25.1 C
Medan
Tuesday, June 18, 2024

Lagi, Warga Diimbau Tidak Mudik

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebiasaan jelang bulan puasa dan Idul Fitri, masyarakat selalu disibukkan dengan ritual mudik ke kampung halaman. Namun tahun ini, masyarakat diajak tidak mudik, baik dari kota ke desa maupun desa ke kota. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Tidak mudik lebaran, bukanlah berarti menghilangkan nilai-nilai ukhuwah lebaran. Yang terpenting adalah menambah nilai ibadah untuk menciptakan kemaslahatan jiwa bersama,” kata tokoh masyarakat Sumut, Dr H Nispul Khoiri, yang juga Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumut, kepada wartawan, Kamis (2/4).

Menurut Nispul, butuh kesadaran masyarakat untuk mematuhi imbauan tidak mudik, sebagai wujud perjuangan bersama melawan virus corona. “Pencegahan virus corona butuh andil masyarakat, seperti melakukan social distancing dan psychal distancing,” katanyan

Senada, tokoh agama Tuan Guru Batak, Dr Ahmad Sabbana Elrahmaniy Rajagukguk, mengajak masyarakat Sumut tidak mudik saat Idul Fitri 1441 H. Hal itu sebagai partisipasi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

“Dalam waktu yang relatif singkat, puluhan ribu manusia meninggal dunia akibat virus ini. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat membantu pemerintah dan aparat negara, untuk menahan diri tidak mudik. Itu cara ampuh mengurangi jatuhnya korban corona,” ujarnya.

Menurutnya, khidmat puasa dan lebaran tidak akan berkurang jika pun tidak mudik ke kampung halaman. “Jadikan momen ini sebagai bentuk kasih sayang kita terhadap keluarga, dengan tidak menularkan virus,” tandasnya, sembari mendoakan semoga bencana ini cepat berlalu.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan imbauan pemerintah. Menurutnya, menjaga kampung halaman tetap sehat, itu sangat penting.

“Masyarakat diimbau agar tidak mudik, karena virus corona berpindah karena dibawa manusia. Pergerakan manusia yang tidak terkendali dapat menimbulkan banyak permasalahan. Jadilah pahlawan. Lindungi diri anda, lindungi keluarga anda, lindungi tetangga anda, lindungi bangsa anda. Saya yakin, kami yakin, kita yakin pasti bisa melewati ini semua,” ujar Aris.

Bandara KNIA Tidak Tutup

Terkait pandemi Covid-19, sebagian counter dan kios di Bandara Kualanamu Deliserdang, telah tutup. Meski demikian, KNIA sebagai pintu gerbang pelabuhan udara di Sumut, tidak ikut ditutup.

PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Kualanamu Deliserdang, menegaskan keputusan buka atau tutup bandara, adalah kewenangan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

“Dan belum ada informasi yang kami terima terkait penutupan KNIA akibat dampak corona. Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) KNIA sebagai operator dan fasilitator di bandara, patuh dan tunduk dari aturan-aturan penerbangan yang ada di Kemenhub RI selaku regulator penerbangan sipil di Indonesia,” kata Executive General Manager Bandara KNIA, Djodi Prasetyo, Kamis (2/4).

Ia menegaskan, bandar udara merupakan obyek vital yang tidak hanya melayani penerbangan untuk penumpang, tetapi juga melayani angkutan kargo, logistik, dan pos yang dibutuhkan oleh masyarakat Prasetyo.

“Bandara juga mempunyai fungsi sebagai bandara alternatif (alternate aerodrome) bagi penerbangan yang mengalami kendala teknis maupun operasional, melayani penerbangan untuk penanganan kesehatan/medis (medivac evacuation) serta untuk penerbangan yang mengangkut sampel infection substance Covid-19,” katanya.

Ia menyebutkan, keputusan buka atau tutup bandar udara harus diperhitungkan secara matang oleh berbagai pihak, dengan juga melihat peran suatu bandara di suatu wilayah.

Dan sampai saat ini, KNIA masih beroperasi normal dalam melayani penerbangan. “Tetapi apabila ada kebijakan terbaru dari Kemenhub terkait operasional bandara, sudah pasti kami akan menjalankannya,” jelas Djodi Prasetyo. (ris/btr)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Kebiasaan jelang bulan puasa dan Idul Fitri, masyarakat selalu disibukkan dengan ritual mudik ke kampung halaman. Namun tahun ini, masyarakat diajak tidak mudik, baik dari kota ke desa maupun desa ke kota. Tujuannya, untuk mencegah penyebaran Covid-19.

“Tidak mudik lebaran, bukanlah berarti menghilangkan nilai-nilai ukhuwah lebaran. Yang terpenting adalah menambah nilai ibadah untuk menciptakan kemaslahatan jiwa bersama,” kata tokoh masyarakat Sumut, Dr H Nispul Khoiri, yang juga Ketua PW Ikatan Sarjana Nahdlatul Ulama (ISNU) Sumut, kepada wartawan, Kamis (2/4).

Menurut Nispul, butuh kesadaran masyarakat untuk mematuhi imbauan tidak mudik, sebagai wujud perjuangan bersama melawan virus corona. “Pencegahan virus corona butuh andil masyarakat, seperti melakukan social distancing dan psychal distancing,” katanyan

Senada, tokoh agama Tuan Guru Batak, Dr Ahmad Sabbana Elrahmaniy Rajagukguk, mengajak masyarakat Sumut tidak mudik saat Idul Fitri 1441 H. Hal itu sebagai partisipasi memutus mata rantai penyebaran virus corona.

“Dalam waktu yang relatif singkat, puluhan ribu manusia meninggal dunia akibat virus ini. Oleh karena itu, saya mengajak seluruh masyarakat membantu pemerintah dan aparat negara, untuk menahan diri tidak mudik. Itu cara ampuh mengurangi jatuhnya korban corona,” ujarnya.

Menurutnya, khidmat puasa dan lebaran tidak akan berkurang jika pun tidak mudik ke kampung halaman. “Jadikan momen ini sebagai bentuk kasih sayang kita terhadap keluarga, dengan tidak menularkan virus,” tandasnya, sembari mendoakan semoga bencana ini cepat berlalu.

Juru Bicara Gugus Tugas Penanganan Covid-19 Sumut, dr Aris Yudhariansyah meminta masyarakat untuk disiplin menerapkan imbauan pemerintah. Menurutnya, menjaga kampung halaman tetap sehat, itu sangat penting.

“Masyarakat diimbau agar tidak mudik, karena virus corona berpindah karena dibawa manusia. Pergerakan manusia yang tidak terkendali dapat menimbulkan banyak permasalahan. Jadilah pahlawan. Lindungi diri anda, lindungi keluarga anda, lindungi tetangga anda, lindungi bangsa anda. Saya yakin, kami yakin, kita yakin pasti bisa melewati ini semua,” ujar Aris.

Bandara KNIA Tidak Tutup

Terkait pandemi Covid-19, sebagian counter dan kios di Bandara Kualanamu Deliserdang, telah tutup. Meski demikian, KNIA sebagai pintu gerbang pelabuhan udara di Sumut, tidak ikut ditutup.

PT Angkasa Pura II sebagai pengelola Bandara Kualanamu Deliserdang, menegaskan keputusan buka atau tutup bandara, adalah kewenangan Ditjen Perhubungan Udara Kemenhub.

“Dan belum ada informasi yang kami terima terkait penutupan KNIA akibat dampak corona. Kantor Cabang PT Angkasa Pura II (Persero) KNIA sebagai operator dan fasilitator di bandara, patuh dan tunduk dari aturan-aturan penerbangan yang ada di Kemenhub RI selaku regulator penerbangan sipil di Indonesia,” kata Executive General Manager Bandara KNIA, Djodi Prasetyo, Kamis (2/4).

Ia menegaskan, bandar udara merupakan obyek vital yang tidak hanya melayani penerbangan untuk penumpang, tetapi juga melayani angkutan kargo, logistik, dan pos yang dibutuhkan oleh masyarakat Prasetyo.

“Bandara juga mempunyai fungsi sebagai bandara alternatif (alternate aerodrome) bagi penerbangan yang mengalami kendala teknis maupun operasional, melayani penerbangan untuk penanganan kesehatan/medis (medivac evacuation) serta untuk penerbangan yang mengangkut sampel infection substance Covid-19,” katanya.

Ia menyebutkan, keputusan buka atau tutup bandar udara harus diperhitungkan secara matang oleh berbagai pihak, dengan juga melihat peran suatu bandara di suatu wilayah.

Dan sampai saat ini, KNIA masih beroperasi normal dalam melayani penerbangan. “Tetapi apabila ada kebijakan terbaru dari Kemenhub terkait operasional bandara, sudah pasti kami akan menjalankannya,” jelas Djodi Prasetyo. (ris/btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/