30 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

40 Anak di Langkat Terkapar Keracunan

Usai Makan Siomay

LANGKAT- Sebanyak 40-an orang anak Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Langkat, Selasa (3/1) diduga keracunan usai mengkonsumsi siomay, yang dijual warga setempat di sekitar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 053980. Akibatnya, anak-anak tersebut mengalami muntah dan sakit perut.

Dari jumlah korban tersebut, 10 diantaranya terpaksa dievakuasi dengan menggunakan sampan (boat) ke Dusun Pematang Buluh, Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang, Langkat. Korban dibaringkan di dermaga dengan tenaga medis Puskesmas setempat. Tapi, akibat minimnya peralatan dan obat-obatan korban hanya dibaringkan diatas pelataran dermaga dan dipasang infus.

Selain itu, ada warga lainnya terpaksa merujuk anaknya ke RS Asia Medica Binjai karena khawatir.  Seperti dilakukan, Usman (34) mengaku, peristiwa berawal dari jajanan bakso. “Pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, anak-anak beli jajanan siomay (bakso) di jual seorang warga dekat sekolah, selang beberapa jam memakan bakso sekitar pukul 13.00 WIB, anakku muntah-muntah seperti keracunan, begitu juga dengan puluhan anak laimnya,” beber dia seraya mengaku anak pedagang yang infonya baru kali pertama dagang siomay menjadi korban.

Amatan wartawan di dermaga Batang Buluh, sekitar dua jam delapan korban terlantar, selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Secanggang menggunakan mobil pick up guna perawatan intensif.    Mirisnya, saat bersamaan Camat Kecamatan Secanggang, Ibnu Hajar tidak tampak di lokasi. Begitu juga dengan Sekretaris Camat (Sekcam) tak kelihatan di lokasi. Akibat hal itu, warga di lokasi tersebut menggerutu.
“Parah kali Pak Camat ini, masak ada warganya yang kena musibah masal seperti ini tidak tanggap,” keluh warga.
Camat Secanggang Ibnu Hajar ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku sedang di luar kota. “Saya lagi diluar kota, jadi nggak sempat datang,” ucapnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID) Langkat, Ernis Syafrin, di lokasi mengaku kecewa dengan Camat Secanggang yang tidak tangap akan warganya.

“Kenapa camatnya atau mewakili tidak ada di tempat, inikan persoalan nyawa lagi pula korbannya anak-anak. Kalau seperti ini sikap seorang kepala kecamatan sudah selayaknya Bupati Langkat mengevaluasi kerjanya, apalagi Langkat diwacanakan kabupaten layak anak (KLA) bisa tidak terwujud bila tidak ada dukungan seperti ini,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun di dermaga Batang Buluh, anak-anak korban dugaan makanan siomay diantaranya, M Ananda Habib (9), Tika Ramadani (4), Trinanda Dewi (5), Faridah (13), Madina Aulia (1,7), Mawan (10), Frida (13), Ika (2,5), Ferdi (9) dirawat di RS Asia Medica-Binjai dan Nanda (9) dirawat di RSU Tanjungpura, Yazid (4), Nanda (5). Sedangkan, tiga puluh orang lagi masih dirawat di Desa Jaring Halus.

Terpisah, Kabag Humas Pemkab Langkat, Syahrizal menegaskan seluruh korban tidak akan ditanggung Pemkab Langkat untuk biaya  perobatannya. (mag-4)

Usai Makan Siomay

LANGKAT- Sebanyak 40-an orang anak Desa Jaring Halus, Kecamatan Secanggang, Langkat, Selasa (3/1) diduga keracunan usai mengkonsumsi siomay, yang dijual warga setempat di sekitar Sekolah Dasar Negeri (SDN) 053980. Akibatnya, anak-anak tersebut mengalami muntah dan sakit perut.

Dari jumlah korban tersebut, 10 diantaranya terpaksa dievakuasi dengan menggunakan sampan (boat) ke Dusun Pematang Buluh, Desa Tanjung Ibus Kecamatan Secanggang, Langkat. Korban dibaringkan di dermaga dengan tenaga medis Puskesmas setempat. Tapi, akibat minimnya peralatan dan obat-obatan korban hanya dibaringkan diatas pelataran dermaga dan dipasang infus.

Selain itu, ada warga lainnya terpaksa merujuk anaknya ke RS Asia Medica Binjai karena khawatir.  Seperti dilakukan, Usman (34) mengaku, peristiwa berawal dari jajanan bakso. “Pagi, sekitar pukul 10.00 WIB, anak-anak beli jajanan siomay (bakso) di jual seorang warga dekat sekolah, selang beberapa jam memakan bakso sekitar pukul 13.00 WIB, anakku muntah-muntah seperti keracunan, begitu juga dengan puluhan anak laimnya,” beber dia seraya mengaku anak pedagang yang infonya baru kali pertama dagang siomay menjadi korban.

Amatan wartawan di dermaga Batang Buluh, sekitar dua jam delapan korban terlantar, selanjutnya dirujuk ke Puskesmas Secanggang menggunakan mobil pick up guna perawatan intensif.    Mirisnya, saat bersamaan Camat Kecamatan Secanggang, Ibnu Hajar tidak tampak di lokasi. Begitu juga dengan Sekretaris Camat (Sekcam) tak kelihatan di lokasi. Akibat hal itu, warga di lokasi tersebut menggerutu.
“Parah kali Pak Camat ini, masak ada warganya yang kena musibah masal seperti ini tidak tanggap,” keluh warga.
Camat Secanggang Ibnu Hajar ketika dikonfirmasi melalui sambungan telepon mengaku sedang di luar kota. “Saya lagi diluar kota, jadi nggak sempat datang,” ucapnya.

Ketua Komisi Perlindungan Anak Daerah (KPAID) Langkat, Ernis Syafrin, di lokasi mengaku kecewa dengan Camat Secanggang yang tidak tangap akan warganya.

“Kenapa camatnya atau mewakili tidak ada di tempat, inikan persoalan nyawa lagi pula korbannya anak-anak. Kalau seperti ini sikap seorang kepala kecamatan sudah selayaknya Bupati Langkat mengevaluasi kerjanya, apalagi Langkat diwacanakan kabupaten layak anak (KLA) bisa tidak terwujud bila tidak ada dukungan seperti ini,” ujarnya.
Berdasarkan data yang dihimpun di dermaga Batang Buluh, anak-anak korban dugaan makanan siomay diantaranya, M Ananda Habib (9), Tika Ramadani (4), Trinanda Dewi (5), Faridah (13), Madina Aulia (1,7), Mawan (10), Frida (13), Ika (2,5), Ferdi (9) dirawat di RS Asia Medica-Binjai dan Nanda (9) dirawat di RSU Tanjungpura, Yazid (4), Nanda (5). Sedangkan, tiga puluh orang lagi masih dirawat di Desa Jaring Halus.

Terpisah, Kabag Humas Pemkab Langkat, Syahrizal menegaskan seluruh korban tidak akan ditanggung Pemkab Langkat untuk biaya  perobatannya. (mag-4)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/