30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Setelah Dua Bulan Dirawat di Sibolangit, PLTA Batang Toru Dukung Pelepasliaran Orangutan Paya

LEPAS: Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12).

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Setelah menjalani perawatan sekitar dua bulan di Stasiun Karantina & Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Sibolangit, Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru mendukung penuh kegiatan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara ini, dengan menerjunkan Orangutan Patrol & Monitoring Unit (OPMU).

“Tim patrol ini akan ikut melakukan pemantauan orangutan Paya setelah proses pelepasan kembali,” kata Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Firman Taufick, di sela pelepasan kembali Orangutan dipimpin oleh Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, kemarin.

Pelepasan disaksikan oleh sejumlah pihak seperti Camat Sipirok, perwakilan Pusat Rehabilitasi Orangutan Sumatera, petugas BBKSDA, anggota Orangutan Patrol & Monitoring Unit, dan perwakilan PLTA Batang Toru.

“Kami tetap berkomitmen mendukung BBKSDA Sumatera Utara menjaga kelestarian ekosistem di Batangtoru, termasuk Orangutan. Salah satu dukungan yang dilakukan adalah membentuk Orangutan Patrol & Monitoring Unit dengan memberdayakan masyarakat sekitar,” kata Firman Taufick.

Rondang Siregar, ahli orangutan dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa PLTA Batang Toru mendukung danberkontribusi untuk membantu kebutuhan yang dibutuhkan BBKSDA dalam pelepasan kembali Paya ke hutan.

“Tim BBKSDA dan OPMU akan memantau orangutan Paya selama lima sampai tujuh hari atau sampai orangutan menghilang. Kegiatan pemantauan Paya akan di lanjutkan oleh tim BKSDA dengan jadwal monitoring berkala mereka. Tim OPMU akan terlibat saat diminta bantuan oleh BKSDA. Tim OPMU merupakan tim monitoring yang dinisiasi oleh PLTA Batang Toru. Dalam bekerja, tim ini akan menggunakan aplikasi SMART Patrol yang selama ini digunakan oleh Pokja SMART Patrol di Kemeterian LIngkungan Hidup dan Kehutanan,” imbuh Rondang.

Senior Advisor on Environment PT NSHE, Agus Djoko Ismanto (Adji) mengatakan Tim Patroli Orangutan PLTA Batang Toru berasal dari warga di 10 desa yang ada di sekitar proyek PLTA. Selama ini mereka dengan kearifan lokalnya telah hidup berdampingan dengan orangutan secara harmonis. “Jadi kami memberdayakan mereka dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam monitoring pergerakan satwa liar di wilayahnya,” kata Adji.

PLTA Batang Toru merupakan program strategis nasional bagian dari pembangunan pembangkit listrik nasional total 35.000 MW. PLTA juga bagian dari upaya nasional dalam mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon, suatu implementasi dari Perjanjian Paris yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam UU No.16/2016.

Pembangkit listrik tenaga air Batang Toru diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon minimal 1,6 MTon per tahun atau 4% dari target nasional dari sektor energi. Jumlah emisi karbon tersebut setara dengan penyerapan karbon dari 12,3 juta pohon. (rel/me)

LEPAS: Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12).

SIPIROK, SUMUTPOS.CO – Setelah menjalani perawatan sekitar dua bulan di Stasiun Karantina & Rehabilitasi Orangutan di Batu Mbelin, Sibolangit, Orangutan Paya dilepasliarkan kembali di Cagar Alam Dolok Sibual-Buali, Senin (9/12). Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) Batang Toru mendukung penuh kegiatan Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Sumatera Utara ini, dengan menerjunkan Orangutan Patrol & Monitoring Unit (OPMU).

“Tim patrol ini akan ikut melakukan pemantauan orangutan Paya setelah proses pelepasan kembali,” kata Communications and External Affairs Director PT. North Sumatera Hydro Energy (NSHE), Firman Taufick, di sela pelepasan kembali Orangutan dipimpin oleh Kepala BBKSDA Sumatera Utara, Hotmauli Sianturi, kemarin.

Pelepasan disaksikan oleh sejumlah pihak seperti Camat Sipirok, perwakilan Pusat Rehabilitasi Orangutan Sumatera, petugas BBKSDA, anggota Orangutan Patrol & Monitoring Unit, dan perwakilan PLTA Batang Toru.

“Kami tetap berkomitmen mendukung BBKSDA Sumatera Utara menjaga kelestarian ekosistem di Batangtoru, termasuk Orangutan. Salah satu dukungan yang dilakukan adalah membentuk Orangutan Patrol & Monitoring Unit dengan memberdayakan masyarakat sekitar,” kata Firman Taufick.

Rondang Siregar, ahli orangutan dari Universitas Indonesia, menjelaskan bahwa PLTA Batang Toru mendukung danberkontribusi untuk membantu kebutuhan yang dibutuhkan BBKSDA dalam pelepasan kembali Paya ke hutan.

“Tim BBKSDA dan OPMU akan memantau orangutan Paya selama lima sampai tujuh hari atau sampai orangutan menghilang. Kegiatan pemantauan Paya akan di lanjutkan oleh tim BKSDA dengan jadwal monitoring berkala mereka. Tim OPMU akan terlibat saat diminta bantuan oleh BKSDA. Tim OPMU merupakan tim monitoring yang dinisiasi oleh PLTA Batang Toru. Dalam bekerja, tim ini akan menggunakan aplikasi SMART Patrol yang selama ini digunakan oleh Pokja SMART Patrol di Kemeterian LIngkungan Hidup dan Kehutanan,” imbuh Rondang.

Senior Advisor on Environment PT NSHE, Agus Djoko Ismanto (Adji) mengatakan Tim Patroli Orangutan PLTA Batang Toru berasal dari warga di 10 desa yang ada di sekitar proyek PLTA. Selama ini mereka dengan kearifan lokalnya telah hidup berdampingan dengan orangutan secara harmonis. “Jadi kami memberdayakan mereka dengan memberikan pengetahuan dan ketrampilan dalam monitoring pergerakan satwa liar di wilayahnya,” kata Adji.

PLTA Batang Toru merupakan program strategis nasional bagian dari pembangunan pembangkit listrik nasional total 35.000 MW. PLTA juga bagian dari upaya nasional dalam mengurangi pemanasan global melalui pengurangan emisi karbon, suatu implementasi dari Perjanjian Paris yang diratifikasi oleh Pemerintah Indonesia dalam UU No.16/2016.

Pembangkit listrik tenaga air Batang Toru diatur untuk berkontribusi pada pengurangan emisi karbon minimal 1,6 MTon per tahun atau 4% dari target nasional dari sektor energi. Jumlah emisi karbon tersebut setara dengan penyerapan karbon dari 12,3 juta pohon. (rel/me)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/