MEDAN, SUMUTPOS.CO – Pasca Polda Sumut membongkar kasus pembalakan mangrove di Pangkalanbatu, Kabupaten Langkat, akhirnya warga membongkar dapur arangnya dengan kesadaran sendiri. Pembongkaran dapur arang tersebut dilakukan sejak Rabu (2/8) lalu, dan akan berlangsung hingga Senin (7/8) mendatang.
“Dapur yang dibongkar Rabu lalu, milik Basuki dan Surif di Lingkungan 1, Suka Damai, Pangkalanbatu. Kemudian milik Johan di Lingkungan 1, Lorong Panglong, Pangkalanbatu,” ungkap Kabid Humas Polda Sumut, Kombes Pol Hadi Wahyudi, Kamis (3/8).
Hadi juga mengatakan, dapur arang lainnya yang dibongkar, yakni milik Hasbullah di Lingkungan 1, Lorong Panglong, Kelurahan Pangkalanbatu, serta milik Udin DJ di Lingkungan 1, Suka Damai, Kelurahan Pangkalanbatu.
“Pembongkaran juga berlangsung hari ini (kemarin, red) hingga 4 hari mendatang. Hal ini sudah ditentukan dengan diawasi oleh perangkat kelurahan, Bhabinkamtibmas, dan Babinsa,” tuturnya.
Adapun sebelumnya, Forkopimcam Brandan Barat melakukan pertemuan yang diikuti langsung oleh Muspika, kepala desa, kepala lingkungan, dan para pemilik dapur arang. Pada pertemuan itu, Muspika mengimbau kepada para pemilik dapur arang, untuk membongkar dapurnya.
“Usai pertemuan, secara sukarela pemilik melakukan pembongkaran dapur arang pada hari yang sama (Rabu, red). Ada 5 pemilik yang membongkar dapurnya di kecamatan tersebut,” beber Hadi.
Diketahui Kapolda Sumut Irjen Pol Agung Setya Imam Effendi, turun langsung ke dapur arang Kecamatan Brandan, Kabupaten Langkat, 28 Juli 2023 lalu. Hal ini dilakukannya, usai mengetahui kerusakan hutan mangrove yang kian mengkhawatirkan karena dirambah dan dirusak.
Sedikitnya 700 hektare dari luas 1.200 hektare hutan mangrove rusak, akibat illegal logging untuk industri arang berbahan kayu bakau di Desa Lubuk Kertang, Kecamatan Berandan, Kabupaten Langkat. (dwi/saz)