26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Puluhan TKI Diduga Disiksa di Kamboja, Ada Anak Binjai!

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar video di media sosial adanya tenaga kerja Indonesia (TKI) diduga mendapat penyekapan hingga penyiksaan di Kamboja. Kabarnya, ada warga Binjai yang mengalami kejadian tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai, Joko Basuki juga menerima langsung panggilan telepon dari masyarakat kota rambutan yang bekerja di sana. Pria yang akrab disapa Jobas ini bilang, melakukan komunikasi dengan anak Binjai pada Rabu (3/8) malam.

Dalam video yang dilihat sumutpos.co politisi Partai Gerindra ini bermohon kepada Presiden RI, Joko Widodo; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi hingga perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja, agar segera membantu proses kepulangan mereka.

Dia terhubung dengan pemuda asal Binjai ini bermula dari dihubungi melalui akun medsos pribadinya. Dalam laporan masyarakat Binjai ini, diduga mendapat penyiksaan di salah satu gedung pada lantai 3 dan lantai 7 di Kota Sihanoukville, Kamboja.

Menurut Jobas, video yang dilihatnya dalam kondisi panik yang diduga melakukan perlawanan karena akan mendapat penyiksaan. Dia belum mendapat penjelasan detil apa penyebab dan alasannya terkait hal tersebut.

“Dalam laporan mereka, paspor ditahan dan mereka tidak bisa bergerak kemana-mana. Mereka dikurung dalam satu gedung, juga disetrum. Kami komunikasi terburu-buru karena ketakutan,” kata Jobas.

Dari video yang dilihat, masyarakat Binjai yang bekerja di Kamboja baru beberapa minggu. Sudah melapor ke KBRI, tapi belum ditanggapi.

Namun setelah dilihat ada senjata api, baru ditanggapi. “Kami sudah mau mati di sini, disetrum,” kata TKI asal Binjai dalam video call dengan Jobas.

Dikonfirmasi Kamis (4/8), Jobas bilang, video tersebut viral dan akhirnya sudah ditanggapi KBRI. “Saya sudah telpon KBRI Pak Dudung, sudah dikondisikan mereka setelah video saya viral. Ada 83 warga Indonesia di sana dan sudah didata,” ujar dia.

Sayangnya, dia belum tahu berapa jumlah masyarakat Binjai yang tengah terkurung di sana. “Belum tahu berapa orang Binjai. Di sana juga ada orang Langkat dan Medan,” urai dia.

Menurut dia, anak Binjai yang bekerja dan terkurung di Kamboja baru beberapa bulan. Alasan mendapat kondisi demikian, menurut dia, karena mereka bekerja tidak capai target setiap bulan.

Ditanya apa pekerjaan di sana, Jobas juga belum dapat memastikan. Diduga mereka bekerja dalam aktivitas ilegal, seperti perjudian.

“Waktu sebelum berangkat, mungkin mereka diiming-imingi gaji tinggi dan kerjanya mudah. Dan sampai di sana, perjanjian kerjanya beda,” kata dia.

“Saya belum tahu paspor mereka sebagai tenaga kerja atau pelancong. Karena komunikasinya sulit. Saya berharap, negara harus melindungi warganya yang menjadi TKI, segera proses pemulangan mereka,” ujar dia. (ted/ram)

BINJAI, SUMUTPOS.CO – Beredar video di media sosial adanya tenaga kerja Indonesia (TKI) diduga mendapat penyekapan hingga penyiksaan di Kamboja. Kabarnya, ada warga Binjai yang mengalami kejadian tersebut.

Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Binjai, Joko Basuki juga menerima langsung panggilan telepon dari masyarakat kota rambutan yang bekerja di sana. Pria yang akrab disapa Jobas ini bilang, melakukan komunikasi dengan anak Binjai pada Rabu (3/8) malam.

Dalam video yang dilihat sumutpos.co politisi Partai Gerindra ini bermohon kepada Presiden RI, Joko Widodo; Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi hingga perwakilan Kedutaan Besar Republik Indonesia di Kamboja, agar segera membantu proses kepulangan mereka.

Dia terhubung dengan pemuda asal Binjai ini bermula dari dihubungi melalui akun medsos pribadinya. Dalam laporan masyarakat Binjai ini, diduga mendapat penyiksaan di salah satu gedung pada lantai 3 dan lantai 7 di Kota Sihanoukville, Kamboja.

Menurut Jobas, video yang dilihatnya dalam kondisi panik yang diduga melakukan perlawanan karena akan mendapat penyiksaan. Dia belum mendapat penjelasan detil apa penyebab dan alasannya terkait hal tersebut.

“Dalam laporan mereka, paspor ditahan dan mereka tidak bisa bergerak kemana-mana. Mereka dikurung dalam satu gedung, juga disetrum. Kami komunikasi terburu-buru karena ketakutan,” kata Jobas.

Dari video yang dilihat, masyarakat Binjai yang bekerja di Kamboja baru beberapa minggu. Sudah melapor ke KBRI, tapi belum ditanggapi.

Namun setelah dilihat ada senjata api, baru ditanggapi. “Kami sudah mau mati di sini, disetrum,” kata TKI asal Binjai dalam video call dengan Jobas.

Dikonfirmasi Kamis (4/8), Jobas bilang, video tersebut viral dan akhirnya sudah ditanggapi KBRI. “Saya sudah telpon KBRI Pak Dudung, sudah dikondisikan mereka setelah video saya viral. Ada 83 warga Indonesia di sana dan sudah didata,” ujar dia.

Sayangnya, dia belum tahu berapa jumlah masyarakat Binjai yang tengah terkurung di sana. “Belum tahu berapa orang Binjai. Di sana juga ada orang Langkat dan Medan,” urai dia.

Menurut dia, anak Binjai yang bekerja dan terkurung di Kamboja baru beberapa bulan. Alasan mendapat kondisi demikian, menurut dia, karena mereka bekerja tidak capai target setiap bulan.

Ditanya apa pekerjaan di sana, Jobas juga belum dapat memastikan. Diduga mereka bekerja dalam aktivitas ilegal, seperti perjudian.

“Waktu sebelum berangkat, mungkin mereka diiming-imingi gaji tinggi dan kerjanya mudah. Dan sampai di sana, perjanjian kerjanya beda,” kata dia.

“Saya belum tahu paspor mereka sebagai tenaga kerja atau pelancong. Karena komunikasinya sulit. Saya berharap, negara harus melindungi warganya yang menjadi TKI, segera proses pemulangan mereka,” ujar dia. (ted/ram)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/