25 C
Medan
Sunday, July 7, 2024

Mulai Diserang Demam, Penyakit Kulit, dan Asam Urat

BANJIR yang melanda kota Tanjungbalai dan merendam ribuan rumah warga, Kamis (7/3) memasuki hari ke 16. Kondisi ini membuat kesehatan warga menuru.

Informasi diperoleh, korban banjir di kota Tanjungbalai-Asahan mulai menderita penyakit gatal-gatal, deman, dan kulit. Saat ini korban musibah bencana banjir di Tanjungbalai-Asahan membutuhkan bantuan obat-obatan.

Itu dikatakan Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Isro Hudawi Pratama SH di posko PMI Km 8 Pasar Banjar, Kecamatan Simpang Empat, Asahan, Minggu (3/3). Menurutnya, banjir di Desa Seidua Hulu, Pasar Banjar dan Pasar Traktor Batu Tujuh merendam pemukiman 1.374 Kepala Keluarga (KK). Sementara di Kecamatan Simpang Empat 455 KK.

Isro menambahkan, sejak dibukanya pintu air Sigura-gura membuat ribuan KK di Tanjungbalai-Asahan menderita. Memang ada bantuan dari para dermawan dan dari Pemkab Asahan serta dari Pemerintah Kota Tanjungbalai. Namun bantuan tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan para korban bencana banjir.

Menurut Isro, sesuai data yang mereka miliki, jumlah pengungsi terhitung 5.000 orang atau 1.500 KK dari Desa Sei Dua Hulu, dan dari Desa Simpang Empat 500 KK. Data tersebut berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan.

Isro menambahkan, pihak manajemen dan Kordinasi Posko telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang rumahnya terkena banjir berupa selimut, tikar, dan terpal serta melaksanakan cek kesehatan keliling.

Selain itu Palang Meraih Indonesia (PMI) Asahan melakukan pendataan pengungsi secara menyeluruh. Saat ini kebutuhan mendesak adalah tenda pleton 4 unit, tikar 1.000 unit, perahu karet 4 unit, obat obatan, susu SGM dan 500 buah logistic.

Menurut Isro, di lokasi penampungan sangat dibutuhkan Ambulans untuk membawa pengungsi yang mulai menderita penyakit demam, kulit, asam urat. Untuk meringankan beban para pengungsi, pihak PMI dan Basarnas dengan 50 personil Tenaga Sukarela dan Relawan serta 5 orang medis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan, namun apa yang mereka lakukan masih belum bisa membantu korban banjir. Selain itu, para korban banjir juga sangat membutuhkan makan bayi dan persedian air bersih untuk mandi cuci kakus (MCK).

Lanjut Isro, jika saja bantuan dari PT Inalum sebesar Rp25 miliar untuk wilayah Tanjungbalai-Asahan per tahunya untuk penanggulangan bencana dikucurkan, diyakini dana tersebut bisa meringankan beban warga yang menjadi korban bencana banjir.

Namun akibat tidak jelasnya dana tersebut membuat para korban bencana banjir menderita. Padahal setau Isro, bantuan tersebut sudah dikucurkan pihak PT Inalum kepada Pemkab Asahan dan Pemko Tanjungbalai.

Terpisah Kabag Humas Pemko Tanjungbalai Darulyana mengatakan, dirinya tidak tau bahwa dana itu sudah sampai atau belum ke Pemko Tanjungbalai. Hal yang sama dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahden Siregar.

Selain itu, banjir diyakini telah merusak infrastruktur dan lahan pertanian milik warga. Diharapkan Pemko Tanjungbalai dan Pemkab Asahan bisa secepatnya menyuplai obat-obatan kepada korban banjir.

“Kita yakin, jika air banjir ini sudah surut, akan tersisalah kerusakan-kerusakan yang cukup besar terhadap sarana infrastruktur yang ada di dua kecamatan yang mendapat musibah banjir ini,” kata Sekretaris Dinas PU Tanjungbalai Susanto SE.(c-5/smg)

BANJIR yang melanda kota Tanjungbalai dan merendam ribuan rumah warga, Kamis (7/3) memasuki hari ke 16. Kondisi ini membuat kesehatan warga menuru.

Informasi diperoleh, korban banjir di kota Tanjungbalai-Asahan mulai menderita penyakit gatal-gatal, deman, dan kulit. Saat ini korban musibah bencana banjir di Tanjungbalai-Asahan membutuhkan bantuan obat-obatan.

Itu dikatakan Pengurus Palang Merah Indonesia (PMI) Isro Hudawi Pratama SH di posko PMI Km 8 Pasar Banjar, Kecamatan Simpang Empat, Asahan, Minggu (3/3). Menurutnya, banjir di Desa Seidua Hulu, Pasar Banjar dan Pasar Traktor Batu Tujuh merendam pemukiman 1.374 Kepala Keluarga (KK). Sementara di Kecamatan Simpang Empat 455 KK.

Isro menambahkan, sejak dibukanya pintu air Sigura-gura membuat ribuan KK di Tanjungbalai-Asahan menderita. Memang ada bantuan dari para dermawan dan dari Pemkab Asahan serta dari Pemerintah Kota Tanjungbalai. Namun bantuan tersebut belum bisa memenuhi kebutuhan para korban bencana banjir.

Menurut Isro, sesuai data yang mereka miliki, jumlah pengungsi terhitung 5.000 orang atau 1.500 KK dari Desa Sei Dua Hulu, dan dari Desa Simpang Empat 500 KK. Data tersebut berdasarkan data dari Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Asahan.

Isro menambahkan, pihak manajemen dan Kordinasi Posko telah menyalurkan bantuan kepada masyarakat yang rumahnya terkena banjir berupa selimut, tikar, dan terpal serta melaksanakan cek kesehatan keliling.

Selain itu Palang Meraih Indonesia (PMI) Asahan melakukan pendataan pengungsi secara menyeluruh. Saat ini kebutuhan mendesak adalah tenda pleton 4 unit, tikar 1.000 unit, perahu karet 4 unit, obat obatan, susu SGM dan 500 buah logistic.

Menurut Isro, di lokasi penampungan sangat dibutuhkan Ambulans untuk membawa pengungsi yang mulai menderita penyakit demam, kulit, asam urat. Untuk meringankan beban para pengungsi, pihak PMI dan Basarnas dengan 50 personil Tenaga Sukarela dan Relawan serta 5 orang medis telah berusaha semaksimal mungkin untuk memberikan pelayanan, namun apa yang mereka lakukan masih belum bisa membantu korban banjir. Selain itu, para korban banjir juga sangat membutuhkan makan bayi dan persedian air bersih untuk mandi cuci kakus (MCK).

Lanjut Isro, jika saja bantuan dari PT Inalum sebesar Rp25 miliar untuk wilayah Tanjungbalai-Asahan per tahunya untuk penanggulangan bencana dikucurkan, diyakini dana tersebut bisa meringankan beban warga yang menjadi korban bencana banjir.

Namun akibat tidak jelasnya dana tersebut membuat para korban bencana banjir menderita. Padahal setau Isro, bantuan tersebut sudah dikucurkan pihak PT Inalum kepada Pemkab Asahan dan Pemko Tanjungbalai.

Terpisah Kabag Humas Pemko Tanjungbalai Darulyana mengatakan, dirinya tidak tau bahwa dana itu sudah sampai atau belum ke Pemko Tanjungbalai. Hal yang sama dikatakan Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Mahden Siregar.

Selain itu, banjir diyakini telah merusak infrastruktur dan lahan pertanian milik warga. Diharapkan Pemko Tanjungbalai dan Pemkab Asahan bisa secepatnya menyuplai obat-obatan kepada korban banjir.

“Kita yakin, jika air banjir ini sudah surut, akan tersisalah kerusakan-kerusakan yang cukup besar terhadap sarana infrastruktur yang ada di dua kecamatan yang mendapat musibah banjir ini,” kata Sekretaris Dinas PU Tanjungbalai Susanto SE.(c-5/smg)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/