BINJAI, SUMUTPOS.CO – Pidato perdana Wali Kota Binjai, Amir Hamzah dan Wakil Wali Kota Binjai, Hasanul Jihadi tidak diikuti oleh 35 wakil rakyat. Rapat paripurna tersebut cuma diikuti 11 anggota dewan.
Pengamat Politik FISIP UMA, Ara Auza menilai, Pimpinan DPRD Binjai, Juli Sawitma Nasution dan Hairil Anwar gagal bangun hubungan harmonis. Itu dibuktikan melalui kehadiran belasan anggota dewan dari jumlah 35 orang.
Ara juga menilai, agak aneh jika paripurna pidato pertama wali kota Amir Hamzah masa jabatan 2025-2030 hanya dihadiri sedikit anggota DPRD. Kata dia, hal ini beda dengan daerah lainnya, seperti Medan, Deliserdang dan daerah lainnya.
“Sebelum diagendakan paripurna itu kan pasti dibahas di Banmus DPRD, lalu diparipurnakan. Artinya Banmus-nya pasti tidak kuorum, sehingga paripurna ya sepi kehadiran. Kenapa tidak kuorum, tentu itu indikasi ada keretakan di DPRD,” kata Ara.
Kata dia, sekeras apapun dinamikanya, jika pimpinan DPRD mampu berkomunikasi dan merangkul, pasti tidak akan pernah terjadi kebuntuan. Menurutnya, minimnya kehadiran pada rapat paripurna kemarin juga mendapat reaksi dari mahasiswa dan masyarakat.
“Pak Sawit harus jadi jembatan bagi Pak Walikota bukan justru sebaliknya. Jika Beliau tidak mampu merangkul kawan-kawan DPRD untuk bersinergi, bisa jadi jabatan beliau sebagai Wakil Ketua DPRD itu yang semakin merusak hubungan antara eksekutif dan legislatif,” kata Ara.
Terpisah, Wakil Ketua DPRD Binjai, Juli Sawitma Nasution saat diminta tanggapannya mengarahkan wartawan untuk bertanya kepada anggota dewan yang tidak hadir. “Maunya tanya sama dewannya yang tidak datang apa sebabnya. Apa tidak sampai undangannya,” katanya, Minggu (9/3/2025).
Dia ogah menanggapi lebih jauh terkait ketidakhadiran secara utuh anggota dewan. Sawit menyebut, hanya menjalankan aturan saja.
“Gak ada tanggapan, saya hanya menjalankan aturan saja agar wali kota setelah dilantik memberikan pidato visi-misi di hadapan dewan. Dan tidak perlu korum, karena tidak mengambil suatu keputusan,” tandasnya. (ted/han)