25 C
Medan
Friday, June 28, 2024

Berhasil Kendalikan Inflasi , Tebingtinggi Raih Penghargaan TPID Teladan

TERIMA: Sekdako Tebingtinggi Marapusuk Siregar menerima TPID Award dari Gubsu, Edy Ramayadi.
Sopian/sumut pos

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Tebingtinggi melalui Sekdako Marapusuk Siregar menerima penghargaan Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) dari Gurbernur Sumatera Utara Edy Ramayadi di Grand Balroom Hotel Polonia, Jalan Sudirman Kota Medan, Senin (7/10).

Dalam arahannya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengibaratkan menjaga laju inflasi seperti mengendalikan tensi darah di tubuh manusia, sehingga dirinya meminta seluruh pihak bisa menggeluti persoalan harga komoditi tertentu, khususnya cabai merah, bawang, daging ayam dan lainnya.

“Saya ingatkan soal inflasi, khususnya di Kabupaten Kota, itu seperti pengukur tensi, tidak bisa tinggi, tak bisa juga terlalu rendah,” ujar Edy Ramayadi.

Kegiatan dengan tema Sinergitas Informasi dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pangan Serta Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah di Sumut ini dihadiri Kepala BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, Kepala Kantor KPPU Sumut Ramli Simanjuntak, Kabulog Divre Sumut Basirun, sejumlah Kepala Daerah dan pimpinan OPD se Sumut.

Gubsu juga mengingatkan, bahwa persoalan inflasi tidak bisa dipisahkan dari urusan pangan rakyat. Sehingga seluruh pihak berkewajiban memikirkan dan mengurusi persoalan masyarakat. Bahkan komoditi seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam dan lainnya yang sempat dikeluhkan masyarakat maupun para pedagang.

“Kenapa saya mau bicara cabai merah, karena ini sempat membuat kita naik tensi. Makanya kenapa kita bergelut soal ini, karena itu juga saya ingin bertemu importir, bagaimana penjelasan mereka,” kata Edy.

Sementara Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Siswo Widayat menyampaikan bahwa tekanan inflasi masih dimungkinkan muncul di November 2019. Sebab kebutuhan pangan yang terus ada, rentan menyumbang inflasi yang besar di tahun ini.

Untuk Sumut, selain cabai merah yang tertinggi, ada juga komoditi pangan lain yang juga mempengaruhi. “Kalau amannya, seperti cabai merah tidak boleh melebihi Rp42 ribu. Sehingga kalau bisa dikendalikan, inflasi kita bisa 4 persen,” bilangnya.

Dijelaskannya lagi, produksi cabai dan komoditi pangan lainnya, harus didata dengan baik sehingga bisa diproyeksikan dan diantisipasi. Sebab, selama tidak ada data valid sebagai dasar analisis, tidak akan dapat diproyeksikan bagaimana langkah ke depan, khususnya menghadapi berbagai momentum seperti hari besar keagamaan.

Disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi, menyebutkan bahwa secara kumulatif pada tahun ini hingga Agustus, laju inflasi kumulatif berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) se-Sumut mencapai 5,40 persen atau melebihi sasaran 4,50 persen. Dengan rincian untuk IHK Sibolga 4,96 persen, Pematang Siantar 2,49 persen, Medan 5,90 persen dan Padang Sidempuan 2,95 persen.

Sementara Sekdako Marapusuk Siregar mengatakan, keberhasilan ini berkat kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan istansi terkait dalam melaksanakan pemantaun terus harga kebutuhan pokok di Kota Tebingtinggi, harga kebutuhan pokok di pasar pasar tradisional selalu dilakukan pemantauan setiap minggunya, apalagi dalam menghadapi hari hari besar keagamaan, TPID Kota Tebingtinggi selalu bekerja keras dengan melakukan berbagai operasi pasar, sehingga menghendel harga- harga kebutuhan pokok tidak melambung tinggi di pasaran, hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

“Ini adalah kali kedua Pemko Tebingtinggi memperoleh TPID Award Teladan dari Pemprovsu yakni tahun 2018 dan 2019,” jelasnya.

Pemberian penghargaan TPID Award kepada sejumlah daerah seperti Kota Sibolga (TPID Terbaik Kota IHK), TPID Berprestasi seperti Karo, Pematang Siantar, Taput dan Padang Sidempuan, serta TPID Teladan yakni kabupaten Deliserdang, Kota Tebingtinggi dan Kota Medan. (ian/han)

TERIMA: Sekdako Tebingtinggi Marapusuk Siregar menerima TPID Award dari Gubsu, Edy Ramayadi.
Sopian/sumut pos

TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Tebingtinggi melalui Sekdako Marapusuk Siregar menerima penghargaan Tim Pengendali Inflansi Daerah (TPID) dari Gurbernur Sumatera Utara Edy Ramayadi di Grand Balroom Hotel Polonia, Jalan Sudirman Kota Medan, Senin (7/10).

Dalam arahannya, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi mengibaratkan menjaga laju inflasi seperti mengendalikan tensi darah di tubuh manusia, sehingga dirinya meminta seluruh pihak bisa menggeluti persoalan harga komoditi tertentu, khususnya cabai merah, bawang, daging ayam dan lainnya.

“Saya ingatkan soal inflasi, khususnya di Kabupaten Kota, itu seperti pengukur tensi, tidak bisa tinggi, tak bisa juga terlalu rendah,” ujar Edy Ramayadi.

Kegiatan dengan tema Sinergitas Informasi dan Upaya Peningkatan Produktivitas Pangan Serta Kerja Sama Perdagangan Antar Daerah di Sumut ini dihadiri Kepala BI Sumut Wiwiek Sisto Widayat, Kepala BPS Sumut Syech Suhaimi, Kepala Kantor KPPU Sumut Ramli Simanjuntak, Kabulog Divre Sumut Basirun, sejumlah Kepala Daerah dan pimpinan OPD se Sumut.

Gubsu juga mengingatkan, bahwa persoalan inflasi tidak bisa dipisahkan dari urusan pangan rakyat. Sehingga seluruh pihak berkewajiban memikirkan dan mengurusi persoalan masyarakat. Bahkan komoditi seperti cabai merah, bawang merah, bawang putih, minyak goreng, daging ayam dan lainnya yang sempat dikeluhkan masyarakat maupun para pedagang.

“Kenapa saya mau bicara cabai merah, karena ini sempat membuat kita naik tensi. Makanya kenapa kita bergelut soal ini, karena itu juga saya ingin bertemu importir, bagaimana penjelasan mereka,” kata Edy.

Sementara Kepala Perwakilan BI Sumut, Wiwiek Siswo Widayat menyampaikan bahwa tekanan inflasi masih dimungkinkan muncul di November 2019. Sebab kebutuhan pangan yang terus ada, rentan menyumbang inflasi yang besar di tahun ini.

Untuk Sumut, selain cabai merah yang tertinggi, ada juga komoditi pangan lain yang juga mempengaruhi. “Kalau amannya, seperti cabai merah tidak boleh melebihi Rp42 ribu. Sehingga kalau bisa dikendalikan, inflasi kita bisa 4 persen,” bilangnya.

Dijelaskannya lagi, produksi cabai dan komoditi pangan lainnya, harus didata dengan baik sehingga bisa diproyeksikan dan diantisipasi. Sebab, selama tidak ada data valid sebagai dasar analisis, tidak akan dapat diproyeksikan bagaimana langkah ke depan, khususnya menghadapi berbagai momentum seperti hari besar keagamaan.

Disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut Syech Suhaimi, menyebutkan bahwa secara kumulatif pada tahun ini hingga Agustus, laju inflasi kumulatif berdasarkan indeks harga konsumen (IHK) se-Sumut mencapai 5,40 persen atau melebihi sasaran 4,50 persen. Dengan rincian untuk IHK Sibolga 4,96 persen, Pematang Siantar 2,49 persen, Medan 5,90 persen dan Padang Sidempuan 2,95 persen.

Sementara Sekdako Marapusuk Siregar mengatakan, keberhasilan ini berkat kerja sama yang baik antara Pemerintah Kota Tebingtinggi dengan istansi terkait dalam melaksanakan pemantaun terus harga kebutuhan pokok di Kota Tebingtinggi, harga kebutuhan pokok di pasar pasar tradisional selalu dilakukan pemantauan setiap minggunya, apalagi dalam menghadapi hari hari besar keagamaan, TPID Kota Tebingtinggi selalu bekerja keras dengan melakukan berbagai operasi pasar, sehingga menghendel harga- harga kebutuhan pokok tidak melambung tinggi di pasaran, hal ini dilakukan untuk meningkatkan daya beli masyarakat.

“Ini adalah kali kedua Pemko Tebingtinggi memperoleh TPID Award Teladan dari Pemprovsu yakni tahun 2018 dan 2019,” jelasnya.

Pemberian penghargaan TPID Award kepada sejumlah daerah seperti Kota Sibolga (TPID Terbaik Kota IHK), TPID Berprestasi seperti Karo, Pematang Siantar, Taput dan Padang Sidempuan, serta TPID Teladan yakni kabupaten Deliserdang, Kota Tebingtinggi dan Kota Medan. (ian/han)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/