27 C
Medan
Monday, October 21, 2024
spot_img

PLTA Asahan III Beroperasi 2015

Berdaya 174 MW, Hemat Rp2,7 T per Tahun

PORSEA- Proyek pengerjaan PLTA Asahan III saat ini tengah dikebut.  Proses konstruksinya melalui pekerjaan prasarana PLTA berupa pekerjaan akses jalan (access road) dan base camp yang sudah ditandatangani kontrak konstruksinya sejak 10 Desember 2010 lalu, sudah dilakukan meski belum rampung.

Progres pekerjaan akses jalan terlambat dari target yang harus dicapai 79,5 persen pada Oktober 2011 ini, sayangnya baru tercapai 17,37 persen.
“Dana untuk pekerjaan access road dan base camp mulai Februari 2011 sampai dengan September 2011 sebesar Rp2,23 miliar dalam bentuk upah tenaga kerja, sewa rumah dan peralatan/fasilitas warga. Belum termasuk manfaat yang dirasakan masyarakat dan dunia usaha dalam bentuk pekerjaan sub kontrak untuk access road dan base camp,” ujar Manager Proyek PLTA Asahan III Robert Aprianto Purba saat peresmian Pencanangan Pembangunan Pos Polisi di Kampung Batumamak, Desa Meranti Utara, Kabupaten Toba Samosir, Selasa (2/2), kemarin.

Keterlambatan proses pengerjaannya karena pengadaan tanah dan spoil bank. Kontrak access road seyogianya selesai mada Maret 2012, namun terlambat 9 bulan menjadi Desember 2012. Sedangkan kontrak base camp, progresnya sudah mencapat 63,32 persen sesuai dengan rencana. “Diharapkan base camp selesai Maret 2012, ternyata dapat dipercepat kemungkinan selesai pada Januari atau Februari 2012,” harapnya.
Menyoal keterlambatan pembebasan tanah, sambungnya, mulai dari Maret 2011 sampai saat ini belum ada tambahan tanah yang dibebaskan. Dari total luas tapak proyek PLTA Asahan III seluas 210 hektar, baru dapat dibebaskan P2T Toba Samosir dan P2T Asahan hanya seluas 16 hektar atau baru 8,9 persen dari luas tanah yang dibebaskan.

Sedangkan nilai investasi untuk pekerjaan prasarana PLTA, kata Robert, sebesar Rp259 miliar yang sudah diinvestasikan di wilayah Kabupaten Toba Samosir dalam pembangunan prasana PLTA Asahan III. Total nilai investasi pembangunan PLTA Asahan III dengan kapasitas 2×87 MW (total = 174 MW) adalah diperkirakan sebesar JPY 27,6 juta atau setara kira-kira Rp2,7 triliun yang akan diinvestasikan di Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Asahan.
“Dana pinjaman murah sudah disediakan pemerintah melalui Loan Agreement dari JICA Jepang INO-532 sejak tahun 2006 dengan bunga sangat rendah yaitu 0,75% per tahun selama 40 tahun dan grass period (periode tidak membayar cicilan) selama 10 tahun pertama,” bilang Robert lagi.

PLTA Asahan diharapkan beroperasi Oktober 2015. Unit pertama PLTA Asahan III sebesar 87 MW akan beroperasi dan diikuti unit kedua sebesar 87 MW lagi  pada November 2015. Nantinya, energi listrik sebesar 174 MW yang dibangkitkan PLTA Asahan III akan dikirimkan ke GITET Simangkuk untuk selanjutnya dialirkan kepada seluruh konsumen di Sumatera Utara. Sedangkan energi sebesar 10 MW melayani kebutuhan masyarakat di sekitar lokasi proyek PLTA Asahan III dengan ketentuan dan tarif yang berlaku.

“Dengan ketersediaan energi listrik di switchyard PLTA Asahan III, maka masyarakat Desa Tangga sampai ke Pulo Raja/Kisaran serta masyarakat Desa Meranti Utara sampai ke Porsea akan dilayani PLTA Asahan III dengan kualitas pelayanan yang lebih baik. Kalau saat ini pemadaman sering terjadi karena kekurangan daya, gangguan pohon, dan jarak dari GI terdekat sekitar 100 km, maka nantinya setelah operasi PLTA asahan III pada tahun 2015, kualitas pelayanan PLN dapat ditingkatkan,” ujarnya.

Jika PLTA nantinya beroperasi, maka mampu menghemat Rp2,7 triliun per tahun dengan asumsi produksi energy dari PLTA Asahan III 2×87 MW adalah sebesar 1.477 GWh per tahun. Penghematan ini diperoleh dari selisih biaya operasi bila PLN menggunakan bahan bakar minyak ataupun gas dengan biaya operasi PLTA dengan menggunakan air sungai Asahan. “Dengan demikian, potensi ini sangat bermanfaat untuk program pembangunan lainnya, bahkan setiap tahun kita dapat membangun pembangkit dengan kapasitas hampir 200 MW melalui penghematan ini,” kata Robert. (ila)

Berdaya 174 MW, Hemat Rp2,7 T per Tahun

PORSEA- Proyek pengerjaan PLTA Asahan III saat ini tengah dikebut.  Proses konstruksinya melalui pekerjaan prasarana PLTA berupa pekerjaan akses jalan (access road) dan base camp yang sudah ditandatangani kontrak konstruksinya sejak 10 Desember 2010 lalu, sudah dilakukan meski belum rampung.

Progres pekerjaan akses jalan terlambat dari target yang harus dicapai 79,5 persen pada Oktober 2011 ini, sayangnya baru tercapai 17,37 persen.
“Dana untuk pekerjaan access road dan base camp mulai Februari 2011 sampai dengan September 2011 sebesar Rp2,23 miliar dalam bentuk upah tenaga kerja, sewa rumah dan peralatan/fasilitas warga. Belum termasuk manfaat yang dirasakan masyarakat dan dunia usaha dalam bentuk pekerjaan sub kontrak untuk access road dan base camp,” ujar Manager Proyek PLTA Asahan III Robert Aprianto Purba saat peresmian Pencanangan Pembangunan Pos Polisi di Kampung Batumamak, Desa Meranti Utara, Kabupaten Toba Samosir, Selasa (2/2), kemarin.

Keterlambatan proses pengerjaannya karena pengadaan tanah dan spoil bank. Kontrak access road seyogianya selesai mada Maret 2012, namun terlambat 9 bulan menjadi Desember 2012. Sedangkan kontrak base camp, progresnya sudah mencapat 63,32 persen sesuai dengan rencana. “Diharapkan base camp selesai Maret 2012, ternyata dapat dipercepat kemungkinan selesai pada Januari atau Februari 2012,” harapnya.
Menyoal keterlambatan pembebasan tanah, sambungnya, mulai dari Maret 2011 sampai saat ini belum ada tambahan tanah yang dibebaskan. Dari total luas tapak proyek PLTA Asahan III seluas 210 hektar, baru dapat dibebaskan P2T Toba Samosir dan P2T Asahan hanya seluas 16 hektar atau baru 8,9 persen dari luas tanah yang dibebaskan.

Sedangkan nilai investasi untuk pekerjaan prasarana PLTA, kata Robert, sebesar Rp259 miliar yang sudah diinvestasikan di wilayah Kabupaten Toba Samosir dalam pembangunan prasana PLTA Asahan III. Total nilai investasi pembangunan PLTA Asahan III dengan kapasitas 2×87 MW (total = 174 MW) adalah diperkirakan sebesar JPY 27,6 juta atau setara kira-kira Rp2,7 triliun yang akan diinvestasikan di Kabupaten Toba Samosir dan Kabupaten Asahan.
“Dana pinjaman murah sudah disediakan pemerintah melalui Loan Agreement dari JICA Jepang INO-532 sejak tahun 2006 dengan bunga sangat rendah yaitu 0,75% per tahun selama 40 tahun dan grass period (periode tidak membayar cicilan) selama 10 tahun pertama,” bilang Robert lagi.

PLTA Asahan diharapkan beroperasi Oktober 2015. Unit pertama PLTA Asahan III sebesar 87 MW akan beroperasi dan diikuti unit kedua sebesar 87 MW lagi  pada November 2015. Nantinya, energi listrik sebesar 174 MW yang dibangkitkan PLTA Asahan III akan dikirimkan ke GITET Simangkuk untuk selanjutnya dialirkan kepada seluruh konsumen di Sumatera Utara. Sedangkan energi sebesar 10 MW melayani kebutuhan masyarakat di sekitar lokasi proyek PLTA Asahan III dengan ketentuan dan tarif yang berlaku.

“Dengan ketersediaan energi listrik di switchyard PLTA Asahan III, maka masyarakat Desa Tangga sampai ke Pulo Raja/Kisaran serta masyarakat Desa Meranti Utara sampai ke Porsea akan dilayani PLTA Asahan III dengan kualitas pelayanan yang lebih baik. Kalau saat ini pemadaman sering terjadi karena kekurangan daya, gangguan pohon, dan jarak dari GI terdekat sekitar 100 km, maka nantinya setelah operasi PLTA asahan III pada tahun 2015, kualitas pelayanan PLN dapat ditingkatkan,” ujarnya.

Jika PLTA nantinya beroperasi, maka mampu menghemat Rp2,7 triliun per tahun dengan asumsi produksi energy dari PLTA Asahan III 2×87 MW adalah sebesar 1.477 GWh per tahun. Penghematan ini diperoleh dari selisih biaya operasi bila PLN menggunakan bahan bakar minyak ataupun gas dengan biaya operasi PLTA dengan menggunakan air sungai Asahan. “Dengan demikian, potensi ini sangat bermanfaat untuk program pembangunan lainnya, bahkan setiap tahun kita dapat membangun pembangkit dengan kapasitas hampir 200 MW melalui penghematan ini,” kata Robert. (ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/