25 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Calo Bantuan Sosial Diciduk Jaksa

Mantan Kabiro Keuangan Pemprovsu akan Diperiksa  

LANGKAT- Kejari Stabat menangkap Wan Muhammad Daud Baqi alias Daud (40), warga Jalan Bambu Runcing, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Selasa (3/1). Daud diduga terlibat sebagi calo mengurus bantuan sosial (bansos) ke sekolah agama.

“Berdasarkan informasi serta pendalaman kasus yang ditangani Kejari Stabat tersangka terkait dugaan jaringan calo mengurus bansos. Nah, setelah keakurasiannya cukup pelaku kita amankan beserta barang bukti,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Stabat, Firmansyah.

Menurutnya, tersangka disebut-sebut pengurus salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM). Saat diamankan dari Daud diperoleh barang bukti Rp100 juta diduga hasil memainkan dana bansos serta satu unit handphone. Hingga kemarin (3/1) malam, Daud masih diperiksa intensif petugas Kejari Stabat.

Selasa (3/1) siang, petugas menerima informasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurul Iman di Desa Sei Ular Kecamatan Secanggang Langkat mengambil jatah bansos Rp200 juta yang telah ditransfer melalui Bank Sumut di Stabat. Kesempatan tersebut dimanfaatkan dan berhasil menangkap tangan pelaku yang menerima uang jasa 50 persen (Rp100 juta) kepada Akhyar, pengelola sekolah yang sedang mencairkan uang bansos.  “Ya, memang tertangkap tangan pelaku di sekitar Bank Sumut Stabat,” kata Firmansyah.

Sementara itu, Mantan Kepala Biro Keuangan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Muhammad Syafi’i dijadwalkan juga akan menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Sumut, Rabu (4/1) hari ini, terkait dugaan korupsi.

Syafi’i akan diperiksa dengan beberapa staf PNS aktif di Biro Umum Pemprovsu yang pernah dikepalai Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut Rajali SSos antara lain, Neman (Staf Biro Umum Pemprovsu) yang diduga menjadi orang yang banyak menukangi proses-proses tender yang tidak sesuai mekanisme yang ada, Amin (Bendahara di Biro Umum), Dahler (bendahara di Sekretariat Biro Umum), Sihombing (Kabag tata usaha di Biro Umum Pemprovsu).
“Laporannya baru tadi diserahkan ke Reskrimsus. Apakah itu korupsi atau tidak, masih kita selidiki” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Krimsus) Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, Selasa (3/1) malam. “Mungkin besok (hari ini) ada pemeriksaan,” sambungnya. (ari/mag-4)

Datangi Pemprovsu

Sebanyak 50 ormas maupun yayasan, mendatangi ruangan Biro Keuangan Provsu Lantai II Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro, Medan dalam rangka menuntut pencairan dana Bansos untuk direalisasikan, menjelang perayaan tahun baru lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, Selasa (3/12) malam, sekitar 50 ormas dan yayasan mencak-mencak dikarenakan dana hibah Bantuan Sosial (Bansos) Pemprovsu yang telah disetujui di P-APBD tahun 2011, tak direalisasikan kepada 50 lembaga kemasyarakatan maupun yayasan oleh Biro Keuangan. Padahal proposal mereka telah masuk ke biro tersebut.

“Suasana saat itu memanas, ketika staf biro keuangan tak mampu menjelaskan alasan tak direalisasikannya dana hibah tersebut,” ujar salah seorang sumber.

Dikatakannya, bahkan muncul teriakan-teriakan bakar Biro Binsos, Biro Keuangan dari elemen masyarakat itu. Untungnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu Nurdin Lubis dan beberapa anggota DPRD Sumut datang ke ruangan Biro Binsos. Akhirnya amarah para masyarakat yang mendesak pencairan itu sedikit mereda.

Namun, suasana kembali memanaas ketika salah seorang staf di Biro Binsos menyeletuk dan mengatakan, ada yang sengaja menahan-nahan proposal mereka untuk tidak dicairkan.

“Bagus kalian datangi Biro Binsos, biar gak sewenang-wenang, ada yang menahan-nahan proposal itu,” ujar sumber tersebut menirukan celetukan salah seorang staf di Biro Binsos tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis yang dikonfirmasi hal itu membenarkannya. Dikatakannya, pada malam pergantian tahun ada sekira 50 elemen rakyat dan yayasan yang mendatangi Biro keuangan mempersoalakan pencairan dana hibah Bantuan Sosial (Bansos).

Namun ketika lebih jauh disinggung, wartawan apakah dana hibah tersebut  dapat dicairkan malam itu mengingat limit waktu pencairan anggaran sudah tidak memungkinkan. Nurdin berkilah, dan mengatakan, dirinya telah mengklarifikasi terhadap sejumlah media.

“Saya tadi sudah klarifikasi ke berbagai media, yang pasti itu sudah diselesaikan,” akunya.
Ketika dipertegas, mengenai dana hibah telah dicairkan pada malam itu kepada 50 eleman maupun yayasan itu, seseorang yang mendampingi Nurdin berupaya menghalang-halangi.

“Maaf Pak Sekda ada acara mau keluar,” katanya sembari mempersilahkan Nurdin Lubis memasuki Lift di lantai 9 Kantor Gubsu tersebut.

Secara terpisah, Kepala Biro Keuangan Provsu Mahmud Sagala yang hendak dikonfirmasi  tidak bisa ditemui.
“Bapak lagi sibuk nggak bisa ditemui,” ujar Gabriel Henry. Salah seorang PNS di biro tersebut. (ari/mag-4)

Mantan Kabiro Keuangan Pemprovsu akan Diperiksa  

LANGKAT- Kejari Stabat menangkap Wan Muhammad Daud Baqi alias Daud (40), warga Jalan Bambu Runcing, Kecamatan Tanjung Pura, Langkat, Selasa (3/1). Daud diduga terlibat sebagi calo mengurus bantuan sosial (bansos) ke sekolah agama.

“Berdasarkan informasi serta pendalaman kasus yang ditangani Kejari Stabat tersangka terkait dugaan jaringan calo mengurus bansos. Nah, setelah keakurasiannya cukup pelaku kita amankan beserta barang bukti,” kata Kepala Seksi Pidana Khusus Kejari Stabat, Firmansyah.

Menurutnya, tersangka disebut-sebut pengurus salah satu lembaga swadaya masyarakat (LSM). Saat diamankan dari Daud diperoleh barang bukti Rp100 juta diduga hasil memainkan dana bansos serta satu unit handphone. Hingga kemarin (3/1) malam, Daud masih diperiksa intensif petugas Kejari Stabat.

Selasa (3/1) siang, petugas menerima informasi Madrasah Ibtidaiyah Swasta (MIS) Nurul Iman di Desa Sei Ular Kecamatan Secanggang Langkat mengambil jatah bansos Rp200 juta yang telah ditransfer melalui Bank Sumut di Stabat. Kesempatan tersebut dimanfaatkan dan berhasil menangkap tangan pelaku yang menerima uang jasa 50 persen (Rp100 juta) kepada Akhyar, pengelola sekolah yang sedang mencairkan uang bansos.  “Ya, memang tertangkap tangan pelaku di sekitar Bank Sumut Stabat,” kata Firmansyah.

Sementara itu, Mantan Kepala Biro Keuangan Pemerintahan Provinsi Sumatera Utara (Pemprovsu), Muhammad Syafi’i dijadwalkan juga akan menjalani pemeriksaan di Direktorat Reserse Kriminal Khusus (Dir Reskrimsus) Polda Sumut, Rabu (4/1) hari ini, terkait dugaan korupsi.

Syafi’i akan diperiksa dengan beberapa staf PNS aktif di Biro Umum Pemprovsu yang pernah dikepalai Kepala Dinas Perhubungan (Kadishub) Sumut Rajali SSos antara lain, Neman (Staf Biro Umum Pemprovsu) yang diduga menjadi orang yang banyak menukangi proses-proses tender yang tidak sesuai mekanisme yang ada, Amin (Bendahara di Biro Umum), Dahler (bendahara di Sekretariat Biro Umum), Sihombing (Kabag tata usaha di Biro Umum Pemprovsu).
“Laporannya baru tadi diserahkan ke Reskrimsus. Apakah itu korupsi atau tidak, masih kita selidiki” kata Direktur Reserse Kriminal Khusus (Dir Krimsus) Polda Sumut Kombes Pol Sadono Budi Nugroho, Selasa (3/1) malam. “Mungkin besok (hari ini) ada pemeriksaan,” sambungnya. (ari/mag-4)

Datangi Pemprovsu

Sebanyak 50 ormas maupun yayasan, mendatangi ruangan Biro Keuangan Provsu Lantai II Kantor Gubsu, Jalan Diponegoro, Medan dalam rangka menuntut pencairan dana Bansos untuk direalisasikan, menjelang perayaan tahun baru lalu.

Berdasarkan informasi yang dihimpun Sumut Pos, Selasa (3/12) malam, sekitar 50 ormas dan yayasan mencak-mencak dikarenakan dana hibah Bantuan Sosial (Bansos) Pemprovsu yang telah disetujui di P-APBD tahun 2011, tak direalisasikan kepada 50 lembaga kemasyarakatan maupun yayasan oleh Biro Keuangan. Padahal proposal mereka telah masuk ke biro tersebut.

“Suasana saat itu memanas, ketika staf biro keuangan tak mampu menjelaskan alasan tak direalisasikannya dana hibah tersebut,” ujar salah seorang sumber.

Dikatakannya, bahkan muncul teriakan-teriakan bakar Biro Binsos, Biro Keuangan dari elemen masyarakat itu. Untungnya, Sekretaris Daerah (Sekda) Provsu Nurdin Lubis dan beberapa anggota DPRD Sumut datang ke ruangan Biro Binsos. Akhirnya amarah para masyarakat yang mendesak pencairan itu sedikit mereda.

Namun, suasana kembali memanaas ketika salah seorang staf di Biro Binsos menyeletuk dan mengatakan, ada yang sengaja menahan-nahan proposal mereka untuk tidak dicairkan.

“Bagus kalian datangi Biro Binsos, biar gak sewenang-wenang, ada yang menahan-nahan proposal itu,” ujar sumber tersebut menirukan celetukan salah seorang staf di Biro Binsos tersebut.

Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Sumatera Utara, Nurdin Lubis yang dikonfirmasi hal itu membenarkannya. Dikatakannya, pada malam pergantian tahun ada sekira 50 elemen rakyat dan yayasan yang mendatangi Biro keuangan mempersoalakan pencairan dana hibah Bantuan Sosial (Bansos).

Namun ketika lebih jauh disinggung, wartawan apakah dana hibah tersebut  dapat dicairkan malam itu mengingat limit waktu pencairan anggaran sudah tidak memungkinkan. Nurdin berkilah, dan mengatakan, dirinya telah mengklarifikasi terhadap sejumlah media.

“Saya tadi sudah klarifikasi ke berbagai media, yang pasti itu sudah diselesaikan,” akunya.
Ketika dipertegas, mengenai dana hibah telah dicairkan pada malam itu kepada 50 eleman maupun yayasan itu, seseorang yang mendampingi Nurdin berupaya menghalang-halangi.

“Maaf Pak Sekda ada acara mau keluar,” katanya sembari mempersilahkan Nurdin Lubis memasuki Lift di lantai 9 Kantor Gubsu tersebut.

Secara terpisah, Kepala Biro Keuangan Provsu Mahmud Sagala yang hendak dikonfirmasi  tidak bisa ditemui.
“Bapak lagi sibuk nggak bisa ditemui,” ujar Gabriel Henry. Salah seorang PNS di biro tersebut. (ari/mag-4)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/