31 C
Medan
Sunday, June 30, 2024

Enam Jam Terapung di Laut

Pengakuan TKI Ilegal yang Selamat Setelah Tenggelam di Malaysia

Kebahagiaan masih menyelimuti Selamat bin Mustar (35) salah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal asal Dusun VI Kacangan, Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, yang selamat dari maut, setelah Tongkang yang ditumpangi tenggelam di perairan Malaysia, Rabu (1/6) lalu. Kini, dia sudah berkumpul dengan keluarganya sejak Sabtu (4/6) kemarin.

Bayu Dian, Langkat

Ketika ditemui dirumahnya, Selasa (7/6), Selamat mengaku, masih trauma dengan peristiwa yang dialaminya. Pun begitu, dia dengan lancar menceritakan peristiwa tenggelamnya kapal Tongkang yang ditumpanginya saat akan kembali ke tanah air.

Dikatakan Selamat, Tongkang yang membawanya pulang, berisi 24 orang penumpang TKI ilegal dari berbagai daerah di Indonesia. Awalnya, kata dia, dirinya sudah tidak yakin dengan kondisi tongkang tersebut. Tapi, karena sudah terlanjur membayar dia tetap nekat pulang dengan Tongkang tersebut.

“Sebenarnya saya sudah ragu naik Tongkang itu, karena muatannya terlalu banyak dan tekongnya (nahkoda) sendiri juga tampak ketakutan tertangkap polisi Malaysia,” cerita Selamat.

Saat itu, sebutnya, dia membayar ongkos Tongkang RM 750 untuk sampai ke tanah air. Begitu Tongkang bergerak dari Johor, Malaysia menuju Batam, ombak besar setinggi 2 meter menerpa Tongkang dan menyebabkan Tongkang tenggelam.

Waktu itulah, dirinya terombang ambing di lautan sampai berjam-jam sebelum diselamakan kapal dari Hongkong.
“Enam jam saya dan teman saya Ilham (33) terombang-ambing ditengah laut dan hanya berpegang pada sebuah derigen yang kami dapatkan. Alhamdulillah, Allah telah memberikan hidup yang kedua kepada saya, saya akan manfaatkan hidup saya ini untuk hal-hal yang baik,” kenangnya.

Setelah diselamatkan kapal Hongkong, mereka dibawa oleh Polisi Marine Malaysia. Hanya 17 orang yang selamat, sedangkan 7 lainnya menghilang. Setelah diproses di kantor Polisi Marine Malaysia, Konsulat Jendral RI di Johor datang dan membawa mereka ke penumpangan.

“Saya berterima kasih kepada ABK Hongkong yang telah menyelamatkan kami dari keganasan gelombang laut, dan juga sangat berterima kasih kepada Konjen RI yang telah mebantu kami sehingga kami tidak di hukum di Malaysia,” ujar Selamat.

Setelah melewati cobaan begitu berat untuk sampai ke kampung halaman, akhirnya dia sampai dirumah pada Sabtu (4/6) setelah meninggalkan penampungan Batam. Walaupun nyawanya nyaris hilang, tapi Selamat akan tetap pergi ke Malaysia mencari segepok ringgit. (*)

Pengakuan TKI Ilegal yang Selamat Setelah Tenggelam di Malaysia

Kebahagiaan masih menyelimuti Selamat bin Mustar (35) salah seorang Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal asal Dusun VI Kacangan, Desa Karang Gading, Kecamatan Secanggang, Kabupaten Langkat, yang selamat dari maut, setelah Tongkang yang ditumpangi tenggelam di perairan Malaysia, Rabu (1/6) lalu. Kini, dia sudah berkumpul dengan keluarganya sejak Sabtu (4/6) kemarin.

Bayu Dian, Langkat

Ketika ditemui dirumahnya, Selasa (7/6), Selamat mengaku, masih trauma dengan peristiwa yang dialaminya. Pun begitu, dia dengan lancar menceritakan peristiwa tenggelamnya kapal Tongkang yang ditumpanginya saat akan kembali ke tanah air.

Dikatakan Selamat, Tongkang yang membawanya pulang, berisi 24 orang penumpang TKI ilegal dari berbagai daerah di Indonesia. Awalnya, kata dia, dirinya sudah tidak yakin dengan kondisi tongkang tersebut. Tapi, karena sudah terlanjur membayar dia tetap nekat pulang dengan Tongkang tersebut.

“Sebenarnya saya sudah ragu naik Tongkang itu, karena muatannya terlalu banyak dan tekongnya (nahkoda) sendiri juga tampak ketakutan tertangkap polisi Malaysia,” cerita Selamat.

Saat itu, sebutnya, dia membayar ongkos Tongkang RM 750 untuk sampai ke tanah air. Begitu Tongkang bergerak dari Johor, Malaysia menuju Batam, ombak besar setinggi 2 meter menerpa Tongkang dan menyebabkan Tongkang tenggelam.

Waktu itulah, dirinya terombang ambing di lautan sampai berjam-jam sebelum diselamakan kapal dari Hongkong.
“Enam jam saya dan teman saya Ilham (33) terombang-ambing ditengah laut dan hanya berpegang pada sebuah derigen yang kami dapatkan. Alhamdulillah, Allah telah memberikan hidup yang kedua kepada saya, saya akan manfaatkan hidup saya ini untuk hal-hal yang baik,” kenangnya.

Setelah diselamatkan kapal Hongkong, mereka dibawa oleh Polisi Marine Malaysia. Hanya 17 orang yang selamat, sedangkan 7 lainnya menghilang. Setelah diproses di kantor Polisi Marine Malaysia, Konsulat Jendral RI di Johor datang dan membawa mereka ke penumpangan.

“Saya berterima kasih kepada ABK Hongkong yang telah menyelamatkan kami dari keganasan gelombang laut, dan juga sangat berterima kasih kepada Konjen RI yang telah mebantu kami sehingga kami tidak di hukum di Malaysia,” ujar Selamat.

Setelah melewati cobaan begitu berat untuk sampai ke kampung halaman, akhirnya dia sampai dirumah pada Sabtu (4/6) setelah meninggalkan penampungan Batam. Walaupun nyawanya nyaris hilang, tapi Selamat akan tetap pergi ke Malaysia mencari segepok ringgit. (*)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/