30 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Bupati Tapteng Ngotot Buka Sekolah, Gubsu: Soal HP, Bisa Dicarikan Solusi

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngototnya Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani, untuk membuka sekolah di daerahnya di tengah pandemi Covid-19, kembali mendapat respon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Khususnya terkait alasan Bakhtiar, bahwa tidak semua pelajar di Tapteng memiliki smartphone atau handphone Android, guna mendukung proses belajar mengajar secara daring (dalam jaringan).

Gubsu Edy Rahmayadi.

Menurut Gubsu Edy, persoalan smartphone bisa dicarikan solusinya secara bertahap. Ia pun mengingatkan Bakhtiar Sibarani supaya jangan mengorbankan nyawa anak-anak, hanya karena ngotot mau buka belajar tatap muka di sekolah di masa pandemi. “Itulah yang harus dicari solusinya. memudahkan caranya. Bukan korbankan anak didik. Misalnya (pengadaan) Wifi, akan kita lakukan. Tapi ya secara bertahap, tidak langsung bisa mendadak,” katanya menjawab wartawan, Jumat (5/2).

Dalam hal sekolah tatap muka, Edy menyebut harus memerhatikan kondisi para anak disik. Apalagi di usia mereka yang susah diatur. “Bermain apa segala macam, dia kena. Dia pulang, bapak kena, nenek kakek kena, semua kena. Kita nanti yang setengah mati,” tegas Edy seraya menyatakan sedari awal sudah melarang dibukanya belajar tatap muka.

Mantan Pangkostrad ini kembali menegaskan, yang menentukan dibukanya belajar tatap muka di sekolah secara riil, bukanlah gubernur. Tetapi para ahli anak, seperti dokter-dokter anak, dokter psikologi anak, maupun tokoh-tokoh yang berurusan dengan anak.

“Pada tanggal 1 Januari 2021, duduk di sini dan mereka satu pun belum mengijinkan anak anak masuk sekolah. Kalau ditanya tokoh-tokoh ekonomi, pasti ya maunya sekolah,” ungkapnya.

Dari sisi pembinaan, imbuh dia, belajar tatap muka di sekolah lebih baik daripada belajar jarak jauh. Namun ia juga mengingatkan bupati Tapteng bahwa hingga saat ini masih pandemi. “Persoalannya sekarang Covid-19, ini WHO, ini inpres, dan ini pergub, dan bahkan ada perda. Tolong ini semua dipahami,” ujarnya.

Sebelumnya soal rencana dibuka atau tidaknya belajar tatap muka di sekolah di wilayah Sumut, menurut Gubsu, akan dibahas lagi dalam rapat evaluasi pada Maret 2021 mendatang. Karena wewenang soal pendidikan ada di daerah.

Tetapi saat ini, belum ada satu pun sekolah yang buka di dunia ini. “Kemarin dibuka sebentar oleh Korea, habis itu udah ditutup balik. Dan Indonesia satu daerah pun belum ada yang buka sekolah,” tuturnya. Alasannya, pandemi Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya saat ini di Indonesia, termasuk Sumut.

“Kita sekarang hari ini 126 ini (kasus positif). Di daerah kan nggak. Di daerah itu melakukan testing dan tracingnya kecil. Untuk itu kuta antisipasi untuk sekolah tatap muka,” pungkasnya. (prn)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Ngototnya Bupati Tapanuli Tengah (Tapteng), Bakhtiar Ahmad Sibarani, untuk membuka sekolah di daerahnya di tengah pandemi Covid-19, kembali mendapat respon Gubernur Sumatera Utara, Edy Rahmayadi. Khususnya terkait alasan Bakhtiar, bahwa tidak semua pelajar di Tapteng memiliki smartphone atau handphone Android, guna mendukung proses belajar mengajar secara daring (dalam jaringan).

Gubsu Edy Rahmayadi.

Menurut Gubsu Edy, persoalan smartphone bisa dicarikan solusinya secara bertahap. Ia pun mengingatkan Bakhtiar Sibarani supaya jangan mengorbankan nyawa anak-anak, hanya karena ngotot mau buka belajar tatap muka di sekolah di masa pandemi. “Itulah yang harus dicari solusinya. memudahkan caranya. Bukan korbankan anak didik. Misalnya (pengadaan) Wifi, akan kita lakukan. Tapi ya secara bertahap, tidak langsung bisa mendadak,” katanya menjawab wartawan, Jumat (5/2).

Dalam hal sekolah tatap muka, Edy menyebut harus memerhatikan kondisi para anak disik. Apalagi di usia mereka yang susah diatur. “Bermain apa segala macam, dia kena. Dia pulang, bapak kena, nenek kakek kena, semua kena. Kita nanti yang setengah mati,” tegas Edy seraya menyatakan sedari awal sudah melarang dibukanya belajar tatap muka.

Mantan Pangkostrad ini kembali menegaskan, yang menentukan dibukanya belajar tatap muka di sekolah secara riil, bukanlah gubernur. Tetapi para ahli anak, seperti dokter-dokter anak, dokter psikologi anak, maupun tokoh-tokoh yang berurusan dengan anak.

“Pada tanggal 1 Januari 2021, duduk di sini dan mereka satu pun belum mengijinkan anak anak masuk sekolah. Kalau ditanya tokoh-tokoh ekonomi, pasti ya maunya sekolah,” ungkapnya.

Dari sisi pembinaan, imbuh dia, belajar tatap muka di sekolah lebih baik daripada belajar jarak jauh. Namun ia juga mengingatkan bupati Tapteng bahwa hingga saat ini masih pandemi. “Persoalannya sekarang Covid-19, ini WHO, ini inpres, dan ini pergub, dan bahkan ada perda. Tolong ini semua dipahami,” ujarnya.

Sebelumnya soal rencana dibuka atau tidaknya belajar tatap muka di sekolah di wilayah Sumut, menurut Gubsu, akan dibahas lagi dalam rapat evaluasi pada Maret 2021 mendatang. Karena wewenang soal pendidikan ada di daerah.

Tetapi saat ini, belum ada satu pun sekolah yang buka di dunia ini. “Kemarin dibuka sebentar oleh Korea, habis itu udah ditutup balik. Dan Indonesia satu daerah pun belum ada yang buka sekolah,” tuturnya. Alasannya, pandemi Covid-19 yang sedang tinggi-tingginya saat ini di Indonesia, termasuk Sumut.

“Kita sekarang hari ini 126 ini (kasus positif). Di daerah kan nggak. Di daerah itu melakukan testing dan tracingnya kecil. Untuk itu kuta antisipasi untuk sekolah tatap muka,” pungkasnya. (prn)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/