30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Bertemu setelah 30 Tahun Terpisah dari Ibunya

Supriadi dan Supriono Menangis Bahagia

LANGKAT-Tumino (50) warga Kecamatan Binjai Timur, yang sejak 2004 silam mencari adik kembarnya yakni Supriadi dan Supriono. Akhirnya merasa lega dan bahagia, setelah dapat mempertemukan adik kembarnya itu bersama ibunya Sugiyem, Minggu (27/2) lalu.

Menurut Tumino kedapa wartawan koran ini, Senin (7/3), bahwa pertemuan adik kembarnya dengan ibunya tersebut, dilakukan di Aceh, tepatnya di Simpang Kiri, Seumedoem.
“Iya, ibu dan adik kembar saya sudah bertemu, tangis bahagia dan saling peluk tak terhindarkan saat mereka bertemu,” ungkap Tumino.

Lebih jauh diceritakan Tumino, sebelum pertemuan ibu dan adik kembarnya dilakukan, mereka berangkat dari Kota Binjai bersama ayah angkat adik kembarnya itu. Selain adik kembar Tumino, turut hadir sejumlah keluarga ayah angkat adik kembarnya tersebut.

“Adik saya datang bersama 4 orang keluarganya termasuk ayah angkatnya sendirin
Kami berangkat dari Binjai pagi hari dan setibanya di Aceh saya merasa senang dan lega setelah melihat adik dan ibu saya kembali bertemu,” ucapnya.

Selain itu, Tumino juga mengaku, saat pertemuan itu berlangsung, suasa serasa bahagia. Dimana, adik kembarnya berfoto bersama dengan ibunya dan sudara kandung lainnya. “Dalam pertemuan itu kami sudah foto bersama, dan yang jelas saat pertemuan itu kebahgiaan ibu kami kembali terlihat,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, Tumino juga membeberkan, kalau adik kembarnya itu sangat mirip dengan adiknya yang nomor tiga. Hanya saja, kulit adik kembarnya saat ini lebih putih dari keluarga yang lainnya.

“Kalau raut wajah tidak ada ubahnya dengan adik saya yang nomor tiga. Tetapi, adik saya yang kembar ini lebih putih. Selain itu, badan adik kembar saya ini juga besar. Bahkan, badan adik lebih besar dari pada badan abangnya,” cetus Tumino.

Selama pertemuan kata Tumino, percakapan panjang lebar untuk saling tukar pikiran terus terjalin. Bahkan, adik kembarnya siap membantu jikalau ibunya dan saudara kandungnya membutuhkan bantuan. “Kami sudah dapat alamat pasti keduanya, yang jelas keduanya masih di Medan . Untuk sementara ini, kami enggan mengganggunya, dan kalaupun kami membutuhkan bantuan seperti mengobatkan ibu, kami tetap menunggu waktu. Apalgi, ibu kami masih enggan mengganggunya,” kata Tumino.

Bukan itu saja yang dingkapakn oleh Tumino, bahwa ibu angkat adik kembarnya juga sangat menyayangi si kembar itu. “Karena ibu angkat sangat menyayangi keduanya, kami takut jika terlalu dekat akan merubah keharmonisan pada keluarga mereka,” terang Tumino.

Sebelumnya, Tumino sejak tahun 2004 silam sudah sibuk mencari adik kembarnya itu. Untuk itu, ia sangat berterima kasih kepada Sumut Pos. Dimana, atas adanya pemberitaan tentang pencarian Tumino terhadap adik kembarnya tersebut, keberadaan orang tua angkat keduanya diketahui.
Selain keberadaan orang tuanya di ketahui, orang tua angkat adik kembarnya itu juga bersedia untuk mempertemukan ibu dan adik kembarnya tersebut. Sebab, sudah 34 tahun lamanya, ibu Tumino tidak bertemu dengan adik kembarnya itu.

Dikarenakan sudah ada titik terang untuk mempertemukan ketiganya. Tumino sudah tak pusing untuk mencari sana kemari. Bahkan, ketiganya berhasil dipertemukan di Aceh, tepat  di Simpang Kiri, Seumedoem, dimana ibunya saat ini tinggal dan dalam kondisi sakit-sakitan.

“Kami sekaluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bantuan Sumut Pos untuk turut membantu kami dalam mencari adik kembar kami itu. Meski semua ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa, tetapi Sumut Pos lah sebagai perantara dalam keberhasilan mempertemukan ibu dan adik kembar kami ini. Sekali lagi, terima kasih Sumut Pos,” ujar Tumino.

Apalagi sambung Tumino, dari tahun 2004 silam, ia sudah lelah mencari adik kembarnya itu. Bahkan, Tumino terus berpkir bagai mana caranya agar dapat mempertemukan adik kembarnya bersama ibunya yang sedang sakit-sakitan. “Saya diberi amanah oleh ibu saya agar mencari adik kembar kami. Namun saya sudah lelah tetapi tidak juga ketemu.

Karena ini adalah amanah orang tua, saya tetap berusaha dan akhirnya saya bertemu dengan Sumut Pos yang ingin ikut membantu pencarian ini. Dengan keikhlasan dan kerja keras, akhirnya semua ini selesai. Tanggung jawab saya sebagai seorang anak sudah terpenuhi dan saya merasa lega,” ungkapnya.(dan)

Supriadi dan Supriono Menangis Bahagia

LANGKAT-Tumino (50) warga Kecamatan Binjai Timur, yang sejak 2004 silam mencari adik kembarnya yakni Supriadi dan Supriono. Akhirnya merasa lega dan bahagia, setelah dapat mempertemukan adik kembarnya itu bersama ibunya Sugiyem, Minggu (27/2) lalu.

Menurut Tumino kedapa wartawan koran ini, Senin (7/3), bahwa pertemuan adik kembarnya dengan ibunya tersebut, dilakukan di Aceh, tepatnya di Simpang Kiri, Seumedoem.
“Iya, ibu dan adik kembar saya sudah bertemu, tangis bahagia dan saling peluk tak terhindarkan saat mereka bertemu,” ungkap Tumino.

Lebih jauh diceritakan Tumino, sebelum pertemuan ibu dan adik kembarnya dilakukan, mereka berangkat dari Kota Binjai bersama ayah angkat adik kembarnya itu. Selain adik kembar Tumino, turut hadir sejumlah keluarga ayah angkat adik kembarnya tersebut.

“Adik saya datang bersama 4 orang keluarganya termasuk ayah angkatnya sendirin
Kami berangkat dari Binjai pagi hari dan setibanya di Aceh saya merasa senang dan lega setelah melihat adik dan ibu saya kembali bertemu,” ucapnya.

Selain itu, Tumino juga mengaku, saat pertemuan itu berlangsung, suasa serasa bahagia. Dimana, adik kembarnya berfoto bersama dengan ibunya dan sudara kandung lainnya. “Dalam pertemuan itu kami sudah foto bersama, dan yang jelas saat pertemuan itu kebahgiaan ibu kami kembali terlihat,” ungkapnya.

Tak sampai disitu, Tumino juga membeberkan, kalau adik kembarnya itu sangat mirip dengan adiknya yang nomor tiga. Hanya saja, kulit adik kembarnya saat ini lebih putih dari keluarga yang lainnya.

“Kalau raut wajah tidak ada ubahnya dengan adik saya yang nomor tiga. Tetapi, adik saya yang kembar ini lebih putih. Selain itu, badan adik kembar saya ini juga besar. Bahkan, badan adik lebih besar dari pada badan abangnya,” cetus Tumino.

Selama pertemuan kata Tumino, percakapan panjang lebar untuk saling tukar pikiran terus terjalin. Bahkan, adik kembarnya siap membantu jikalau ibunya dan saudara kandungnya membutuhkan bantuan. “Kami sudah dapat alamat pasti keduanya, yang jelas keduanya masih di Medan . Untuk sementara ini, kami enggan mengganggunya, dan kalaupun kami membutuhkan bantuan seperti mengobatkan ibu, kami tetap menunggu waktu. Apalgi, ibu kami masih enggan mengganggunya,” kata Tumino.

Bukan itu saja yang dingkapakn oleh Tumino, bahwa ibu angkat adik kembarnya juga sangat menyayangi si kembar itu. “Karena ibu angkat sangat menyayangi keduanya, kami takut jika terlalu dekat akan merubah keharmonisan pada keluarga mereka,” terang Tumino.

Sebelumnya, Tumino sejak tahun 2004 silam sudah sibuk mencari adik kembarnya itu. Untuk itu, ia sangat berterima kasih kepada Sumut Pos. Dimana, atas adanya pemberitaan tentang pencarian Tumino terhadap adik kembarnya tersebut, keberadaan orang tua angkat keduanya diketahui.
Selain keberadaan orang tuanya di ketahui, orang tua angkat adik kembarnya itu juga bersedia untuk mempertemukan ibu dan adik kembarnya tersebut. Sebab, sudah 34 tahun lamanya, ibu Tumino tidak bertemu dengan adik kembarnya itu.

Dikarenakan sudah ada titik terang untuk mempertemukan ketiganya. Tumino sudah tak pusing untuk mencari sana kemari. Bahkan, ketiganya berhasil dipertemukan di Aceh, tepat  di Simpang Kiri, Seumedoem, dimana ibunya saat ini tinggal dan dalam kondisi sakit-sakitan.

“Kami sekaluarga mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya, atas bantuan Sumut Pos untuk turut membantu kami dalam mencari adik kembar kami itu. Meski semua ini adalah kehendak Yang Maha Kuasa, tetapi Sumut Pos lah sebagai perantara dalam keberhasilan mempertemukan ibu dan adik kembar kami ini. Sekali lagi, terima kasih Sumut Pos,” ujar Tumino.

Apalagi sambung Tumino, dari tahun 2004 silam, ia sudah lelah mencari adik kembarnya itu. Bahkan, Tumino terus berpkir bagai mana caranya agar dapat mempertemukan adik kembarnya bersama ibunya yang sedang sakit-sakitan. “Saya diberi amanah oleh ibu saya agar mencari adik kembar kami. Namun saya sudah lelah tetapi tidak juga ketemu.

Karena ini adalah amanah orang tua, saya tetap berusaha dan akhirnya saya bertemu dengan Sumut Pos yang ingin ikut membantu pencarian ini. Dengan keikhlasan dan kerja keras, akhirnya semua ini selesai. Tanggung jawab saya sebagai seorang anak sudah terpenuhi dan saya merasa lega,” ungkapnya.(dan)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/