29 C
Medan
Sunday, October 20, 2024
spot_img

Bangunan Tak Layak akan Dibongkar

istimewa for SUMUT POS
TURUN: Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH turun meninjau lokasi penginapan longsor di Pemandian Air Panas Daun Paris, Raja Berneh, Kebupaten Karo.

KARO ,SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH turun meninjau lokasi penginapan longsor di Pemandian Air Panas Daun Paris, Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kebupaten Karo. Terkelin mengaku sangat prihatin dan berdukacita sedalam-dalamnya atas kejadian yang memakan korban tewas itu.

“Kita doakan semoga keluarga korban yang meninggal bisa tabah dan sabar. Semoga korban yang luka-luka juga lekas sembuh,” kata Terkelin yang didampingi Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara dan Camat Merdeka Terang Ukur br Surbakti.

Ke depan, lanjut Terkelin, pihaknya melalui camat dan Muspika akan mendata kembali lokasi-lokasi yang tidak layak mendirikan bangunan, di lokasi pemandian Sidebuk-debuk.

“Masih banyak bangunan di pemandian yang tak layak di lokasi. Seperti materialnya terbuat dari kayu dan menyerupai gubuk. Dibangun dengan gundukan tanah, bukit dan tebing, dengan dinding batu kecil dan besat sebagai sebagai penahan tanah. Ini akan kita tertibkan, karena dikhawatirkan akan mengancam keselamatan para tamu. Intinya kita tidak mau kejadian seperti ini terulang,” tegasnya.

Terkelin menegaskan, dirinya sudah meminta camat dan Muspika tekait untuk bersinergi membentuk tim, dan mendata bangunan-bangunan yang tidak layak dan mengancam keselamatan pengunjung/wisatawan. “Pengusaha wisata yang melanggar akan segera ditindak,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara, yang langsung menyiapkan pasukan reaksi cepat untuk menanggulangi kejadian. “Info awal yang saya dapat, peristiwa ini karena bencana alam. Makanya saya langsung turun bersama anggota dan sudah siap menyiapkan posko dan tenda,” ujarnya.

Ternyata setiba di lokasi, peristiwa ini bukan bencana alam, tapi akibat kelalaian pengusaha pemandian yang ceroboh dan tak menjaga keamanan pengunjungnya. “Untuk itu saya sampaikan, kejadian ini bukan bencana alam. Tetapi musibah,”tegasnya.

Dikatakan Rizal, semua proses penyelidikan telah diserahkan pihaknya ke pihak kepolisian.”Ke depan saya tadi sudah izin ke Pak Bupati akan kita bentuk tim bersama Polsek dan Koramil, untuk mendata lokasi yang bangunannya tak layak di pemandian ini. Kita akan patroli. Jika ada akan kita bongkar. Wisatawan datang ke sini untuk berlibur, bukan untuk menyerahkan nyawa,” tegasnya.

Anggota DPRD Karo, Thomas Joverson Ginting, yang juga datang ke lokasi mengatakan pihaknya akan kritis terhadap Pemda Karo, khususnya bagian perizinan dan pariwisata. DPRD Karo juga akan mengusut, apakah pengelolaan dan perizinan pemandian Daun Paris tersebut. “Kita akan usut apakah pemandian ini sesuai dengan peraturan dan perizinan. Adakah izinya beroperasi dan izin bangunan yang tidak sesuai konstruksi,” ujarnya.

Dia juga meminta Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk menertibkan SKPD-nya yang membidangi masalah ini. “Jangan biarkan. Kalau perlu silakan data semua pemandian mana yang melanggar aturan. Lebih bagus dibongkar seperti kata pak Dandim, dari pada nyawa orang hilang begitu saja karena kelalaian pengusaha,” pungkasnya.

Hujan Masih Terjadi di Pegunungan
Terpisah, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan menyebut, curah hujan masih tinggi di daerah pegunungan di Sumatera Utara.

“Memasuki peralihan musim, hujan masih terjadi namun bersifat lokal. Hujan lebat Minggu pagi itu sudah kita beri peringatan dini sejak Sabtu sore. Sudah kita informasikan untuk daerah seperti di Karo dan daerah pegunungan lain, “ ucap Kepala Bidang Data dan Informasi MKG Wilayah I Medan, Syahnan, kepada Sumut Pos, Minggu (2/11).

Syahnan menjelaskan, hujan deras disertai angin kencang itu terjadi karena tekanan rendah di Laut Cina Selatan belum berakhir. Begitu juga dengan sirkulasi eddy dan sebagainya. “Meski mulai menjauh, namun belum berakhir,” katanya.

Hujan bersifat lokal dengan intensitas sedang sampai lebat, kata Syahnan, masih terjadi khususnya pada malam hari. Meski begitu, ini intesitas hujan di Sumatera Utara mulai menurun. Khususnya di daerah Pantai Timur. Bahkan saat ini sudah memasuki masa peralihan, karena puncak musim hujan diperkirakan terjadi akhir November 2018 kemarin.

Selain daerah pegunungan, daerah pantai barat juga masih ada hujan. “Kalau di pantai timur, seperti di Asahan tadi malam, anginnya kencang namun hujannya tidak lebat,” lanjut Syahnan.

Soal banjir bandang akibat hujan deras yang terjadi di Angkola Selatan, Tapanuli Selatan, Kamis (29/11), menurut Syahnan, curah hujan di Tapanuli Selatan umumnya berada pada kategori sedang (21–50 mm/hari). Berdasarkan analisis secara meteorologis, adanya gangguan cuaca berupa sirkulasi eddy di wilayah Sumatera bagian selatan.

“Terjadinya penumpukan massa udara dan meningkatkan peluang terbentuknya awan konvektif penyebab hujan yang signifikan di wilayah Lereng Barat dan Pegunungan Sumatera Utara. Berdasar analisis secara klimatologis, curah hujan yang terjadi pada dasarian III November 2018 merupakan kondisi normal dibandingkan dengan rata–rata selama 5 tahun terakhir, “ tandas Syahnan. (deo/ain)

istimewa for SUMUT POS
TURUN: Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH turun meninjau lokasi penginapan longsor di Pemandian Air Panas Daun Paris, Raja Berneh, Kebupaten Karo.

KARO ,SUMUTPOS.CO – Bupati Karo Terkelin Brahmana, SH turun meninjau lokasi penginapan longsor di Pemandian Air Panas Daun Paris, Raja Berneh, Desa Semangat Gunung, Kecamatan Merdeka, Kebupaten Karo. Terkelin mengaku sangat prihatin dan berdukacita sedalam-dalamnya atas kejadian yang memakan korban tewas itu.

“Kita doakan semoga keluarga korban yang meninggal bisa tabah dan sabar. Semoga korban yang luka-luka juga lekas sembuh,” kata Terkelin yang didampingi Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara dan Camat Merdeka Terang Ukur br Surbakti.

Ke depan, lanjut Terkelin, pihaknya melalui camat dan Muspika akan mendata kembali lokasi-lokasi yang tidak layak mendirikan bangunan, di lokasi pemandian Sidebuk-debuk.

“Masih banyak bangunan di pemandian yang tak layak di lokasi. Seperti materialnya terbuat dari kayu dan menyerupai gubuk. Dibangun dengan gundukan tanah, bukit dan tebing, dengan dinding batu kecil dan besat sebagai sebagai penahan tanah. Ini akan kita tertibkan, karena dikhawatirkan akan mengancam keselamatan para tamu. Intinya kita tidak mau kejadian seperti ini terulang,” tegasnya.

Terkelin menegaskan, dirinya sudah meminta camat dan Muspika tekait untuk bersinergi membentuk tim, dan mendata bangunan-bangunan yang tidak layak dan mengancam keselamatan pengunjung/wisatawan. “Pengusaha wisata yang melanggar akan segera ditindak,” tandasnya.

Hal senada juga dikatakan Dandim 0205/TK Letkol Inf Taufik Rizal Batubara, yang langsung menyiapkan pasukan reaksi cepat untuk menanggulangi kejadian. “Info awal yang saya dapat, peristiwa ini karena bencana alam. Makanya saya langsung turun bersama anggota dan sudah siap menyiapkan posko dan tenda,” ujarnya.

Ternyata setiba di lokasi, peristiwa ini bukan bencana alam, tapi akibat kelalaian pengusaha pemandian yang ceroboh dan tak menjaga keamanan pengunjungnya. “Untuk itu saya sampaikan, kejadian ini bukan bencana alam. Tetapi musibah,”tegasnya.

Dikatakan Rizal, semua proses penyelidikan telah diserahkan pihaknya ke pihak kepolisian.”Ke depan saya tadi sudah izin ke Pak Bupati akan kita bentuk tim bersama Polsek dan Koramil, untuk mendata lokasi yang bangunannya tak layak di pemandian ini. Kita akan patroli. Jika ada akan kita bongkar. Wisatawan datang ke sini untuk berlibur, bukan untuk menyerahkan nyawa,” tegasnya.

Anggota DPRD Karo, Thomas Joverson Ginting, yang juga datang ke lokasi mengatakan pihaknya akan kritis terhadap Pemda Karo, khususnya bagian perizinan dan pariwisata. DPRD Karo juga akan mengusut, apakah pengelolaan dan perizinan pemandian Daun Paris tersebut. “Kita akan usut apakah pemandian ini sesuai dengan peraturan dan perizinan. Adakah izinya beroperasi dan izin bangunan yang tidak sesuai konstruksi,” ujarnya.

Dia juga meminta Bupati Karo Terkelin Brahmana untuk menertibkan SKPD-nya yang membidangi masalah ini. “Jangan biarkan. Kalau perlu silakan data semua pemandian mana yang melanggar aturan. Lebih bagus dibongkar seperti kata pak Dandim, dari pada nyawa orang hilang begitu saja karena kelalaian pengusaha,” pungkasnya.

Hujan Masih Terjadi di Pegunungan
Terpisah, Balai Besar Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (MKG) Wilayah I Medan menyebut, curah hujan masih tinggi di daerah pegunungan di Sumatera Utara.

“Memasuki peralihan musim, hujan masih terjadi namun bersifat lokal. Hujan lebat Minggu pagi itu sudah kita beri peringatan dini sejak Sabtu sore. Sudah kita informasikan untuk daerah seperti di Karo dan daerah pegunungan lain, “ ucap Kepala Bidang Data dan Informasi MKG Wilayah I Medan, Syahnan, kepada Sumut Pos, Minggu (2/11).

Syahnan menjelaskan, hujan deras disertai angin kencang itu terjadi karena tekanan rendah di Laut Cina Selatan belum berakhir. Begitu juga dengan sirkulasi eddy dan sebagainya. “Meski mulai menjauh, namun belum berakhir,” katanya.

Hujan bersifat lokal dengan intensitas sedang sampai lebat, kata Syahnan, masih terjadi khususnya pada malam hari. Meski begitu, ini intesitas hujan di Sumatera Utara mulai menurun. Khususnya di daerah Pantai Timur. Bahkan saat ini sudah memasuki masa peralihan, karena puncak musim hujan diperkirakan terjadi akhir November 2018 kemarin.

Selain daerah pegunungan, daerah pantai barat juga masih ada hujan. “Kalau di pantai timur, seperti di Asahan tadi malam, anginnya kencang namun hujannya tidak lebat,” lanjut Syahnan.

Soal banjir bandang akibat hujan deras yang terjadi di Angkola Selatan, Tapanuli Selatan, Kamis (29/11), menurut Syahnan, curah hujan di Tapanuli Selatan umumnya berada pada kategori sedang (21–50 mm/hari). Berdasarkan analisis secara meteorologis, adanya gangguan cuaca berupa sirkulasi eddy di wilayah Sumatera bagian selatan.

“Terjadinya penumpukan massa udara dan meningkatkan peluang terbentuknya awan konvektif penyebab hujan yang signifikan di wilayah Lereng Barat dan Pegunungan Sumatera Utara. Berdasar analisis secara klimatologis, curah hujan yang terjadi pada dasarian III November 2018 merupakan kondisi normal dibandingkan dengan rata–rata selama 5 tahun terakhir, “ tandas Syahnan. (deo/ain)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru