32 C
Medan
Friday, September 27, 2024

2019, Empat Pasar di Deliserdang Direvitalisasi, Jalan Arteri KNIA Bebas Macet

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Empat pasar tradisional masuk program revitalisasi pasar yang direncanakan Pemkab Deliserdang Tahun 2019. Dengan sumber dana dari APBN, pasar itu berada di Kecamatan Sibolangit, Namorambe, Bangun Purba dan Talun Kenas Kecamatan STM Hilir.

Demikian dijelaskan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Deliserdang, Ramlan Refis terkait rencana revitalisasi pasar. Revitalisasi pasar itu bentuk dari berjalannya program lima ribu pasar rakyat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Tiga pasar alokasi dana nantinya ditanggung APBN Rp4,33 miliar, sementara satu pasar lagi belum keluar pagunya dari Kementerian, namun diperkirakan Rp6 miliar.

“Empat yang ada ini kondisinya tak sesuai standart Pemerintah. Kita sekarang tinggal menunggu petunjuk teknis dari Kementerian. Setelah itu, pembangunannya dilelang. Target kita ke depan, pasar yang ada di Deliserdang bisa rapi dan tertib,” ujar Refis, Kamis (6/12)

Disebutnya, di awal tahun nanti pihaknya juga akan terus menata penataan pedagang yang saat ini terus-terusan mengganggu aktivitas lalulintas.

Salah satu lokasi yang paling difokuskan adalah pedagang yang ada di sekitaran swalayan, Tanjungmorawa. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari dukungan terhadap program Poldasu yang menginginkan agar lalulintas di sekitaran jalan dapat berjalan tanpa hambatan.

Terkait pasar di Tanjungmorawa, Refis mengakui pihaknya belum dapat merelokasi pedagang yang setiap hari Sabtu berjualan di jalan arteri Bandara Kualanamu. Keberadaan pasar itu mengganggu jalur lalulintas di sana.

“Kalau pedagang di Pasar Sabtuan (karena tiap hari Sabtu baru berdagang) menjadi perhatian nasional karena ke beradaannya dirasakan oleh penumpang pesawat. Idealnya dalam hal ini Kementerian Perdagangan bisa berkordinasi baik dengan pihak Kementerian BUMN, karena lahan di sekitar pasar Sabtuan itu adalah lahan eks HGU PTPN II,” papar Refis.

Dia mengaku masalahnya adalah lahan tidak ada, karena yang ada hanya lahan eks HGU. “Enggak ada solusi lain kalau tidak dipindahkan. Maunya lahan bisa diberikan kepada kita baru kemudian dibangun pasarnya,” ungkap Refis.

Meski hanya hari Sabtu jualannya, menurutnya, kalau memang lahannya tersedia dapat dibangun karena sumber uangnya dari Pusat. “Enggak ada ruginya pemerintah meski membangunkan pasar yang hanya tiap satu Minggu sekali aktivitasnya. Karena untuk kepentingan banyak orang,” jelasnya.

Sementara itu, terpisah Ketua Komisi D DPRD Deliserdang dr Thomas Darwin Sembiring, mendukung rencana revitalisasi pasar tardisional yang ada di empat kecamatan itu.”Rencana revitalisasi pasar itu sudah kebutuhan. Pasalnya dengan kondisi yang ada para pedangan sudah mengeluhkanya,”sebutnya.

Selain itu, dr Thomas mendukung penuh rencana Pemkab Deliserdang untuk menata atau merelokasi pedagang yang berjualan di jalan arteri Bandara Kualanamu.

“Akses ke Bandara seharusnya bebas dari kemacetan. Apabila ada kemacetan akan terpengaruh terhadap jadwal keberangkatan masyarakat yang hendak berpergian. Namun, diminta kepada Pemkab Deliserdang ketika melakukan relokasi jangan sampai menimbulkan bentrok. Ajak para pedagang bicara soal relokasinya,”ungkapnya. (btr/han)

LUBUKPAKAM, SUMUTPOS.CO – Empat pasar tradisional masuk program revitalisasi pasar yang direncanakan Pemkab Deliserdang Tahun 2019. Dengan sumber dana dari APBN, pasar itu berada di Kecamatan Sibolangit, Namorambe, Bangun Purba dan Talun Kenas Kecamatan STM Hilir.

Demikian dijelaskan Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Pemkab Deliserdang, Ramlan Refis terkait rencana revitalisasi pasar. Revitalisasi pasar itu bentuk dari berjalannya program lima ribu pasar rakyat yang dicanangkan Presiden Joko Widodo.

Tiga pasar alokasi dana nantinya ditanggung APBN Rp4,33 miliar, sementara satu pasar lagi belum keluar pagunya dari Kementerian, namun diperkirakan Rp6 miliar.

“Empat yang ada ini kondisinya tak sesuai standart Pemerintah. Kita sekarang tinggal menunggu petunjuk teknis dari Kementerian. Setelah itu, pembangunannya dilelang. Target kita ke depan, pasar yang ada di Deliserdang bisa rapi dan tertib,” ujar Refis, Kamis (6/12)

Disebutnya, di awal tahun nanti pihaknya juga akan terus menata penataan pedagang yang saat ini terus-terusan mengganggu aktivitas lalulintas.

Salah satu lokasi yang paling difokuskan adalah pedagang yang ada di sekitaran swalayan, Tanjungmorawa. Hal itu dilakukan sebagai bagian dari dukungan terhadap program Poldasu yang menginginkan agar lalulintas di sekitaran jalan dapat berjalan tanpa hambatan.

Terkait pasar di Tanjungmorawa, Refis mengakui pihaknya belum dapat merelokasi pedagang yang setiap hari Sabtu berjualan di jalan arteri Bandara Kualanamu. Keberadaan pasar itu mengganggu jalur lalulintas di sana.

“Kalau pedagang di Pasar Sabtuan (karena tiap hari Sabtu baru berdagang) menjadi perhatian nasional karena ke beradaannya dirasakan oleh penumpang pesawat. Idealnya dalam hal ini Kementerian Perdagangan bisa berkordinasi baik dengan pihak Kementerian BUMN, karena lahan di sekitar pasar Sabtuan itu adalah lahan eks HGU PTPN II,” papar Refis.

Dia mengaku masalahnya adalah lahan tidak ada, karena yang ada hanya lahan eks HGU. “Enggak ada solusi lain kalau tidak dipindahkan. Maunya lahan bisa diberikan kepada kita baru kemudian dibangun pasarnya,” ungkap Refis.

Meski hanya hari Sabtu jualannya, menurutnya, kalau memang lahannya tersedia dapat dibangun karena sumber uangnya dari Pusat. “Enggak ada ruginya pemerintah meski membangunkan pasar yang hanya tiap satu Minggu sekali aktivitasnya. Karena untuk kepentingan banyak orang,” jelasnya.

Sementara itu, terpisah Ketua Komisi D DPRD Deliserdang dr Thomas Darwin Sembiring, mendukung rencana revitalisasi pasar tardisional yang ada di empat kecamatan itu.”Rencana revitalisasi pasar itu sudah kebutuhan. Pasalnya dengan kondisi yang ada para pedangan sudah mengeluhkanya,”sebutnya.

Selain itu, dr Thomas mendukung penuh rencana Pemkab Deliserdang untuk menata atau merelokasi pedagang yang berjualan di jalan arteri Bandara Kualanamu.

“Akses ke Bandara seharusnya bebas dari kemacetan. Apabila ada kemacetan akan terpengaruh terhadap jadwal keberangkatan masyarakat yang hendak berpergian. Namun, diminta kepada Pemkab Deliserdang ketika melakukan relokasi jangan sampai menimbulkan bentrok. Ajak para pedagang bicara soal relokasinya,”ungkapnya. (btr/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/