32 C
Medan
Friday, June 28, 2024

8 Rumah Ludes Terbakar di Barak Sinabung, Gaji ke-13 Pensiunan Tentara Ikut Ludes

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sersan Kepala (Serka) Purnawirawan (Purn) Suriyono Kaslan, menjadi salah satu dari 8 korban kebakaran yang rumahnya ludes dilalap sijago merah di Barak Sinabung, Asrama Eks 121, Jalan Askela, Lingkungan IX, Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara, Senin (1/7) malam.

Pensiunan TNI yang terakhir kedinasan di Koramil 17/Binjai Timur ini berusaha tegar atas musibah yang menimpanya.

Semua harta benda Suriyono ludes terbakar. “Tidak ada yang tersisa. Surat-surat pensiunan pun terbakar semuanya. Tinggal baju yang dipakai inilah,” kata pria berusia 62 tahun ini, saat ditemui Sumut Pos, Selasa (2/7) pukul 10.30 WIB.

Pagi hari sebelum kebakaran, kakek 4 cucu ini berangkat ke Medan dari Binjai. Persisnya ke Bank Yudha Bhakti di Jalan Brigjen Katamso, Medan Maimun. Dia mengambil gaji ke-13 yang sudah bisa dicairkan. Nilainya sebesar Rp2,9 juta. Pria 4 anak ini senang menerimanya dan pulang ke rumah dengan hati gembira.

Dari jumlah itu, Suriyono menyerahkan kepada istrinya, Mariani (60) senilai Rp2 juta. Jelang salat Isya, Suriyono beranjak ke musala di asrama tersebut untuk mengumandangkan adzan. Jaraknya sekitar 10 meter dari rumah.

Usai salat Isya, petaka itu datang. “Di rumah ada 5 orang. Ada anak beserta cucu. Kemungkinan kejadiannya pas lagi salat Isya. Saya enggak tahu persis, karena ke musala,” ujar Suriyono. “Siap salat, ada yang bilang pak pak, barak terbakar,” kenang dia.

Purnawirawan TNI yang dinas terakhir pada 2011 lalu, bergegas mencari anak istri dan cucunya. Puji syukur, keluarganya selamat.

Dia juga sempat membawa keluarganya ke tempat yang aman, di Lapangan Basket Asrama Eks 121 tersebut. Namun sayang, harta bendanya ludes terbakar. Surat-surat penting pun tak ketinggalan.

Bahkan, gaji 13 yang disimpan Mariani dalam lemari juga ludes terbakar. “Istri saya shok malam saat kejadian kebakaran. Lalu dibawa ke rumah sakit tadi malam di Artha Medica. Cuma enggak bisa. Surat-surat penting habis terbakar. Askes dan surat pensiun pun lenyap,” kata Suriyono.

Meski berupaya tegar, Suriyono tak dapat menahan sedihnya. Saat berbincang dengan Sumut Pos, air mata Suriyono jatuh ke pipi. Dia buru-buru mengelapnya dengan baju tangan pendek warna putih motif garis-garis yang dikenakannya.

Pun demikian, mata Suriyono juga memerah. Dia masih sedih atas musibah kebakaran tersebut. “Istri jadinya dibawa ke Klinik Ayu di Pasar X, Tanjung Jati,” sambung dia.

Sejak pensiun, Suriyono mengajarkan senam untuk masyarakat lanjut usia. Walau sudah tahu tidak ada yang terselamatkan, Suriyono tetap mencari harta yang dapat diselamatkan.

Puing-puing kebakaran di rumahnya disisir Suriyono. Saat menyisir, dia melihat beberapa lembar uang dari gaji 13 yang terbakar. “Enggak bisa dipakai lagi. Jangan dibuang kata orang Kodim. Bisa ditukar ke bank,” kata dia.

“Belum sempat dinikmati gaji 13 tadi. Ada yang tidak terbakar (ditemukan) tapi enggak bisa dipakai lagi,” tambah dia.

Kini, Suriyono dan istri menetap di kediaman anaknya, Jalan Cempaka, Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara, untuk sementara waktu. “Saya berharap agar pemerintah dapat membantu kami. Ke depannya juga belum bagaimana kelanjutannya,” kata dia.

Sementara, pascakebakaran BPBD sudah mendirikan tiga tenda berukuran jumbo sejak kemarin (1/7) malam. Satu tenda dari ketiganya dijadikan dapur umum.

Menurut Menejer Pusdalops BPBD Kota Binjai, Supardi Tamba, pihaknya akan stand by di lokasi kebakaran selama seminggu ke depan. Selama itu, BPBD Kota Binjai menyiapkan makanan untuk korban bencana kebakaran.

“Air bersih juga disediakan di posko sementara selama seminggu ini. Kepling diminta untuk stand by. Kami diperintahkan untuk tetap melakukan kontrol,” jelasnya.

Sebelum kebakaran ini terjadi diduga akibat meledaknya tabung gas dari Rumah Rahim. Sekitar pukul 19.00 WIB, istri Rahim, Sri Rahayu Darmawanto sedang di dapur dan diikuti dengan ledakan tabung gas.

Anak Rahim pun keluar sembari teriak kompornya meledak. Rahim saat itu tengah berjualan bakso di Pasar Malam, tak jauh dari rumahnya. Teriakan kompor gas meledak juga undang perhatian warga lain.

Tak ayal, masyarakat berbondong-bondong datang untuk menjinakkan sijago merah. Tak lama berselang, 7 unit mobil pemadam kebakaran dan puluhan petugas BPBD Kota Binjai tiba. Mereka langsung berjibaku memadamkan api. Pukul 21.15 WIB, sijago merah berhasil dijinakkan. Kerugian ditaksir sekitar Rp500 juta. (ted/han)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Sersan Kepala (Serka) Purnawirawan (Purn) Suriyono Kaslan, menjadi salah satu dari 8 korban kebakaran yang rumahnya ludes dilalap sijago merah di Barak Sinabung, Asrama Eks 121, Jalan Askela, Lingkungan IX, Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara, Senin (1/7) malam.

Pensiunan TNI yang terakhir kedinasan di Koramil 17/Binjai Timur ini berusaha tegar atas musibah yang menimpanya.

Semua harta benda Suriyono ludes terbakar. “Tidak ada yang tersisa. Surat-surat pensiunan pun terbakar semuanya. Tinggal baju yang dipakai inilah,” kata pria berusia 62 tahun ini, saat ditemui Sumut Pos, Selasa (2/7) pukul 10.30 WIB.

Pagi hari sebelum kebakaran, kakek 4 cucu ini berangkat ke Medan dari Binjai. Persisnya ke Bank Yudha Bhakti di Jalan Brigjen Katamso, Medan Maimun. Dia mengambil gaji ke-13 yang sudah bisa dicairkan. Nilainya sebesar Rp2,9 juta. Pria 4 anak ini senang menerimanya dan pulang ke rumah dengan hati gembira.

Dari jumlah itu, Suriyono menyerahkan kepada istrinya, Mariani (60) senilai Rp2 juta. Jelang salat Isya, Suriyono beranjak ke musala di asrama tersebut untuk mengumandangkan adzan. Jaraknya sekitar 10 meter dari rumah.

Usai salat Isya, petaka itu datang. “Di rumah ada 5 orang. Ada anak beserta cucu. Kemungkinan kejadiannya pas lagi salat Isya. Saya enggak tahu persis, karena ke musala,” ujar Suriyono. “Siap salat, ada yang bilang pak pak, barak terbakar,” kenang dia.

Purnawirawan TNI yang dinas terakhir pada 2011 lalu, bergegas mencari anak istri dan cucunya. Puji syukur, keluarganya selamat.

Dia juga sempat membawa keluarganya ke tempat yang aman, di Lapangan Basket Asrama Eks 121 tersebut. Namun sayang, harta bendanya ludes terbakar. Surat-surat penting pun tak ketinggalan.

Bahkan, gaji 13 yang disimpan Mariani dalam lemari juga ludes terbakar. “Istri saya shok malam saat kejadian kebakaran. Lalu dibawa ke rumah sakit tadi malam di Artha Medica. Cuma enggak bisa. Surat-surat penting habis terbakar. Askes dan surat pensiun pun lenyap,” kata Suriyono.

Meski berupaya tegar, Suriyono tak dapat menahan sedihnya. Saat berbincang dengan Sumut Pos, air mata Suriyono jatuh ke pipi. Dia buru-buru mengelapnya dengan baju tangan pendek warna putih motif garis-garis yang dikenakannya.

Pun demikian, mata Suriyono juga memerah. Dia masih sedih atas musibah kebakaran tersebut. “Istri jadinya dibawa ke Klinik Ayu di Pasar X, Tanjung Jati,” sambung dia.

Sejak pensiun, Suriyono mengajarkan senam untuk masyarakat lanjut usia. Walau sudah tahu tidak ada yang terselamatkan, Suriyono tetap mencari harta yang dapat diselamatkan.

Puing-puing kebakaran di rumahnya disisir Suriyono. Saat menyisir, dia melihat beberapa lembar uang dari gaji 13 yang terbakar. “Enggak bisa dipakai lagi. Jangan dibuang kata orang Kodim. Bisa ditukar ke bank,” kata dia.

“Belum sempat dinikmati gaji 13 tadi. Ada yang tidak terbakar (ditemukan) tapi enggak bisa dipakai lagi,” tambah dia.

Kini, Suriyono dan istri menetap di kediaman anaknya, Jalan Cempaka, Kelurahan Pahlawan, Binjai Utara, untuk sementara waktu. “Saya berharap agar pemerintah dapat membantu kami. Ke depannya juga belum bagaimana kelanjutannya,” kata dia.

Sementara, pascakebakaran BPBD sudah mendirikan tiga tenda berukuran jumbo sejak kemarin (1/7) malam. Satu tenda dari ketiganya dijadikan dapur umum.

Menurut Menejer Pusdalops BPBD Kota Binjai, Supardi Tamba, pihaknya akan stand by di lokasi kebakaran selama seminggu ke depan. Selama itu, BPBD Kota Binjai menyiapkan makanan untuk korban bencana kebakaran.

“Air bersih juga disediakan di posko sementara selama seminggu ini. Kepling diminta untuk stand by. Kami diperintahkan untuk tetap melakukan kontrol,” jelasnya.

Sebelum kebakaran ini terjadi diduga akibat meledaknya tabung gas dari Rumah Rahim. Sekitar pukul 19.00 WIB, istri Rahim, Sri Rahayu Darmawanto sedang di dapur dan diikuti dengan ledakan tabung gas.

Anak Rahim pun keluar sembari teriak kompornya meledak. Rahim saat itu tengah berjualan bakso di Pasar Malam, tak jauh dari rumahnya. Teriakan kompor gas meledak juga undang perhatian warga lain.

Tak ayal, masyarakat berbondong-bondong datang untuk menjinakkan sijago merah. Tak lama berselang, 7 unit mobil pemadam kebakaran dan puluhan petugas BPBD Kota Binjai tiba. Mereka langsung berjibaku memadamkan api. Pukul 21.15 WIB, sijago merah berhasil dijinakkan. Kerugian ditaksir sekitar Rp500 juta. (ted/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/