26 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Sambut Halal Bihalal Keluarga Besar Kesultanan Asahan

Gubernur Ingatkan Sejarah Bangsa Melayu Melawan Penindasan

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, menyambut kehadiran Keluarga Besar Kesultanan Asahan dalam rangka Halal Bihalal 1444 Hijriah di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Sabtu (29/4) lalu.

Hadir di antaranya Tuanku Kamal Abraham Abdul Djalil Rahmadsyah Alhaj, Sultan Asahan 12, Sultan Langkat, Deli, Serdang, Dato’ Prof Djohar Arifin, serta tokoh Melayu lainnya, bersama seratusan keluarga besar Kesultanan Asahan.

Dalam sambutannya, Edy menyampaikan, keberadaan bangsa Melayu, khusunya di Pantai Timur Sumut, membuktikan betapa peran kerajaan atau kesultanan yang ada di sepanjang jalur pesisir ini, mengiringi perkembangan peradaban masyarakat. Warisan budaya yang ada sampai sekarang, merupakan peninggalan sejarah serta simbol keberadaan suku ini di tengah masyarakat.

“Saya ingin semua kesultanan Melayu ini, mulai dari Langkat sampai ke Labuhan, bersatu dan saling menguatkan,” harap Edy.

Khusus untuk Kesultanan Asahan, Edy menyampaikan, tentang banyaknya peninggalan sejarah peradaban Melayu, seperti di Kabupaten Asahan maupun Kota Tanjungbalai, yang dulunya merupakan satu wilayah administratif.

Selain itu, Edy juga telah merencanakan bagaimana pakaian khas Melayu, Teluk Belanga dan Baju Kurung, bisa dijadikan seragam bagi pegawai setiap satu hari dalam sepekan. Sehingga budaya Melayu tetap lestari hingga masa mendatang. “Saya minta waktu nanti kita ketemu membahas ini (penguatan budaya Melayu) bersama, semua tokoh-tokoh Melayu di Sumut,” harapnya, seraya menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri 1444 Hijriah kepada hadirin keluarga besar Kesultanan Asahan dan para undangan.

Sementara Sultan Asahan 12, Tuanku Kamal Abraham Abdul Djalil Rahmadsyah Alhaj, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Gubernur Sumut, yang memberikan perhatian terhadap perkembangan kebudayaan Melayu, serta keberadaan penerus kesultanan Melayu, khususnya Asahan.

“Terima kasih kepada Gubernur yang telah memfasilitasi tempat ini untuk acara Halal Bihalal Keluarga Besar Kesultanan Asahan. Semoga kita bertemu lagi pada Ramadan berikutnya,” katanya.

Selain itu, Tuanku Kamal juga mengatakan, banyak sekali peninggalan sejarah kesultanan yang ada di Kabupaten Asahan maupun Kota Tanjungbalai. Mengingat kedudukan kerajaan yang berasal dari Kesultanan Iskandar Muda berada di wilayah ini.

“Kami ingin peninggalan yang masih ada seperti Istana dan Masjid Raya di Tanjungbalai itu, bisa dijadikan warisan budaya (dirawat). Kepada pemerintah setempat sudah kami sampaikan hal itu, semoga bisa diwujudkan. Sebab kondisinya perlu perbaikan. Apalagi Pak Gubernur juga mendukung hal itu,” jelasnya lagi.

Usai sambutan, acara diisi dengan makan bersama dan mendengarkan hiburan lagu-lagu Melayu Asahan. Serta ditutup dengan Tausyiah oleh Ustad Abdul Muhadir Ritonga. (rel/saz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Gubernur Sumut Edy Rahmayadi, menyambut kehadiran Keluarga Besar Kesultanan Asahan dalam rangka Halal Bihalal 1444 Hijriah di Aula Tengku Rizal Nurdin, Rumah Dinas Gubernur Sumut, Jalan Sudirman Nomor 41 Medan, Sabtu (29/4) lalu.

Hadir di antaranya Tuanku Kamal Abraham Abdul Djalil Rahmadsyah Alhaj, Sultan Asahan 12, Sultan Langkat, Deli, Serdang, Dato’ Prof Djohar Arifin, serta tokoh Melayu lainnya, bersama seratusan keluarga besar Kesultanan Asahan.

Dalam sambutannya, Edy menyampaikan, keberadaan bangsa Melayu, khusunya di Pantai Timur Sumut, membuktikan betapa peran kerajaan atau kesultanan yang ada di sepanjang jalur pesisir ini, mengiringi perkembangan peradaban masyarakat. Warisan budaya yang ada sampai sekarang, merupakan peninggalan sejarah serta simbol keberadaan suku ini di tengah masyarakat.

“Saya ingin semua kesultanan Melayu ini, mulai dari Langkat sampai ke Labuhan, bersatu dan saling menguatkan,” harap Edy.

Khusus untuk Kesultanan Asahan, Edy menyampaikan, tentang banyaknya peninggalan sejarah peradaban Melayu, seperti di Kabupaten Asahan maupun Kota Tanjungbalai, yang dulunya merupakan satu wilayah administratif.

Selain itu, Edy juga telah merencanakan bagaimana pakaian khas Melayu, Teluk Belanga dan Baju Kurung, bisa dijadikan seragam bagi pegawai setiap satu hari dalam sepekan. Sehingga budaya Melayu tetap lestari hingga masa mendatang. “Saya minta waktu nanti kita ketemu membahas ini (penguatan budaya Melayu) bersama, semua tokoh-tokoh Melayu di Sumut,” harapnya, seraya menyampaikan ucapan selamat Idul Fitri 1444 Hijriah kepada hadirin keluarga besar Kesultanan Asahan dan para undangan.

Sementara Sultan Asahan 12, Tuanku Kamal Abraham Abdul Djalil Rahmadsyah Alhaj, menyampaikan apresiasi dan rasa terima kasih kepada Gubernur Sumut, yang memberikan perhatian terhadap perkembangan kebudayaan Melayu, serta keberadaan penerus kesultanan Melayu, khususnya Asahan.

“Terima kasih kepada Gubernur yang telah memfasilitasi tempat ini untuk acara Halal Bihalal Keluarga Besar Kesultanan Asahan. Semoga kita bertemu lagi pada Ramadan berikutnya,” katanya.

Selain itu, Tuanku Kamal juga mengatakan, banyak sekali peninggalan sejarah kesultanan yang ada di Kabupaten Asahan maupun Kota Tanjungbalai. Mengingat kedudukan kerajaan yang berasal dari Kesultanan Iskandar Muda berada di wilayah ini.

“Kami ingin peninggalan yang masih ada seperti Istana dan Masjid Raya di Tanjungbalai itu, bisa dijadikan warisan budaya (dirawat). Kepada pemerintah setempat sudah kami sampaikan hal itu, semoga bisa diwujudkan. Sebab kondisinya perlu perbaikan. Apalagi Pak Gubernur juga mendukung hal itu,” jelasnya lagi.

Usai sambutan, acara diisi dengan makan bersama dan mendengarkan hiburan lagu-lagu Melayu Asahan. Serta ditutup dengan Tausyiah oleh Ustad Abdul Muhadir Ritonga. (rel/saz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/