26 C
Medan
Wednesday, June 26, 2024

Drainase Anjlok, Jembatan Seibilah Terancam Ambruk

LABUHANBATU- Jembatan Seibilah di Jalan MH Tahmrin Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu terancam ambruk. Ujung parit besar sebagai sarana pembuangan air ke sungai yang berjarak tiga meter dari jembatan itu sudah rubuh dan berantakan.

Amatan Sumut Pos, Rabu (9/1) parit yang berada di sebelah kanan jembatan jika menuju arah inti Kota Rantauprapat dari Medan kondisinya sangat mengkhawatirkan untuk kelangsungan pangkal jembatan. Saat ini, bagian ujung parit yang dalamnya mencapai 5 meter ambruk, sehingga air yang mengalir dari parit tidak langsung ke bibir sungai.

DRAINASE Ambruk: Ujung drainase  berada sekitar 4 meter dari jembatan Sei Bilah Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu ambruk.//Joko/Sumut Pos
DRAINASE Ambruk: Ujung drainase yang berada sekitar 4 meter dari jembatan Sei Bilah Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu ambruk.//Joko/Sumut Pos

Saat ini, bongkahan dinding drainase dengan ketebalan mencapai setengah meter dengan tinggi mencapai berkiar 4 meter terlihat berserakan di pinggiran sungai. Sementara jarak antara ujung parit dengan tiang penyanggah jembatan utama inti kota hanya sekitar 5 meter.

Jika tidak diperbaiki, beberapa tahun ke depan akan berdampak terhadap jembatan. Selain itu, akibat ujung parit yang anjlok berikut dengan dinding penahan penghujungnya, mengakibatkan retakan/patah dari atas hingga ke bawah dinding yang berada sekitar 6 meter dari ujung parit. Hal itu juga dinilai sangat berbahaya jika tidak dilakukan perbaikan. “Kalau patah dua, paritnya bisa tumpat dan air yang ada pasti meluap ke permukiman,” aku Jarni (53) warga yang tinggal di sekitar lokasi.

Kekhawatiran juga diutarakan Udin (27) saat ditemui sedang memancing di pinggiran sungai tersebut. Ia memprediksi runtuhan dinding akan membahayakan warga maupun anak-anak yang sering bermain di pinggiran sungai. “Di sinikan lokasi bermain anak-anak, bagaimana kalau tiba-tiba ambruk lagi dan menimpa mereka. Makanya ya perlu diperbaikilah,” pintanya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi Pemkab Labuhanbatu Irul Fahri kepada Sumut Pos mengatakan bahwa parit tersebut dibangun oleh seorang warga yang tanahnya bersebelahan dengan pasar utama. “Sepertinya itu bukan bangunan pemerintah, itu parit yang dibangun warga, Gitu pun kita pelajari dululah,” sebutnya.

Ali Akbar Hasibuan SE Msi salah seorang anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu saat dimintai tanggapannya meminta pemerintah setempat dapat memperhatikan pembangunan di segala sisi, terutama jika berdampak berbahaya. “Ya tidak bisa lepas tangan dong pemkab, harus cari solusi. Bila perlu dana pemerintah untuk memperbaikinya, toh itu berada di pinggir jalan utama,” terang Ali lagi. (mag-16)

LABUHANBATU- Jembatan Seibilah di Jalan MH Tahmrin Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu terancam ambruk. Ujung parit besar sebagai sarana pembuangan air ke sungai yang berjarak tiga meter dari jembatan itu sudah rubuh dan berantakan.

Amatan Sumut Pos, Rabu (9/1) parit yang berada di sebelah kanan jembatan jika menuju arah inti Kota Rantauprapat dari Medan kondisinya sangat mengkhawatirkan untuk kelangsungan pangkal jembatan. Saat ini, bagian ujung parit yang dalamnya mencapai 5 meter ambruk, sehingga air yang mengalir dari parit tidak langsung ke bibir sungai.

DRAINASE Ambruk: Ujung drainase  berada sekitar 4 meter dari jembatan Sei Bilah Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu ambruk.//Joko/Sumut Pos
DRAINASE Ambruk: Ujung drainase yang berada sekitar 4 meter dari jembatan Sei Bilah Rantauprapat, Kabupaten Labuhanbatu ambruk.//Joko/Sumut Pos

Saat ini, bongkahan dinding drainase dengan ketebalan mencapai setengah meter dengan tinggi mencapai berkiar 4 meter terlihat berserakan di pinggiran sungai. Sementara jarak antara ujung parit dengan tiang penyanggah jembatan utama inti kota hanya sekitar 5 meter.

Jika tidak diperbaiki, beberapa tahun ke depan akan berdampak terhadap jembatan. Selain itu, akibat ujung parit yang anjlok berikut dengan dinding penahan penghujungnya, mengakibatkan retakan/patah dari atas hingga ke bawah dinding yang berada sekitar 6 meter dari ujung parit. Hal itu juga dinilai sangat berbahaya jika tidak dilakukan perbaikan. “Kalau patah dua, paritnya bisa tumpat dan air yang ada pasti meluap ke permukiman,” aku Jarni (53) warga yang tinggal di sekitar lokasi.

Kekhawatiran juga diutarakan Udin (27) saat ditemui sedang memancing di pinggiran sungai tersebut. Ia memprediksi runtuhan dinding akan membahayakan warga maupun anak-anak yang sering bermain di pinggiran sungai. “Di sinikan lokasi bermain anak-anak, bagaimana kalau tiba-tiba ambruk lagi dan menimpa mereka. Makanya ya perlu diperbaikilah,” pintanya.

Kepala Bidang (Kabid) Pengairan Dinas Bina Marga, Pengairan, Pertambangan dan Energi Pemkab Labuhanbatu Irul Fahri kepada Sumut Pos mengatakan bahwa parit tersebut dibangun oleh seorang warga yang tanahnya bersebelahan dengan pasar utama. “Sepertinya itu bukan bangunan pemerintah, itu parit yang dibangun warga, Gitu pun kita pelajari dululah,” sebutnya.

Ali Akbar Hasibuan SE Msi salah seorang anggota DPRD Kabupaten Labuhanbatu saat dimintai tanggapannya meminta pemerintah setempat dapat memperhatikan pembangunan di segala sisi, terutama jika berdampak berbahaya. “Ya tidak bisa lepas tangan dong pemkab, harus cari solusi. Bila perlu dana pemerintah untuk memperbaikinya, toh itu berada di pinggir jalan utama,” terang Ali lagi. (mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/