30 C
Medan
Monday, July 1, 2024

Empat Penambang Masih Tertimbun

Longsor Tambang Emas di Madina

MADINA-Bupati Mandailing Natal HM Hidayat Batubara mengatakan, hingga saat ini belum diketahui pasti berapa jumlah korban yang tertimbun dalam peristiwa lobang tambang emasi yang longsor “Informasi korban masih simpang siur.

LONSOR: Lobang tambang emas  Gunung Sarahan  tertimbun longsor dipasangi garis polisi, kemarin.//Ridwan Lubis/Metro Tabagsel/smg
LONSOR: Lobang tambang emas di Gunung Sarahan yang tertimbun longsor dipasangi garis polisi, kemarin.//Ridwan Lubis/Metro Tabagsel/smg

Hari ini (kemarin) kita baru membuka posko pengaduan untuk masyarakat yang merasa kehilangan. Jadi, kami juga berharap agar masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya agar segera melapor ke posko yang sudah dibuka,” jelasnya, kemarin.

“Dan malam ini (kemarin), Tim Basarnas dari Provinsi Sumut akan tiba ke lokasi untuk memberikan bantuan evakuasi dengan peralatan yang memadai dan akan dibantu oleh TNI/POLRI,” lanjut Hidayat Batubara didampingi Kapolres Madina AKBP Achmad Fauzi Dalimunthe SIk, Dandim TS Letkol Inf Chrisharjoko.

Sesuai keterangan Camat Hutabargot Hendra P Batubara, warga yang telah melaporkan kehilangan ada dua keluarga, yakni keluarga Zulhannan dan Agus Suparman Nasution. Dan, yang sudah dimakamkan adalah Henra Lubis alias Landong, warga Desa Saba/Huta Padang, Kecamatan Hutabargot.

“Sampai sekarang kita belum bisa pastikan berapa jumlah penambang yang masih tertimbun di dalam lubang. Belum ada informasi yang akurat, baru dua keluarga yang melapor kehilangan,” ucap Hendra P Batubara.

Kabar terakhir, ada empat korban yang positif masih tertimbun di lubang tambang emas yang longsor itu. Keempatnya adalah Zulhannan Rangkuti (33), Agus Suparman Nasution (22), Ucok Nasution (35), dan Adnan yang ditaksir berusia 35 tahun.

Zulhannan Rangkuti (33), warga Banjar Sibaburi, Kelurahan Panyabungan III, Kecamatan Panyabungan. Agus Suparman Nasution (22), warga Jalan ABRI, Kelurahan Panyabungan II. Ucok Nasution (35), warga Sigalapang Julu, Panyabungan. Seorang lagi, diduga bernama Adnan, ditaksir berusia 35 tahun, warga Banjar Sibaburi, Panyabungan.

Hingga Rabu (6/2) sore, keempat korban belum dievakuasi sama sekali. Di lokasi lobang tambang, hanya ada garis polisi. Sementara petugas polisi dan tim SAR, belum melakukan aktivitas untuk membantu korban yang masih tertimbun. Lobang itu berukuran kecil dan hanya masuk untuk badan satu orang dewasa.

Zulhan Rangkuti (30), adik kandung Zulhannan Rangkuti yang ditemui di sekitar lokasi tambang yang longsor di Gunung Sarahan, menyebutkan, abangnya masih tertimbun bersama beberapa penambang yang lain di dalam lubang dengan kedalaman lebih 80 meter.

Disebutkannya, berdasarkan cerita dari kawan abangnya, kejadian longsor tambang ini terjadi Senin malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, ada ratusan orang yang hilir mudik masuk ke dalam lobang tambang.

“Kalau masuk ke lobang kan hilir mudik, Begitu dapat batu langsung dibawa ke atas. Katanya, ada yang menggali di kunci penyangga lubang, makanya lobangnya itu jatuh. Udah itu, tanahnya juga longsor,” jelasnya.

Dia berharap, Pemkab Madina mau membantu mencari abangnya yang masih tertimbun longsor. Dia tidak begitu yakin, abangnya itu masih hidup disebabkan sudah dua hari dua malam, berada di dalam lobang yang longsor.

“Kami ingin kepastian, memang mungkin tidak hidup lagi. Tapi kami ingin melihat wajahnya kalau sudah dapat akan kami makamkan. Saya sudah berada di sini sejak Selasa pagi, “ jelasnya.

Sementara beberapa pekerja tambang di lokasi kejadian, salah satunya M Nasution (45) warga Panyabungan Jae, menyebutkan yang masih tertimbun di dalam lokasi tambang yang longsor yaitu sebanyak empat orang.

“Empat orang yang masih tertimbun longsor. Banyak yang selamat. Memang biasanya itu kalau sekali masuk ke dalam lobang bisa ratusan orang, tapi itu biasanya hilir mudik saja,” jelas Nasution.

A Zega (45) warga Sialang, Kecamatan Sayur Matinggi, Tapsel, keluarga dari Agus Suparman ditemui di lokasi menyebutkan, dia berharap ada tindakan nyata dari petugas polisi dan SAR untuk mengambil jasad dari keponakannya.

“Dari kemarin atau sejak Senin malam, belum ada tindakan pertolongan sama sekali. Kalau begini terus, tidak ada gunanya kami datang ke atas ini.

Kami dari keluarga mau membantu, kalau memang harus dikumpulkan uang, akan kami kumpulkan. Saya berada di sini sejak Rabu pagi,” jelasnya. (wan/ral/smg)

Longsor Tambang Emas di Madina

MADINA-Bupati Mandailing Natal HM Hidayat Batubara mengatakan, hingga saat ini belum diketahui pasti berapa jumlah korban yang tertimbun dalam peristiwa lobang tambang emasi yang longsor “Informasi korban masih simpang siur.

LONSOR: Lobang tambang emas  Gunung Sarahan  tertimbun longsor dipasangi garis polisi, kemarin.//Ridwan Lubis/Metro Tabagsel/smg
LONSOR: Lobang tambang emas di Gunung Sarahan yang tertimbun longsor dipasangi garis polisi, kemarin.//Ridwan Lubis/Metro Tabagsel/smg

Hari ini (kemarin) kita baru membuka posko pengaduan untuk masyarakat yang merasa kehilangan. Jadi, kami juga berharap agar masyarakat yang kehilangan anggota keluarganya agar segera melapor ke posko yang sudah dibuka,” jelasnya, kemarin.

“Dan malam ini (kemarin), Tim Basarnas dari Provinsi Sumut akan tiba ke lokasi untuk memberikan bantuan evakuasi dengan peralatan yang memadai dan akan dibantu oleh TNI/POLRI,” lanjut Hidayat Batubara didampingi Kapolres Madina AKBP Achmad Fauzi Dalimunthe SIk, Dandim TS Letkol Inf Chrisharjoko.

Sesuai keterangan Camat Hutabargot Hendra P Batubara, warga yang telah melaporkan kehilangan ada dua keluarga, yakni keluarga Zulhannan dan Agus Suparman Nasution. Dan, yang sudah dimakamkan adalah Henra Lubis alias Landong, warga Desa Saba/Huta Padang, Kecamatan Hutabargot.

“Sampai sekarang kita belum bisa pastikan berapa jumlah penambang yang masih tertimbun di dalam lubang. Belum ada informasi yang akurat, baru dua keluarga yang melapor kehilangan,” ucap Hendra P Batubara.

Kabar terakhir, ada empat korban yang positif masih tertimbun di lubang tambang emas yang longsor itu. Keempatnya adalah Zulhannan Rangkuti (33), Agus Suparman Nasution (22), Ucok Nasution (35), dan Adnan yang ditaksir berusia 35 tahun.

Zulhannan Rangkuti (33), warga Banjar Sibaburi, Kelurahan Panyabungan III, Kecamatan Panyabungan. Agus Suparman Nasution (22), warga Jalan ABRI, Kelurahan Panyabungan II. Ucok Nasution (35), warga Sigalapang Julu, Panyabungan. Seorang lagi, diduga bernama Adnan, ditaksir berusia 35 tahun, warga Banjar Sibaburi, Panyabungan.

Hingga Rabu (6/2) sore, keempat korban belum dievakuasi sama sekali. Di lokasi lobang tambang, hanya ada garis polisi. Sementara petugas polisi dan tim SAR, belum melakukan aktivitas untuk membantu korban yang masih tertimbun. Lobang itu berukuran kecil dan hanya masuk untuk badan satu orang dewasa.

Zulhan Rangkuti (30), adik kandung Zulhannan Rangkuti yang ditemui di sekitar lokasi tambang yang longsor di Gunung Sarahan, menyebutkan, abangnya masih tertimbun bersama beberapa penambang yang lain di dalam lubang dengan kedalaman lebih 80 meter.

Disebutkannya, berdasarkan cerita dari kawan abangnya, kejadian longsor tambang ini terjadi Senin malam sekitar pukul 23.00 WIB. Saat itu, ada ratusan orang yang hilir mudik masuk ke dalam lobang tambang.

“Kalau masuk ke lobang kan hilir mudik, Begitu dapat batu langsung dibawa ke atas. Katanya, ada yang menggali di kunci penyangga lubang, makanya lobangnya itu jatuh. Udah itu, tanahnya juga longsor,” jelasnya.

Dia berharap, Pemkab Madina mau membantu mencari abangnya yang masih tertimbun longsor. Dia tidak begitu yakin, abangnya itu masih hidup disebabkan sudah dua hari dua malam, berada di dalam lobang yang longsor.

“Kami ingin kepastian, memang mungkin tidak hidup lagi. Tapi kami ingin melihat wajahnya kalau sudah dapat akan kami makamkan. Saya sudah berada di sini sejak Selasa pagi, “ jelasnya.

Sementara beberapa pekerja tambang di lokasi kejadian, salah satunya M Nasution (45) warga Panyabungan Jae, menyebutkan yang masih tertimbun di dalam lokasi tambang yang longsor yaitu sebanyak empat orang.

“Empat orang yang masih tertimbun longsor. Banyak yang selamat. Memang biasanya itu kalau sekali masuk ke dalam lobang bisa ratusan orang, tapi itu biasanya hilir mudik saja,” jelas Nasution.

A Zega (45) warga Sialang, Kecamatan Sayur Matinggi, Tapsel, keluarga dari Agus Suparman ditemui di lokasi menyebutkan, dia berharap ada tindakan nyata dari petugas polisi dan SAR untuk mengambil jasad dari keponakannya.

“Dari kemarin atau sejak Senin malam, belum ada tindakan pertolongan sama sekali. Kalau begini terus, tidak ada gunanya kami datang ke atas ini.

Kami dari keluarga mau membantu, kalau memang harus dikumpulkan uang, akan kami kumpulkan. Saya berada di sini sejak Rabu pagi,” jelasnya. (wan/ral/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/