TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Tips bermain media sosial dengan baik adalah posting konten informatif serta bermanfaat, utamakan fakta, hindari hoax, SARA, dan pornografi. Pada identitas, ciptakan personal branding atau citra diri yang baik dan tunjukan potensi diri.
“Pada jejak digital, tinggalkan jejak digital yang positif berupa unggahan dan komentar yang baik,” ujar Joddy Caprinata (Founder dan COO of Bicara Project) pada sesi Kecakapan Digital dalam Webinar Gerakan Nasional Literasi Digital Kota Tebingtinggi, Sumatera Utara, 9 Agustus 2021.
Selain Joddy Caprinata, webinar ini menghadirkan narasumber berkualitas seperti Kunto Adi Wibowo PhD (Lecturer Departement of Comunnication Fakulty of Communication), Asnawi Mangkualam SHi (Ketua Karang Taruna Kota Tebingtinggi), dan Dani Gunawan ST MT (Wakil Kepala Pusat Sistem Informasi Universitas Sumatera Utara). Juga ikut Gubernur Sumatera Utara, H Edy Rahmayadi sebagai Keynote Speaker dan Felicia (Influencer dengan Followers 35,9 Ribu) sebagai Key Opinion Leader.
Kunto Adi Wibowo pada sesi Keamanan Digital, mengambil tema Pentingnya Memahami Fitur Keamanan Digital untuk Melindungi Privasi dan Keamanan Data. Dia menjelaskan tentang pentingnya melindungi data pribadi dalam dunia digital.
“Buatlah password yang kuat minimal 12 karakter, buatlah password yang berbeda untuk akun yang berbeda, serta pengelolaan password, gunakan aplikasi pengelola password yang dipercaya,” sarannya.
Ditambahkan, jejak digital merupakan data yang ditinggalkan setiap kali menggunakan internet. Pengelolaan jejak digital, antara lain gunakan personal yang berbeda, perhatikan dan pikirkan apa yang diunggah di media sosial, periksa pengaturan di browser dan atur dengan privasi tinggi, serta periksa pengaturan GPS.
Sedangkan Asnawi Mangkualam dalam sesi Budaya Digital mengambil tema Wawasan Kebudayaan Dalam Proses Transformasi Digital. Asnawi mejelaskan, budaya digital merupakan prasyarat dalam melakukan transformasi digital karena penerapan budaya digital adalah mengubah pola pikir agar dapat beradptasi dengan perkembangan digital.
“Aspek penting dalam membangun budaya digital, antara lain masyarakat berpartisipasi memberikan kontribusi untuk tujuan bersama, merubah budaya lama menjadi budaya baru yang lebih bermanfaat, serta memanfaatkan hal-hal yang sudah ada sebelumnya untuk membentuk hal yang baru. Suka tidak suka, mau tidak mau memaksa masyarakat sebagai para pelaku usaha, pelajar, dan pemerintah untuk bertransformasi kepada digital saat ini,” jelasnya.
Sementara Dani Gunawan pada sesi Erika Digital menerangkan tema Etika Berjejaring: Jarimu Harimaumu. Dani mengingatkan tentang tips berjejaring sosial, dengan cara menghargai, pastikan unggah tidak menyinggung orang lain, tidak mengandung SARA, dan tidak menghina.
“Unggah hal-hal yang bersifat positif, kredibel dengan memastikan kebenaran informasi atau berita yg akan disampaikan, imbang dengan menyampaikan infromasi tanpa dilebihkan atau dilemahkan, serta rasional dengan info yang diberikan harus dapat diterima dan dicerna dengan sehat,” tegasnya.
Webinar Indonesia Makin Cakap Digital ini dilaksanakan di 77 kabupaten/kota Wilayah Sumatera, mulai Aceh hingga Lampung. Tujuannya untuk meningkatkan infrastruktur digital, juga melakukan program pengembangan sumber daya manusia talenta digital.
Kemkominfo melalui Direktorat Pemberdayaan Informatika, Ditjen Aptika memiliki target hingga tahun 2024 untuk menjangkau 50 juta masyarakat agar mendapatkan literasi di bidang digital dengan secara spesifik untuk tahun 2021.
Target yang telah dicanangkan adalah 12,5 juta masyarakat dari berbagai kalangan untuk mendapatkan literasi dibidang digital.
Hal ini menjadi sangat penting untuk dilakukan mengingat penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi dan Internet saat ini sudah semakin masif dan pentingnya peningkatan kemampuan dan pemahaman masyarakat dalam penggunaan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) dan internet yang benar melalui implementasi program literasi digital di daerah. (rel/dek)