26.7 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Buku Tabungan Dipegang Kasek Lama, Siswa SMPN 1 Sitinjo Tidak Bisa Cairkan Dana PIP

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BERI KETERANGAN: Kepala Sekolah SMPN 1 Sitinjo, Binuar Malau didampingi Wakasek, Rosita Togatorop saat memberikan keterangan kepada media.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Puluhan siswa/siswi SMP negeri 1 Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi tidak bisa mencairkan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP), dikarenakan buku tabungan siswa masih dipegang oleh Kepala Sekolah (Kasek) yang lama, yaitu Hitler Naibaho.

Orangtua siswa, Romauli boru Kudadiri (48) warga Desa Sitinjo Kecamatan Sitinjo mengatakan dua orang anaknya, yakni Risa Lumbanraja dan Teresia Lumbanraja merupakan penerima bantuan PIP saat di kelas VII.

“Kata gurunya dapat lagi, tapi kami tidak bisa mencairkan dana PIP karena buku tabungan dipegang Kepala sekolah lama yakni Hitler Naibaho,” ujarnya.

Dijelaskannya, Risa Lumbanraja sekarang baru naik ke kelas IX. Sedangkan Teresia Lumbanraja baru lulus SMP dan mau masuk SMA. Kedua anaknya pernah mendapat dana PIP pas di kelas VII. Sedangkan aat kelas VIII bantuan nihil. Tetapi kini, guru menginformasukan bahwa Risa dan Teresia mendapat bantuan. Dan bagi siswa yang memiliki buku tabungan silahkan mwncairkan di Bank, ucap Romauli menirukan pernyataan guru kepada anaknya.

Romauli menyebutkan, saat pencairan di Kelas VII, Kasek Hitler Naibaho yang membagikan kepada siswa disekolah. Dan sejak itulah, buku tabungan tak pernah diberikan kepada siswa. Padahal, buku tabungan milik pribadi siswa, jadi seharusnya berada di tangan siswa.

“Dari dulu, Kami bertanya, kenapa jadi Kasek yang pegang, Kami memang heran hanya saja tak berani protes. Kini, Kami sangat keberatan dan dirugikan jika anak kami tidak bisa dapat dana PIP karena kesalahan Kepsek lama itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasek SMPN 1 Sitinjo, Binuar Malau didampingi Wakasek, Rosita boru Togatorop membenarkan, jika sejumlah siswa disekolah itu belum bisa mencairkan bantuan karena buku tabungan tidak dipegang para siswa.

Binuar dan Rosita menuturkan, sebelum menerima rapor Dinas Pendidikan menyampaikan ke pihak sekolah bahwa dana PIP sudah keluar dan sudah bisa dicairkan di Bank. Informasi itu kita sampaikan ke siswa yang mendapat bantuan.

Tetapi, hingga Jumat (5/7) baru 5 orang dari total 211 penerima PIP melapor kesekolah sudah mencairkan dana dimaksud. Menurut Binuar, untuk pencairan tidak ada kewenangan sekolah. “Kewenangan kami hanya memberikan surat keterangan bahwa siswa penerima benar anak didik kami,”ucapnya.

Binuar menegaskan, bahwa buku tabungan tidak ada disekolah. Hal itu sudah disampaikannya kepada orangtua siswa yang terus datang mempertanyakan buku tabungan tersebut. Walaupun begitu, ada beberapa dari orangtua yang menyatakan bahwa buku tersebut dipegang oleh pendahulunya.

“Kalau begitu sudah jelas buku ada di pendahulu saya silahkan saja bapak/ibu minta kepada Kasek lama,” ungkapnya. Disebutkan Malau, siswa yang tidak memegang buku tabungan sekarang posisi kelas VIII-IX dengan jumlah bantuan yang bervariasi mulai dari Rp375 ribu- Rp750 ribu/siswa.

Sementara itu, Mantan Kasek SMPN 1 Sitinjo yang sekarang menjabat Kasek SMPN 1 Lae Parira, Hitler Naibaho mengakui bahwa buku tabungan para siswa tersebut terbakar saat dirinya sedang membakar berkas yang tidak penting sebelum dimutasi.

“Saya tidak sengaja membakar buku tabungan itu. Saran saya, silahkan membuat buku rekening yang baru dengan mendaftar ke bank. Sementara jumlah penerima dana PIP SMPN 1 Sitinjo tahun 2018 sebanyak 58 orang data penerima jelas,” pungkasnya. (mag-10/ram)

RUDY SITANGGANG/SUMUT POS
BERI KETERANGAN: Kepala Sekolah SMPN 1 Sitinjo, Binuar Malau didampingi Wakasek, Rosita Togatorop saat memberikan keterangan kepada media.

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Puluhan siswa/siswi SMP negeri 1 Sitinjo Kecamatan Sitinjo Kabupaten Dairi tidak bisa mencairkan dana bantuan Program Indonesia Pintar (PIP), dikarenakan buku tabungan siswa masih dipegang oleh Kepala Sekolah (Kasek) yang lama, yaitu Hitler Naibaho.

Orangtua siswa, Romauli boru Kudadiri (48) warga Desa Sitinjo Kecamatan Sitinjo mengatakan dua orang anaknya, yakni Risa Lumbanraja dan Teresia Lumbanraja merupakan penerima bantuan PIP saat di kelas VII.

“Kata gurunya dapat lagi, tapi kami tidak bisa mencairkan dana PIP karena buku tabungan dipegang Kepala sekolah lama yakni Hitler Naibaho,” ujarnya.

Dijelaskannya, Risa Lumbanraja sekarang baru naik ke kelas IX. Sedangkan Teresia Lumbanraja baru lulus SMP dan mau masuk SMA. Kedua anaknya pernah mendapat dana PIP pas di kelas VII. Sedangkan aat kelas VIII bantuan nihil. Tetapi kini, guru menginformasukan bahwa Risa dan Teresia mendapat bantuan. Dan bagi siswa yang memiliki buku tabungan silahkan mwncairkan di Bank, ucap Romauli menirukan pernyataan guru kepada anaknya.

Romauli menyebutkan, saat pencairan di Kelas VII, Kasek Hitler Naibaho yang membagikan kepada siswa disekolah. Dan sejak itulah, buku tabungan tak pernah diberikan kepada siswa. Padahal, buku tabungan milik pribadi siswa, jadi seharusnya berada di tangan siswa.

“Dari dulu, Kami bertanya, kenapa jadi Kasek yang pegang, Kami memang heran hanya saja tak berani protes. Kini, Kami sangat keberatan dan dirugikan jika anak kami tidak bisa dapat dana PIP karena kesalahan Kepsek lama itu,” ungkapnya.

Sementara itu, Kasek SMPN 1 Sitinjo, Binuar Malau didampingi Wakasek, Rosita boru Togatorop membenarkan, jika sejumlah siswa disekolah itu belum bisa mencairkan bantuan karena buku tabungan tidak dipegang para siswa.

Binuar dan Rosita menuturkan, sebelum menerima rapor Dinas Pendidikan menyampaikan ke pihak sekolah bahwa dana PIP sudah keluar dan sudah bisa dicairkan di Bank. Informasi itu kita sampaikan ke siswa yang mendapat bantuan.

Tetapi, hingga Jumat (5/7) baru 5 orang dari total 211 penerima PIP melapor kesekolah sudah mencairkan dana dimaksud. Menurut Binuar, untuk pencairan tidak ada kewenangan sekolah. “Kewenangan kami hanya memberikan surat keterangan bahwa siswa penerima benar anak didik kami,”ucapnya.

Binuar menegaskan, bahwa buku tabungan tidak ada disekolah. Hal itu sudah disampaikannya kepada orangtua siswa yang terus datang mempertanyakan buku tabungan tersebut. Walaupun begitu, ada beberapa dari orangtua yang menyatakan bahwa buku tersebut dipegang oleh pendahulunya.

“Kalau begitu sudah jelas buku ada di pendahulu saya silahkan saja bapak/ibu minta kepada Kasek lama,” ungkapnya. Disebutkan Malau, siswa yang tidak memegang buku tabungan sekarang posisi kelas VIII-IX dengan jumlah bantuan yang bervariasi mulai dari Rp375 ribu- Rp750 ribu/siswa.

Sementara itu, Mantan Kasek SMPN 1 Sitinjo yang sekarang menjabat Kasek SMPN 1 Lae Parira, Hitler Naibaho mengakui bahwa buku tabungan para siswa tersebut terbakar saat dirinya sedang membakar berkas yang tidak penting sebelum dimutasi.

“Saya tidak sengaja membakar buku tabungan itu. Saran saya, silahkan membuat buku rekening yang baru dengan mendaftar ke bank. Sementara jumlah penerima dana PIP SMPN 1 Sitinjo tahun 2018 sebanyak 58 orang data penerima jelas,” pungkasnya. (mag-10/ram)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/