Site icon SumutPos

Ngaku ASN, Cewek Cantik ini Dituduh Calo Honorer

Elya Rosa Saragih ngaku ASN Pemprovsu.

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Diduga sebagai Aparatur Sipil Negara (ASN) gadungan, Elya Rosa Saragih (24), warga Desa Bandar Gugung, Kecamatan Bangun Purba, Deliserdang, diamankan ke Mapolsek Medan Baru. Selain itu, Elya juga diduga sebagai calo honorer atau tenaga kontrak di Kantor Gubernur Sumut.

Status palsu Elya terbongkar setelah terjadi keributan kecil di lobi Kantor Gubernur Sumut, Rabu (5/7). Saat itu, ada sorang wanita mencari Elya. Wanita itu bertanya ke petugas di lobi tentang keberadaan Elya, yang menurutnya merupakan ASN di Kantor Gubernur.

Ketika ditanya maksud dan tujuannya menemui Elya, wanita itu mengaku kalau Elya bisa membantunya untuk bekerja sebagai tenaga kontrak di Kantor Gubernur.

Namun menurut petugas, tidak ada ASN yang bernama Elya. Tak lama, Elya pun datang dan marah-marah kepada petugas jaga di lobi, lantaran tamunya tak diizinkan masuk. Karena terjadi keributan, petugas Satpol PP pun menginterogasi Elya.

Menurut Kasubbag Program Biro Umum Setdaprov Sumut Maulana, Elya diduga menggunakan NIP (Nomor Induk Pegawai) palsu dan mengaku sebagai ASN di lingkungan Pemprov Sumut. “Awalnya dia mengaku sebagai pegawai di Dinas Kesehatan Sumut. Sudah dicek, tidak ada nama Elya di sana. Kemudian dia juga mengaku pegawai di Biro Keuangan. Kami cek lagi, tak ada juga nama dia di daftar pegawai,” ungkap Maulana.

Meski begitu, Elya tetap ngotot kalau dia seorang ASN di Pemprovsu. Pengakuannya, ia menjadi ASN dari hasil tes CPNS di Tapanuli Tengah pada 2014. Kemudian, dia pindah ke Pemprov Sumut di Dinas Kesehatan pada 2016. Tapi sayangnya, dia tak bisa menunjukkan SK CPNS.

“Keterangannya berubah terus. Makanya kami laporkan ke Polisi,” beber Maulana.

Saat akan diinterogasi petugas dari Polsek Medan Baru di Kantor Gubernur, Elya kemudian menelepon ayahnya, Tappe Saragih. Tak lama, Tappe datang dan mengakui kalau anaknya bekerja sebagai ASN. “Yang saya tahu, anak saya ini udah PNS. Enggak ada dia nipu. Tapi memang SK CPNS tidak pernah saya lihat,” kata Tappe yang saat itu mengenakan batik berwarna merah.

Karena tidak kunjung mengaku dan memberikan keterangan berbelit, Polisi akhirnya memboyong ayah dan anak ini ke Polsek Medan Baru untuk diperiksa lebih lanjut.

Kepala BKD Sumut, Kaiman Turnip menyebutkan, pengangkatan ASN selalu melalui seleksi yang jelas. Sementara untuk tenaga honor, katanya tidak lagi ada. Karenanya Kaiman mengimbau masyarakat agar tidak terpancing dan terpengaruh iming-iming orang yang mengaku bisa memasukkan pegawai honor atau PNS di lingkungan Pemprov Sumut.

“Sejak keluarnya PP Nomor 58 tahun 2008 sampai saat ini Pemprov Sumut tidak ada lagi menerima pegawai honor, jadi jangan mau terjebak dengan orang- orang yang tidak bertanggungjawab yang ingin mencari keuntungan,” kata Kaiman.

Dia menyebutkan, jika ada informasi tidak jelas terkait penerimaan pegawai, diimbau untuk konfirmasi ke pihak terkait yakni BKD atau aparat hukum. “Saya minta kepada masyarakat untuk konfirmasi ke pihak terkait jika mendengar kabar ada penerimaan pegawai honor dan ASN, di Pemprovsu, karena dari 2008 sampai saat ini tidak ada penerimaan pegawai honor dan PNS,” pungkasnya.

Kapolsek Medan Baru, Kompol Hendra yang dikonfirmasi soal penangkapan itu membenarkan. Namun dari hasil pemeriksaan sementara, Elya mengaku sebagai korban penipuan orang yang katanya mampu menjadikannya seorang PNS. “Oh dia (Elya) bukan calo, dia malahan katanya juga ditipu. Jadi kedatangannya ke kantor Gubernur adalah untuk mencari orang yang menipunya,” kata Hendra.

Namun ditanya bagaimana perkara penipuan yang dialami Elya sesuai hasil pemeriksaan pihaknya. Hendra tidak bisa memberikan keterangan. “Oh kalau itu belum bisa saya sampaikan karena masih dalam proses penyidikan. Yang pasti dia ditipu dikasih SK CPNS palsu,” pungkas Hendra juga tak mau merinci berapa uang yang diberikan Elya.

Senada, ayah Elya, Tappe Saragih yang ditemui wartawan di Mapolsek Medan Baru juga mengaku kalau anaknya justru menjadi korban penipuan seorang lelaki bernama Johanes Munthe. “Saya pun sedih kali. Anak saya ini juga korban penipuan,” tandas Tappe. (bal/dvs/adz)

Exit mobile version