25 C
Medan
Saturday, September 28, 2024

Aqua Stop Operasi

Karyawan Mogok sejak Subuh

KARO-Seratusan karyawan perusahaan produksi air mineral, Aqua PT Tirta Siyakindo, yang terletak di Jalan Raya Medan-Berastagi Km 55 Desa Doulu Berastagi, menggelar aksi mogok kerja, Senin (5/11) dini hari, hingga sore. Akibatnya, mesin pabrik yang beroperasi 24 jam dan menghasilkan ribuan kemasan air siap saji tersebut terhenti sementara.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, aksi mogok kerja sejumlah karyawan Aqua PT Tirta Siyakindo itu, mulai berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB.  Pihak manajemen lokal perusahaan terus melakukan upaya sekaligus membujuk para pekerja agar tidak melanjutkan aksi demo. Namun hingga pukul 18.00 WIB kemarin sore, belum ditemui titik sepakat antara kedua belah pihak.

Menurut sejumlah pekerja yang diwawancarai wartawan koran ini, sebelum menggelar aksi mogok kerja, beberapa waktu lalu, pihak karyawan telah  mengusulkan  kenaikan tarif kesejahteraan. Tunjangan kesejahteraan berdasarkan masa kerja merupakan hal fundamental di mata karyawan lama, yang dianggap tidak sebanding dengan pekerja baru.

“Gaji, sesuai standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp1.305.000 ditambah uang transportasi, lembur, dan tunjangan lainnya bagi karyawan lama dan pekerja baru yang disamakan oleh perusahaan. Kelayakan hidup, kepada pekerja yang telah lama mengabdi, merupakan tuntutan kami” ujar karyawan yang diminta namanya tidak dikorankan.

Lebih lanjut  ia mengatakan, selama tuntutan belum terpenuhi maka aksi mogok kerja akan terus berlanjut. Permintaan karyawan untuk dinaikan tunjangan kesejahteraannya  dengan jawaban manajemen pusat via faks, sore kemarin masih dianggap terlalu rendah.  Intinya, tunjangan kesejateraan karyawan lama dan pekerja baru harus dibedakan.

“Contoh, karyawan yang telah mengabdi 1-3 tahun diberi tunjangan kesejahteraan Rp300 ribu sementara lainnya naik berdasarkan masa kerja/jabatan. Pihak perusahaan hingga sore ini masih menyatakan Rp15 ribu per bulannya, serta melakukan kenaikan Rp6 ribu per jenjang masa kerja. Masih terlalu minim antara Rp300 ribu dengan Rp15 ribu,” ujarnya kesal.

Sementara itu, CSR Aqua PT Tirta Sibayakindo Desa Doulu, Jhonson  Hutabarat yang dikonfirmasi wartawan koran ini lewat telepon selulernya mengatakan, pihaknya telah memberitahukan jawaban pimpinan dari pusat kepada karyawan. “Tetapi tampaknya belum ada kata sepakat, belum dapat saya pastikan apakah besok pabrik sudah beroperasi kembali,” ungkap Jhonson .

Pantauan di lapangan, karyawan hanya menggelar aksi mogok kerja. Tidak ada orasi , spanduk, poster, atau yel-yel yang dilontarkan. Para perkerja hanya tampak berdiam diri di sejumlah titik di luar lokasi produksi, menunggu jawaban manajemen dari Jakarta.  Sekitar pukul 18.00  karyawan membubarkan diri dan kembali  ke rumah masing-masing.

Kaposeka Berastagi Kompol Sufiyatno, kepada wartawan menyatakan, aksi mogok kerja kemarin tidak diwarnai kericuhan dan berlangsung damai. “Kita telah melakukan koordinasi dengan perusahaan dan karyawan mogok kerja. Terkait tuntutan, itu internal mereka. Polisi hanya pengamanan dan petugas yang diterjunkan 60 orang  (Polsek Berastagi, Tiga Panah, Barus Jahe  dan BKO Polres),” papar Sufiatno. (wan)

Karyawan Mogok sejak Subuh

KARO-Seratusan karyawan perusahaan produksi air mineral, Aqua PT Tirta Siyakindo, yang terletak di Jalan Raya Medan-Berastagi Km 55 Desa Doulu Berastagi, menggelar aksi mogok kerja, Senin (5/11) dini hari, hingga sore. Akibatnya, mesin pabrik yang beroperasi 24 jam dan menghasilkan ribuan kemasan air siap saji tersebut terhenti sementara.

Informasi yang diperoleh Sumut Pos di lapangan, aksi mogok kerja sejumlah karyawan Aqua PT Tirta Siyakindo itu, mulai berlangsung sekitar pukul 03.00 WIB.  Pihak manajemen lokal perusahaan terus melakukan upaya sekaligus membujuk para pekerja agar tidak melanjutkan aksi demo. Namun hingga pukul 18.00 WIB kemarin sore, belum ditemui titik sepakat antara kedua belah pihak.

Menurut sejumlah pekerja yang diwawancarai wartawan koran ini, sebelum menggelar aksi mogok kerja, beberapa waktu lalu, pihak karyawan telah  mengusulkan  kenaikan tarif kesejahteraan. Tunjangan kesejahteraan berdasarkan masa kerja merupakan hal fundamental di mata karyawan lama, yang dianggap tidak sebanding dengan pekerja baru.

“Gaji, sesuai standar Upah Minimum Kabupaten (UMK) sebesar Rp1.305.000 ditambah uang transportasi, lembur, dan tunjangan lainnya bagi karyawan lama dan pekerja baru yang disamakan oleh perusahaan. Kelayakan hidup, kepada pekerja yang telah lama mengabdi, merupakan tuntutan kami” ujar karyawan yang diminta namanya tidak dikorankan.

Lebih lanjut  ia mengatakan, selama tuntutan belum terpenuhi maka aksi mogok kerja akan terus berlanjut. Permintaan karyawan untuk dinaikan tunjangan kesejahteraannya  dengan jawaban manajemen pusat via faks, sore kemarin masih dianggap terlalu rendah.  Intinya, tunjangan kesejateraan karyawan lama dan pekerja baru harus dibedakan.

“Contoh, karyawan yang telah mengabdi 1-3 tahun diberi tunjangan kesejahteraan Rp300 ribu sementara lainnya naik berdasarkan masa kerja/jabatan. Pihak perusahaan hingga sore ini masih menyatakan Rp15 ribu per bulannya, serta melakukan kenaikan Rp6 ribu per jenjang masa kerja. Masih terlalu minim antara Rp300 ribu dengan Rp15 ribu,” ujarnya kesal.

Sementara itu, CSR Aqua PT Tirta Sibayakindo Desa Doulu, Jhonson  Hutabarat yang dikonfirmasi wartawan koran ini lewat telepon selulernya mengatakan, pihaknya telah memberitahukan jawaban pimpinan dari pusat kepada karyawan. “Tetapi tampaknya belum ada kata sepakat, belum dapat saya pastikan apakah besok pabrik sudah beroperasi kembali,” ungkap Jhonson .

Pantauan di lapangan, karyawan hanya menggelar aksi mogok kerja. Tidak ada orasi , spanduk, poster, atau yel-yel yang dilontarkan. Para perkerja hanya tampak berdiam diri di sejumlah titik di luar lokasi produksi, menunggu jawaban manajemen dari Jakarta.  Sekitar pukul 18.00  karyawan membubarkan diri dan kembali  ke rumah masing-masing.

Kaposeka Berastagi Kompol Sufiyatno, kepada wartawan menyatakan, aksi mogok kerja kemarin tidak diwarnai kericuhan dan berlangsung damai. “Kita telah melakukan koordinasi dengan perusahaan dan karyawan mogok kerja. Terkait tuntutan, itu internal mereka. Polisi hanya pengamanan dan petugas yang diterjunkan 60 orang  (Polsek Berastagi, Tiga Panah, Barus Jahe  dan BKO Polres),” papar Sufiatno. (wan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/