28.9 C
Medan
Sunday, June 23, 2024

Deliserdang Dilanda Pasang Perdani

LUBUK PAKAM- Pasang perdani merendam beberapa daerah di Deliserdang Minggu (6/5). Ketinggian air mencapai 30 centimeter.
Akibatnya warga susah untuk beraktivitas dan mengalami kerugian materi.

Kondisi banjir terparah di Dusun I, II, III Desa Bagan Serdang. Kemudian Dusun III Desa Rugemuk serta Dusun IV Desa Ranto Panjang. Penuturan Helda (48), Ahmad Syafii (45) warga Dusun II Desa Bagan Serdang, pasang perdani terjadi sejak Kamis (3/5) tetapi puncaknya Minggu (6/5) dengan ketinggian air 30 centimeter hingga 40 centimeter.

Pasang perdani ini menurut warga merupakan siklus tiga tahun sekali. Warga di tiga desa tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan cara mencari permukaan yang lebih tinggi. Bahkan, tak banyak warga rela meninggalkan rumah mereka untuk sementara mencari permukaan yang lebih tinggi.
Selain merendam rumah warga, air pasang perdani ini turut merendam jalan umum, sehingga memaksa pengendara roda dua yang melintas harus mendorong atau putar arah, karena takut melintas dari lokasi yang terendam air asin.

Sementara itu Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan banjir menjadi langgan banjir. Genangan air yang merendam badan jalan tersebut disebabkan drainase berfungsi optimal.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (6/5) menunjukan curah hujan yang kerap terjadi mengakibatkan genangan air hingga melewati mata kaki orang dewasa. Ini terlihat di Jalan KL Yos Sudarso Simpang Kantor Km 16 Kecamatan Medan Labuhan.

“Di Simpang Kantor ini sudah langganan banjir kalau terjadi hujan, biarpun sebentar. Ini karena paritnya tak berfungsi dengan baik. Selain banyaknya parit yang dangkal dan ditutup permanen oleh pemilik usaha, sehingga air hujan tak mengalir ke parit,” kata Rahmad Hidayat (37) warga Simpang Kantor, Medan Labuhan.

Kejadian serupa juga terlihat di Kecamatan Medan Marelan, penutupan saluran drainase juga menimbulkan genangan air sehingga mengganggu pengguna jalan. Seperti di Jalan Marelan Raya Pasar 3 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, akibat diguyur hujan pada Minggu malam selama 20 menit badan jalan pun terendam air.

“Kalau parit-parit berfungsi secara baik, tentu setiap terjadi hujan tak sampai banjir begini,” ucap Herman (40) warga Pasar 3 Marelan.
Kendati badan jalan di daerah tersebut kerap menjadi langganan banjir bila hujan terjadi, namun pihak kelurahan lurah terkesan tidak peduli terhadap penutupan parit yang dilakukan oleh para pemilik usaha.

“Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, tapi penertiban terhadap penutupan parit tak juga dilakukan. Padahal akibat parit ditutup permanen dengan kondisi bangunan lebih tinggi dari pada badan jalan, jelas dampaknya membuat air tak dapat mengalir ke parit,” ungkap dia.(btr/mag-17)

LUBUK PAKAM- Pasang perdani merendam beberapa daerah di Deliserdang Minggu (6/5). Ketinggian air mencapai 30 centimeter.
Akibatnya warga susah untuk beraktivitas dan mengalami kerugian materi.

Kondisi banjir terparah di Dusun I, II, III Desa Bagan Serdang. Kemudian Dusun III Desa Rugemuk serta Dusun IV Desa Ranto Panjang. Penuturan Helda (48), Ahmad Syafii (45) warga Dusun II Desa Bagan Serdang, pasang perdani terjadi sejak Kamis (3/5) tetapi puncaknya Minggu (6/5) dengan ketinggian air 30 centimeter hingga 40 centimeter.

Pasang perdani ini menurut warga merupakan siklus tiga tahun sekali. Warga di tiga desa tersebut berusaha menyelamatkan diri dengan cara mencari permukaan yang lebih tinggi. Bahkan, tak banyak warga rela meninggalkan rumah mereka untuk sementara mencari permukaan yang lebih tinggi.
Selain merendam rumah warga, air pasang perdani ini turut merendam jalan umum, sehingga memaksa pengendara roda dua yang melintas harus mendorong atau putar arah, karena takut melintas dari lokasi yang terendam air asin.

Sementara itu Kecamatan Medan Labuhan dan Medan Marelan banjir menjadi langgan banjir. Genangan air yang merendam badan jalan tersebut disebabkan drainase berfungsi optimal.

Pantauan Sumut Pos, Minggu (6/5) menunjukan curah hujan yang kerap terjadi mengakibatkan genangan air hingga melewati mata kaki orang dewasa. Ini terlihat di Jalan KL Yos Sudarso Simpang Kantor Km 16 Kecamatan Medan Labuhan.

“Di Simpang Kantor ini sudah langganan banjir kalau terjadi hujan, biarpun sebentar. Ini karena paritnya tak berfungsi dengan baik. Selain banyaknya parit yang dangkal dan ditutup permanen oleh pemilik usaha, sehingga air hujan tak mengalir ke parit,” kata Rahmad Hidayat (37) warga Simpang Kantor, Medan Labuhan.

Kejadian serupa juga terlihat di Kecamatan Medan Marelan, penutupan saluran drainase juga menimbulkan genangan air sehingga mengganggu pengguna jalan. Seperti di Jalan Marelan Raya Pasar 3 Kelurahan Rengas Pulau Kecamatan Medan Marelan, akibat diguyur hujan pada Minggu malam selama 20 menit badan jalan pun terendam air.

“Kalau parit-parit berfungsi secara baik, tentu setiap terjadi hujan tak sampai banjir begini,” ucap Herman (40) warga Pasar 3 Marelan.
Kendati badan jalan di daerah tersebut kerap menjadi langganan banjir bila hujan terjadi, namun pihak kelurahan lurah terkesan tidak peduli terhadap penutupan parit yang dilakukan oleh para pemilik usaha.

“Kejadian seperti ini sudah sering terjadi, tapi penertiban terhadap penutupan parit tak juga dilakukan. Padahal akibat parit ditutup permanen dengan kondisi bangunan lebih tinggi dari pada badan jalan, jelas dampaknya membuat air tak dapat mengalir ke parit,” ungkap dia.(btr/mag-17)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/