25 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

BBM Langka di Pakpak Bharat

PAKPAK BHARAT- Bahan bakar minyak (BBM) di Pakpak Bharat terjadi kelangkaan sejak empat hari terakhir ini. Kelangkaan BBM jenis bensin dan solar diduga akibat ulah Agen Premium, Minyak, dan Solar (APMS). Akibatnya, warga harus membeli BBM dari Dairi.

Tokoh pemuda setempat, Dahlan Solin mengatakan di Pakpak Barat hanya ada satu SPBU, sehingga penyalurannya sedikit kesulitan di tengah permintaan banyak. Bahkan, pedagang eceran juga membelinya menggunakan jirigen. “Sebenarnya dari sisi kuota sudah cukup PT Pertamina menyalurkannya, apalagi di Pakpak Bharat ini tidak ada industri dan perusahaan, jadi secara hitungan tak mungkin ada kelangkaan BBM,” ucapnya.

Dia menduga persoalan kelanggkaan ini akibat ada permainan oknum APMS, yang menjual BBM ke oknum tertentu dan dibawa ke kabupaten tetangga yakni Dairi yang digunakan untuk pengoperasian alat-alat proyek. “Dengan sistem penjualan ke kabupaten tetangga, APMS bisa meperoleh keuntungan yang cukup besar,” sebutnya.

Seorang pedagang eceran, Br Manik menjelaskan ke Sumut Pos, setiap pembelian jirigen kemasan 35 liter, dia harus mengeluarkan uang saku sebanyak Rp5 ribu sebagai dana tambahan agar memperoleh BBM. “Kalau tidak memberikan, saya tidak memperoleh BBM dan ini sudah patokan pihak APMS serta bukan merupakan rahasia umum di kalangan konsumen,”ujarnya. (mag-14)

PAKPAK BHARAT- Bahan bakar minyak (BBM) di Pakpak Bharat terjadi kelangkaan sejak empat hari terakhir ini. Kelangkaan BBM jenis bensin dan solar diduga akibat ulah Agen Premium, Minyak, dan Solar (APMS). Akibatnya, warga harus membeli BBM dari Dairi.

Tokoh pemuda setempat, Dahlan Solin mengatakan di Pakpak Barat hanya ada satu SPBU, sehingga penyalurannya sedikit kesulitan di tengah permintaan banyak. Bahkan, pedagang eceran juga membelinya menggunakan jirigen. “Sebenarnya dari sisi kuota sudah cukup PT Pertamina menyalurkannya, apalagi di Pakpak Bharat ini tidak ada industri dan perusahaan, jadi secara hitungan tak mungkin ada kelangkaan BBM,” ucapnya.

Dia menduga persoalan kelanggkaan ini akibat ada permainan oknum APMS, yang menjual BBM ke oknum tertentu dan dibawa ke kabupaten tetangga yakni Dairi yang digunakan untuk pengoperasian alat-alat proyek. “Dengan sistem penjualan ke kabupaten tetangga, APMS bisa meperoleh keuntungan yang cukup besar,” sebutnya.

Seorang pedagang eceran, Br Manik menjelaskan ke Sumut Pos, setiap pembelian jirigen kemasan 35 liter, dia harus mengeluarkan uang saku sebanyak Rp5 ribu sebagai dana tambahan agar memperoleh BBM. “Kalau tidak memberikan, saya tidak memperoleh BBM dan ini sudah patokan pihak APMS serta bukan merupakan rahasia umum di kalangan konsumen,”ujarnya. (mag-14)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/