Site icon SumutPos

Tekan Angka Stunting di Kota Tebingtinggi, Wajudkan Status Kota Layak Anak Utama

RAPAT: Ketua TP PKK Kota Tebingtinggi Herliaminda Dimiyathi ketika memimpin Rapat Gugus Tugas KLA Kota Tebingtinggi di ruang rapat aula Kantor DP3APM Jalan Gunung Dempo Kota Tebingtinggi.SOPIAN/SUMUT POS.

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Pemerintah Kota (Pemkot) Tebingtiggi terus berupaya dan melakukan pembenahan agar status Kota Layak Anak (KLA) yang saat ini Nindya tetap dapat dipertahankan, bahkan bukan mustahil meningkat menjadi Utama.

Selain pemetaan, identifikasi potensi permasalahan dan kekuatan masing-masing kelurahan terkait layak anak pun tetap dilakukan.

Kepala Bappeda selaku Wakil Ketua I Satgas Kota Layak Anak Erwin Suheri Damanik mengatakan, apabila evaluasi KLA Nindya Kota Tebingtinggi tetap dapat dipertahankan, maka berkas administrasi dan sarpras harus dapat dijaga dan disimpan untuk mendukung Kota Layak Anak Utama.

“Jika evaluasi KLA Nindya Kota Tebingtinggi tetap dapat dipertahankan, sebaiknya berkas administrasi dan Sarpras dapat dijaga dan disimpan untuk mendukung Kota Layak Anak Utama” ujarnya saat memberikan sambutan dalam Rapat Gugus Tugas KLA Kota Tebingtinggi di ruang rapat aula Kantor DP3APM Jalan Gunung Dempo Kota Tebingtinggi, Jumat (3/2).

Guna mewujudkan hal tersebut, Erwin Suheri Damanik berharap agar seluruh OPD (Organisasi Perangkat Daerah) dapat berpartisipasi aktif dalam mewujudkan Kota Tebingtinggi sebagai Kota Layak Anak Utama.

“Seluruh OPD dapat berpartisipasi aktif untuk mewujudkan Kota Tebingtinggi Kota Layak Anak dari Nindya menjadi Utama, karena tidak dibutuhkannya super man namun super team. Mari Bekerja sama dan sama sama bekerja untuk mewujudkan Kota Tebingtinggi, Kota Layak Anak Utama,” pinta Erwin.

Sementara itu, Ketua Tim Penggerak Pemberdayaan dan Kesejahteraan Keluarga (TP PKK) Kota Tebingtinggi Nyonya Harliaminda Dimiyathi mengatakan angka stunting menjadi salah satu indikator Kota Layak Anak Utama.

“Kita harus dapat menurunkan angka stunting di Kota Tebingtinggi sebesar 2,16 persen yang menjadi salah satu indikator Kota Layak Anak Utama,” jelasnya. Harap Herliaminda, salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk menurunkan angka stunting yaitu dengan memberikan pembekalan kepada Ibu, baik dalam pendidikan maupun pelatihan.

“Kita harus membekali seorang ibu baik pendidikan dan pelatihan agar dapat mewariskan kecerdasan dan memberikan asupan gizi yang baik untuk menurunkan angka prevelensi stunting,” ujarnya.

Selain itu, Herliaminda mengharapkan kerja sama semua stakeholder terkait untuk menurunkan tingkat perkawinan dan pelecehan yang terjadi pada anak. “Mari bekerja sama untuk menurunkan tingkat perkawinan anak dan menurunkan pelecehan terhadap anak, supaya anak Kota Tebingtinggi menjadi lebih bahagia,” tutup Herliaminda. (ian/han)

Exit mobile version