KARO- Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Karo, diminta segera menghentikan operasi villa dan bangunan hotel yang tidak ramah lingkungan di kawasan Kecamatan Daolat Rakyat dan Berastagi sekitar, pasca bencana longsor yang merenggut tiga nyawa, warga Dusun Teknol, Desa Sempa Jaya, Senin (1/8) lalu.
Pasalnya, kehadiran bangunan yang mengurangi kawasan hijau, serta resapan air itu, dipastikan akan terus membawa dampak buruk, bagi kehidupan sosial masyarakat sekitar bangunan hotel dan villa mewah disekitar Kota Berastagi, Desa Sempa Jaya dan Dolat Rakyat. Perubahan iklim (cuaca ekstrim) beberapa tahun belakangan di Tanah Karo, kedepannya dikhawatirkan akan membawa bencana yang lebih besar.
Peristiwa longsor maut yang terjadi beberapa hari lalu saat sebahagian masyarakat sedang menanti salat tarawih di Dusun Teknol (Teladan), Desa Sempa Jaya kemarin, bagi sejumlah pihak dianggap murni akibat bencana alam. Tetapi berkurangnya jalur hijau yang selama ini banyak menahan laju air dirasa juga jadi latar belakang semakin kuatnya tekanan air yang menghantam daya tahan tanah.
Wakil Ketua DPRD Karo Ferianta Purba, mengatakan, pesatnya pembangunan kawasan villa dan pemukiman elite di kawasan Desa Sempa Jaya harus disadari menjadi ancaman pokok dalam upaya penyelamatan lingkungan dan keberlangsungan kehidupan masyarakat sekitarnya. Karena dalam praktiknya, kawasan villa itu sama sekali melanggar ketentuan fungsi hijau pemukiman yang harus menjadi dasar pendirian.(wan)