LANGKAT, SUMUTPOS.CO – Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Kabuapten Langkat menggelar rapat kordinasi, untuk menjaga kestabilan harga pangan memasuki tahun 2019. Rapat koordinasi tersebut dipimpin langsung Sekdakab Langkat dr H Indra Salahudin MKes MM, selaku Pelaksana Harian TPID Langkat.
Disebutkan Indra, terkait Inflasi Bulan Nopember dan Desember 2018, diminta kepada Kepala OPD yang tergabung dalam TPID Langkat, seperti Dinas Perdagangan dan Perindustrian, Dinas Kelautan dan Perikanan Kab.Langkat dan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, memahami tentang apa itu inflasi dan maksud tujuan dari pada pengendalian inflasi.
“Agar dapat membuat program unggulan TPID yang dapat mengatasi dan pengendalian inflasi atau menjaga lonjakan harga bahan pangan di Kab.Langkat untuk Tahun Anggaran 2019,” katanya, Kamis (3/1).
Sementara Kabag Perekonomian Setdakab Langkat, H Sutrianto, Ssos MAP menerangkan, bahwa inflasi di Sumut sepanjang 2018 terkendali, sedangkan pada bulan Nopember lalu mengalami deplasi sebesar 0,51 persen. “Untuk itu dimohon kepada instansi terkait agar menyampaikan laporan dan permasalahan yang berkaitan dengan inflasi daerah guna ditindaklanjuti,” sebutnya.
Sutrianto juga mengharapkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan, Dinas Perikanan dan Kelautan dan Dinas Perdagangan dan Perindustrian membuat program unggulan TPID Kabupaten Langkat Tahun Anggaran 2019. “Berupa mesin penyimpanan bawang merah dan cabai merah controlled atmosphere storage (CAS),” katanya.
Sedangkan untuk Dinas Pertanian dan Ketahanan, agar mengawal / mengontrol Kerangka Sampleh Area (KSA) lahan persawahan Kabupaten Langkat yang sebenarnya.
Lalu Dinas Kelautan dan Perikanan menyiapkan lahan tanah lebih kurang luasnya 1.000 meter kubik untuk tempat penyimpanan ikan segar (Kolstorik).
Selanjutnya, Laporan Perkembangan Indeks Harga Konsumen/Inflasi oleh BPS Kabupaten Langkat, memaparkan, bahwa terkait dengan perkembangan Inflasi Bulan Nopember 2018 di 4 Kota IHK di Sumatera Utara mengalami Inflasi yakni Kota Sibolga sebesar 0,28 persen, Pematangsiantar sebesar 0,01 persen, Medan sebesar 0,64 persen dan Padangsidimpuan sebesar 0,50 persen.
“Dengan demikian, gabungan 4 IHK di Sumatera Utara mengalami deplasi sebesar 0,51 persen. Deplasi terjadi karena adanya penurunan harga yang ditunjukan oleh turunnya indeks tiga kelompok pengeluaran,” sebutnya.
Adapun kelompok pengeluaran yakni, sambungnya, kelompok bahan makanan sebesar 3.30 persen, kelompok sandang sebesar 0,24 persen, kelompok kesehatan sebesar 0,10%. Untuk komoditasitas utama penyumbang Deplasi/ mengalami penurunan harga selama Bulan Nopember 2018 di Medan antara lain cabai merah, cabai upah, pembantu rumah tangga, rawit, sandang, daging sapi, cabai hijau dan gula pasir.
Laporan Dinas Perdagangan dan Perindustrian Kab.Langkat menyampaikan, ketersediaan pangan dan harga pangan bulan nopember dan desember 2018 cukup tersedia dan harga pangan stabil dan terjangkau.
“Seperti beras ir.64 berkisar antara Rp10.500 sampai Rp11.000 perkilo, gula pasir Rp11.000 samapai Rp12.000 perkilo , minyak goreng curah kuning Rp.10.500 samapai Rp.11.000 perkilo , tepung roti segi tiga biru Rp.8.000 sampai Rp8.500 perkilo, telur ayam broiler Rp23.000 sampai Rp24.000 perkilo, cabai merah Rp24.000 sampai Rp28.000 perkilo, kentang Rp8.500 sampai Rp9.000 perkilo, wortel Rp4.000 sampai Rp5.000 perkilo,” terangnya.
Untuk Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan menyampaikan laporannya, bahwa ketersediaan beras bulan Oktober dan Nopember 2018 cukup tersedia, dikarena sebagian petani sudah mulai panen dengan harga padi gabah kering panen Rp4.500 sampai Rp5.000 perkoli, begitu juga Jagung pipil kering ditingkat petani seharga Rp4.500 sampai Rp5.000 perkilo. Bahkan Dinas Pertanian dan Ketahanan Pangan juga telah menyiapkan beras standart murah di Toko Tani di beberapa Kecamatan.
“Sedangkan untuk daging sapi dan daging ayam broiler (Ayam Potong) juga cukup tersedia, harga daging sapi murni Rp105.000 sampai 110.000 perkilo dan daging ayam potong Rp26.000 sampai Rp28.000 perkilo,” jelasnya. Dinas Perikanan dan Kelautan Kab.Langkat dalam laporannya, bahwa pada bulan nopember 2018 harga ikan laut masih mengalami kenaikan, hal disebabkan cuaca buruk/kurang mendukung bagi nelayan untuk melaut. “Maka harga pasar ikan tongkol Rp.23.000 perkilo, gembung kuring Rp.35.000 perkilo, biji nangka Rp.15.000 perkilo, kakap merah Rp.55.000 perkilo, udang kelong Rp.90.000 perkilo, udang kertas Rp.60.000 perkilo,” sebutnya.