KARO, SUMUTPOS.CO – Mengabdi dan aktif selama 38 tahun di Institusi Polri bukan waktu sedikit bagi AKBP (Purn) Andreas Karo-Karo Ketaren SH. Dimasa Purna Bakti jabatan, putra kelahiran 1964 ini memilih lebih akrab dengan para warga Kabupaten Karo, sembari bernostalgia dan menikmati kehidupan di kampung halamannya sendiri, di Desa Gurukinayan, Kecamatan Payung, Karo.
Selain mengisi kegiatan dengan bertani, ayah dari dua anak ini mengaku pengalaman rohaninya yang menuntunnya selama 38 tahun berkarir di kepolisian. “Ya, sebagai seorang manusia pastinya kita pernah menyimpang, namun hal itu juga yang mengubah keadaan dan memperkuat segala sesuatunya dengan percaya padaNYA. Meski terkadang pandangan saudara, teman, keluarga berbeda, namun pada kenyataannya saya merasakan berkat yang begitu besar dariNYA. Dengan berkat itu apalagi yang saya takutkan dan saya ingin sekali berguna bagi banyak orang,” kata suami dari Bassriani Br Sembiring, SE ini.
Belakangan ini, putra kedua dari enam bersaudara pasangan alm. (Purn) TNI T. Karo-Karo dan Alm. Setia Malem Br Bangun lebih terlihat aktif menjajaki persoalan-persoalan sosial di tengah masyarakat. Dengan mendekatkan diri ke tengah masyarakat, sebagai bagian bentuk pengabdian dirinya di masa purna bakti. Diuraikan, dengan sikap sederhana, beliau menjelaskan tidak punya ambisi dan mengaku tidak memiliki apa-apa.
Namun, ketika ditanya untuk pengabdian di Tanah Karo, Eks Danki 4 Den A Brimob Polda Sumut 2002 ini dengan lantang berucap akan mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi.
“Saya tidak ada ambisi apa-apa dan tidak punya apa-apa, dan pastinya sebagai wujud pengabdian itu, saya mengutamakan kepentingan umum di atas kepentingan pribadi,” tegasnya.
“Dalam perjalanan karir saya selama 38 tahun di kepolisian, pegangan saya adalah pengalaman rohani. Saya selalu dibantu oleh Tuhan dan dijawab melalui manusia. Itulah yang menuntun kehidupan saya, hingga membuat saya berjalan dan berjalan, dan luar biasa mukzijat Tuhan,” tuturnya. (deo/ram)