DANAU TOBA, SUMUTPOS.CO – Regal Spring Indonesia saat ini memiliki sekitar 50 orang penyelam. Mereka bekerja membersihkan sistem daur ulang KJA milik RSI di perairan Danau Toba. Penyelam RSI umumnya warga lokal. Mereka dilatih Arnulfo Rosete, seorang penyelam profesional sekaligus coaching asal Filipina, yang dipekerjakan RSI.

Tugas penyelam: membersihkan KJA dari ikan-ikan mati serta memastikan keamanan jaring.
Dua orang penyelam, masing-masing Rony Gurning (27) dan Homsir Silaban (20), bercerita tentang kegiatan penyelaman mereka di KJA milik RSI, kepada Sumut Pos, belum lama ini.
“Saya baru dua bulan jadi penyelam. Masih training,” kata Rony, warga Parapat, di sela-sela kegiatannya menyelam di KJA. Ia mengenakan baju selam, kaki katak, kacamata menyelam, berikut tabung oksigen di punggungnya.
Rekannya, Homsir Silaban sudah 5 bulan bekerja dan sudah karyawan kontrak, hari itu bertugas menjadi pendampingnya.
Apa syarat diterima menjadi penyelam di RSI? Ternyata simpel, yakni bisa berenang dan bertubuh sehat. Training dilakukan selama 3 bulan.
“Tiap pagi jam 7, kami berangkat dari dermaga Ajibata menuju KJA. Jam 8 pagi mulai pekerjaan membersihkan kolam dari ikan-ikan mati di permukaan. Ini dilakukan cukup dengan berenang di permukaan,” jelas Rony.
Setelah permukaan air kolam bersih dari ikan mati, pukul 10 mereka mulai menyelam untuk mengambil ikan mati yang tenggelam di dasar keramba. Kelengkapan penyelaman disediakan perusahaan, berupa pakaian menyelam, tabung oksigen, kacamata, dan kaki katak.
Satu tim dua orang. Misalnya tim Rony dan Homsir. Hari Senin, Rony yang menyelam, Homsir yang membantu di permukaan. Keesokan harinya, peran berganti. Homsir yang menyelam. Pengaturan menyelam digilir 3 kali seminggu. Tujuannya untuk menjaga vitalitas para penyelam agar tubuhnya tidak kedinginan.
Selain mengambil ikan mati, penyelam juga mesti memeriksa jaring sekeliling KJA, untuk mengecek apakah ada yang koyak. Jika ada, mereka harus menjahitnya dengan jarum dan benang. Sebelumnya mereka juga telah ditraining cara menjahit jaring di bawah permukaan air.
Pukul 12 lewat, mereka istirahat untuk makan siang. Perusahaan melengkapi penyelam dengan susu dan vitamin.
Apa saja tantangan yang dihadapi?
“Suhu air. Kalau menyelam di KJA paling ujung sana, airnya lebih dingin,” kata Homsir, sambil menunjuk KJA paling jauh di tengah danau.
Meski masih pemula, mereka sudah mampu menyelam hingga kedalaman 12-13 meter. Lebih dalam dari itu, biasanya diserahkan ke para senior atau instruktur.
Apa saja pengalaman menyenangkan selama bekerja sebagai penyelam RSI?
“Ketemu ikan-ikan langka. Saya pernah ketemu ikan patin Danau Toba. Pernah juga ketemu ikan louhan,” kata Homsir dengan mata berbinar.
Adapun prinsip kehati-hatian bagi mereka: penyelam harus tenang. Pasalnya, ikan-ikan kadang menabrak alat bernafas di mulut penyelam, hingga terlepas. “Kalau gelagapan, hidung penyelam bisa kemasukan air dan sulit bernafas,” cetusnya.
Mereka berdua mengaku senang bekerja di RSI. Apalagi gajinya di atas UMR. “Lumayanlah,” kata mereka sembari memamerkan senyumnya yang lebar.
Selanjutnya, ikan-ikan yang mati dikumpulkan, dan tiap hari dijemput pihak yang ditunjuk dengan kapal untuk dibagikan ke kelompok masyarakat sekitar. (mea)

