25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Miniatur Manasik Haji Ajang Bisnis

LANGKAT- Bangunan miniatur manasik haji di halaman kantor Kementrian Agama (Kemenag), Kabupaten Langkat menjadi ajang bisnis pengelola. Pasalnya, ratusan anak TKA dan MDA hendak praktik manasik haji dimintai Rp5 ribu per orang.

”Idealnya memang, anak-anak ini praktik atau pengenalan manasik haji di bangunan miniatur yang sudah ada di halaman kantor Kemenag, karena sangat representatif sarananya. Entah kenapa tidak jadi disana, namun informasinya setiap anak dikutip lima ribu per kepala dan mungkin saja guru-guru kurang sependapat,” kata Junaidi satu diantara orang tua siswa, Kamis (3/11).

Dugaan pengutipan berdalih biaya kebersihan dilakukan oknum pengelola, ungkap dia, sangat disayangkan. Pasalnya, pembangunan miniatur manasik haji tidak sepenuhnya berdasarkan ataupun menggunakan anggaran Kemenag Kabupaten Langkat namun banyak diantaranya bantuan para donatur.

Junaidi pun menuturkan, persoalan kutipan Rp5 ribu tercatat menjadi item kedua persoalan mengemuka di Kemenag. Sebelumnya, saat pengurusan paspor para calon jemaah haji (Calhaj) yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji juga dikenakan biaya tambahan Rp25 ribu dengan dalih administrasi atau uang minum petugas yang mengurusi atau mengerjakannya.

H M Samin selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Dinul Hasanah (YPI-DH) Stabat, disela-sela kegiatan menguraikan, momen dimaksud guna pembelajaran santri mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan haji sesungguhnya seperti berziarah di makam Rasul dan para sahabat serta Taman Raudhah dan sholat fardhu 40 waktu atau arbain di Masjid Nabawi.

Kepala Kemenag, Iwan Zulhami, ketika dihubungi ke selulernya mengaku, sedang berada di Medan mengikuti suatu kegiatan dan tidak dapat dikonfirmasi lebih lanjut. (mag-4)

LANGKAT- Bangunan miniatur manasik haji di halaman kantor Kementrian Agama (Kemenag), Kabupaten Langkat menjadi ajang bisnis pengelola. Pasalnya, ratusan anak TKA dan MDA hendak praktik manasik haji dimintai Rp5 ribu per orang.

”Idealnya memang, anak-anak ini praktik atau pengenalan manasik haji di bangunan miniatur yang sudah ada di halaman kantor Kemenag, karena sangat representatif sarananya. Entah kenapa tidak jadi disana, namun informasinya setiap anak dikutip lima ribu per kepala dan mungkin saja guru-guru kurang sependapat,” kata Junaidi satu diantara orang tua siswa, Kamis (3/11).

Dugaan pengutipan berdalih biaya kebersihan dilakukan oknum pengelola, ungkap dia, sangat disayangkan. Pasalnya, pembangunan miniatur manasik haji tidak sepenuhnya berdasarkan ataupun menggunakan anggaran Kemenag Kabupaten Langkat namun banyak diantaranya bantuan para donatur.

Junaidi pun menuturkan, persoalan kutipan Rp5 ribu tercatat menjadi item kedua persoalan mengemuka di Kemenag. Sebelumnya, saat pengurusan paspor para calon jemaah haji (Calhaj) yang hendak berangkat menunaikan ibadah haji juga dikenakan biaya tambahan Rp25 ribu dengan dalih administrasi atau uang minum petugas yang mengurusi atau mengerjakannya.

H M Samin selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Dinul Hasanah (YPI-DH) Stabat, disela-sela kegiatan menguraikan, momen dimaksud guna pembelajaran santri mengetahui tahapan-tahapan pelaksanaan haji sesungguhnya seperti berziarah di makam Rasul dan para sahabat serta Taman Raudhah dan sholat fardhu 40 waktu atau arbain di Masjid Nabawi.

Kepala Kemenag, Iwan Zulhami, ketika dihubungi ke selulernya mengaku, sedang berada di Medan mengikuti suatu kegiatan dan tidak dapat dikonfirmasi lebih lanjut. (mag-4)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/