SERGAI, SUMUTPOS.CO – Hujan yang terus mengguyur wilayah perbukitan di Kabupaten Serdang Bedagai (Sergai) di Desa Damakurat, Manako dan Desa Simalas Kecamatan Sipispis Kabupaten Sergai memutus 13 akses jalan menuju 13 dusun di Kecamatan Sipispis, Jumat (3/12).
Ditambah lagi, tebing longsor menutup badan jalan di Desa Damakurat dan jembatan putus mengakibatkan jalan penghubung dari Gunungpamela menuju Desa Manako, Simalas dan Damakurat putus total.
Terisolirnya 13 dusun yang berada di tiga desa tersebut kini masih dalam pembersihan oleh masyarakat dan Polsek Sipispis Resor Tebingtinggi. Untuk memudahkan warga menyeberangi jembatan terputus, warga di sana berencana akan membuat jembatan sementara.
“Kita bersama masyarakat akan melakukan gotong royong menyikingkirkan longsornya batu bercampur tanah yang menutup badan jalan. Sedangkan jembatan yang ambruk menghubungkan tiga desa dan 13 dusun, rencananya akan dibangun jembatan sementara untul bisa dilalui warga,” kata Kapolsek Sipispis AKP Syaipullah.
Kapolsek Sipispis, AKP Syaipullah mengaku mendapat kabar kejadian tersebut dari Kepala Desa (Kades) Monako bahwa telah terjadi peristiwa tanah longsor dan jembatan ambruk dan putus di Dusun XIII Desa Damakurat akibat curah hujan yang tinggi pada malam hari, dan mengakibatkan jalan penghubung putus total dan tidak dapat di lalaui kenderaan.
“Tidak ada laporan Korean jiwa, untuk mempercepat membuka akses akibat longsor, selanjutnya kami meminta kepada pihak Kecamatan Sipispis agar berkoordinasi dengan pihak Pemkab Sergai untuk menurunkan alat berat untuk menyingkirkan material yang menutupi badan jalan,” terangnya.
AKP Syaipullah mengimbau kepada masayarakat agar tidak melintasi jembatan yang ambruk. Menjaga keselamatan warga di sana, personel Polsek Sipispis memasang police line. “Kita berharap kejadian bencana longsor dan jembatan ambruk ini agar segera ditangani secepatnya,” harapnya.
Seorang warga Desa Damakurat, Rudi Damanik (49) mengatakan hujan deras mengguyur wilayah Damakurat dan sekitarnya terjadi malam hari. Karena curuh hujan sangat tinggi, maka sungai sungai kecil tidak dapat menampung debit air hujan yang tinggi, sehingga akibatnya menimbulkan longsor dan jembatan ambruk.
“Kejadian longsor dan jembatan ambruk baru diketahuinya pagi hari ketika akan melakukan aktivitas sehari hari di ladang. Karena jembatan putus dan longsor, askes jalan keluar tidak ada, walaupun ada jalan alternatif, harus menempuh dengan waktu yang cukup lama melintasi wilayah perkebunan dan kondisi jalan rusak berat,” pungkasnya. (ian/azw)