun yang kini menjabat pimpinan DPRD Sumut. Keikutsertaan Saleh meramaikan pentas Pilbup Langkat memang baru sebatas rumor. Hanya saja rumor itu semakin hari semakin kencang. Saleh, misalnya, belum mendaftarkan diri ke parpol manapun, termasuk Partai Demokrat, seperti yang gencar dilakukan Ngogesa.
Akan halnya Budiono agaknya sudah siap menabuh genderang perang secara terbuka dengan Ngogesa. Tampaknya sejoli politik ini sepakat menyudahi lima tahun perkoncoan mereka di Pemkab Langkat. Budiono secara resmi mendaftar ke penjaringan Partai Hanura dan PDIP. Partai terakhir ini sempat juga mengganjal Budiono sekadar mendaftar penjaringan. Entah betul atau tidak, alasan pengurus PDIP saat itu kunci kantor ketinggalan di rumah.
Dari jalur independen, tercatat nama Abdul Azis hingga kini masih berupaya melengkapi persyaratan. Pertarungan politik meramaikan bursa Langkat 1 agaknya relatif sepi dibandingkan Pilkada di kabupaten/kota lain di Sumut. Ragam analisis dikemukakan atas kondisi tersebut. Alasan terbanyak adalah keengganan bertarung dengan calon bupati  incumbent.

“Bicara hitungan sederhana jelas Ngogesa berpeluang besar terpilih kembali. Ya, lihat saja dari kegetolannya mengikuti setiap pendaftaran partai. Calon yang lain tidak ada yang sepede  dia. Posisinya incumbent juga amat menguntungkan. Mungkin banyak yang ragu bertarung dengan dia,” ujar Sucipto, warga Langkat yang mengikuti perkembangan Pilkada secara detail di harian Sumut Pos.

Strategi Ngogesa mendaftar di seluruh parpol yang buka penjaringan, sebut Sucipto, adalah sinyal kuat bagi lawan-lawan politik soal kedekatannya dengan para pengurus parpol sejak dia memimpin Langkat.

Jika demikian petanya bukan tak mungkin pula Pilbup Langkat akan menyuguhkan pesta demokrasi ‘ecek-ecek’ lantaran tak ada lawan tanding. Artinya, lawan sengaja diciptakan agar Pilkada tetap dilaksanakan. Sebab mustahil KPUD menyelenggarakan Pilkada bila tak ada pihak yang saling bertarung.
Dalam catatan Sumut Pos, Ngogesa sudah mendaftar ke tiga parpol yakni Partai Golkar, PDIP, PAN, dan Hanura. Adapun wakilnya Budiono juga mendaftar ke Hanura dan PDIP. Dua nama lain yang mengapung ke permukaan hanya berkompetisi di levelcalon wakil bupati. Mereka adalah Ketua DPC PDIP Syafri, dan Kaban Kesbangpolinmas Pemkab Langkat, Sulistianto.

Lantas dimana Saleh Bangun yang dinanti-nanti publik Langkat dan dianggap pemerhati politik lokal sebagai pesaing berat Ngogesa? Mungkin Saleh Bangun masih diliputi keragu-raguan. Menghitung kemampuan atau mengukur kemungkinan memang. Wajar saja mengingat popularitas Partai Demokrat berada di tubir jurang belakangan ini.

Toh Pilkada tak mutlak bicara popularitas parpol, ada faktor figur di sana. Begitupun bukan politik namanya bila tak ada ‘akrobat’. Setiap detik selalu penuh manuver. Kita tunggu saja…(ojie)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/