SERDANG BEDAGAI, SUMUTPOS.CO – Masyarakat adat di Serdang Bedagai rapatkan barisan dukung Darma Wijaya bersama Adlin Tambunan (DAMBAAN) untuk maju di Pemilihan Bupati (Pilbup) Kabupaten Serdang Bedagai periode 2021-2025.
Daniel Sembiring ketua Merga Silima Serdang Bedagai mengatakan siap memenangkan DAMBAAN, karna pengalaman yang sudah sudah etnis Karo belum pernah mendapatkan perhatian Pemerintahan Kabupaten. Merga Silima merupakan lima induk merga/marga dalam suku Karo yaitu Karo-karo, Ginting, Tarigan, Sembiring dan Perangin-angin.
“Kita sungguh sungguh memang mau mendukung karna pengalaman selama ini perhatian untuk etnis khususnya suku Karo belum pernah diperhatikan,” ujar Daniel, Jumat (4/11/2020).
Sementara itu dengan menggunakan pakaian adat Simalungun gotong dan suri-suri, Darwin Sigalingging selaku penasehat Partuha Maujana Simalungun (PMS) di Serdang Bedagai menambahkan, mengharapkan pemimpin kedepannya yang mampu memberikan perubahan perhatian untuk masyarakat adat.
“Kami dari PMS mendukung sepenuhnya Darma Wijaya dan Adlin Tambunan dengan harapan ada perubahan dan pembaruan di Serdang Bedagai. Kita lihat 15 tahun belakangan ini sepertinya jalan ditempat,” ujar Darwin.
Kekhawatiran Daniel hilangnya adat Karo di Kabupaten Serdang Bedagai, membuatnya optimis perubahan dan pembaharuan mendukung pemimpin yang baru di Pilkada 9 Desembember mendatang.
“Budaya adat Karo ini perlu dikembangkan. Supaya tidak hilang adat ini di Kabupaten Serdang Bedagai, kadang kadang marganya dia tidak tau asalnya darimana datang karna dia lahir disini lalu orangtuanya tidak pernah membawanya ke kampung halaman,” jelas Daniel.
Daniel juga mendesak pasangan calon nomor urut 1 H. Darma Wijaya dan Adlin Tambunan agar memperhatikan masyarakat adat yang tidak hanya etnis Karo.
“Kita dukung DAMBAAN supaya harapan kita memperhatikan semua etnis untuk kemajuan etnis itu sendiri supaya etnis budaya berkembang di Kabupaten Serdang Bedagai ini agar kita belajar adat istiadat” lanjutnya.
Ia menjelaskan sejatinya masyarakat adat istiadat harus memang dilestarikan tidak dilupakan begitu saja.
“Jadi kalau ada pertemuan yang ada di protokoli oleh PEMDA (Pemerintahan Daerah) bisa kita belajar disitu untuk adat. Supaya tidak hilang adat ini di Kabupaten Serdang Bedagai,” terangnya.(*)