Amir Hamzah Bakal jadi Plt Wali Kota Binjai
BINJAI, SUMUTPOS.CO – Wali Kota Binjai terpilih, H Juliadi meninggal dunia sebelum dilantik, akibat terpapar Covid-19. Meski begitu, Wakil Wali Kota Binjai terpilih, Amir Hamzah akan tetap dilantik, menunggu Surat Keputusan (SK) dari Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Setelah itu, Amir Hamzah bakal menjabat sebagai Pelaksanan Tugas (Plt) Wali Kota Binjai.
“Mekanismenya nanti, (Amir Hamzah) dilantik dulu menjadi wakil wali kota, baru kemudian menjadi pelaksana tugas,” kata Koordinator Divisi Hukum KPU Kota Binjai, Arifin Saleh ketika dikonfirmasi Sumut Pos, Rabu (10/2).
Baca juga: Terpapar Covid-19, Wali Kota Binjai Terpilih Tutup Usia
Menurut Arifin, pelantikan Amir Hamzah sebagai Wali Kota Binjai, akan merujuk pada Peraturan Kementerian Dalam Negeri. Regulasi dan mekanisme ini tertuang pada Pasal 173 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2016 tentang Pilkada. Pasal 173 ayat (1) mengatur, dalam hal Gubernur, Bupati, dan Walikota berhenti karena meninggal dunia, permintaan sendiri, diberhentikan, maka wakil gubernur, wakil bupati, dan wakil wali kota menggantikan gubernur, bupati, dan wali kota.
“Tahapan pelantikan kami tidak punya wewenang. Jadwal pelantikan menjadi ranah Kementerian Dalam Negeri,” kata Arifin.
Sementara Ketua KPU Kota Binjai, Zulfan Effendi mengatakan, pihaknya sudah mengusulkan pelantikan Wali Kota dan Wakil Wali Kota terpilih, Juliadi-Amir Hamzah, ke DPRD Kota Binjai. “Sesuai regulasi, kita (KPU) sudah selesai tugasnya, dan selanjutnya DPRD mengusulkan nama tersebut untuk dilantik Mendagri melalui gubernur,” kata Zulfan.
Wali Kota dan Wakil Wali Kota Binjai terpilih periode 2021-2024 tinggal menunggu pelantikan sesuai dengan Surat Keputusan (SK) dari Kemendagri. Namun, Juliadi meninggal dunia. Menurut Zulfan, keputusan ada di pemerintah pusat. “Apakah wakilnya saja dilantik, kemudian ada Pj (Penjabat) atau Plt (Pelaksana tugas) dari Kemendagri ditugaskan ke wakilnya untuk dilakukan pergantian,” ucapnya.
Kemendagri belum menentukan jadwal pelantikan calon kepala daerah terpilih pada Pilkada 2020. Dirjen Otonomi Daerah Kemendagri sudah menyurati gubernur untuk menunjuk Sekretaris Daerah (Sekda) masing-masing daerah sebagai Pelaksana harian (Plh) kepala daerah yang berakhir masa jabatannya pada 17 Februari 2021. “Termasuk Binjai,” tandas Zulfan.
Sementara, warga sekitar rumah H Juliadi hingga sejumlah tokoh politik di Kota Binjai dan Kabupaten Langkat, memadati kediamannya di Desa Sei Limbat, Kecamatan Selesai, untuk bertakjiah dan memanjatkan doa. Sementara jenzah almarhum sudah dikebumikan di Tempat Pemakaman Umum tak jauh dari rumahnya, Rabu (10/2) dinihari. Isak tangis menyelimuti rumah duka. Pelayat yang bertakziah juga menggelar Salat Gaib.
Sekretaris Dewan Pimpinan Daerah Partai Golkar Kabupaten Langkat, Surialam, masih tak percaya akan kepergian almarhum. Dia menilai, sosok almarhum adalah seorang politisi Partai Golkar yang santun dan bersahabat.
Bahkan, kata dia, almarhum juga sangat menghargai orang di sekelilingnya. Dia menambahkan, Juliadi adalah kader yang militan dan mencintai organisasi partai yang berlambang pohon beringin tersebut. Selama mendapat perawatan di Rumah Sakit Bunda Thamrin Medan, Surialam sempat menjenguknya. “Namun, kami di sana tidak dapat bertemu dengan beliau dan kami juga tidak dapat informasi tentang kesehatannya,” beber dia.
Lebih jauh, dia bilang, kondisi kesehatan Juliadi berangsur membaik saat dirawat di rumah. Namun belakangan, kondisi memburuk yang akhirnya almarhum dirujuk ke RS Bunda Thamrin Medan, Sabtu (30/1) lalu. “Kemarin sore (9/2), saya dapat kabar kalau kondisi almarhum kritis. Rasanya saya tidak percaya mendengar hal ini yang pada malam harinya sudah meninggal dunia. Allah berkehendak lain, semoga husnul khatimah,” harapnya.
Juliadi merupakan seorang pengusaha yang terjun ke dunia politik. Lahir di Tandam, 19 Juli 1975. Menikah dengan Juliati. Almarhum yang merupakan alumnus S2 UISU meninggalkan tiga orang anak, dua putra dan seorang putri.
Almarhum juga pernah menjadi konstentan pada pesta demokrasi 2015. Namun, dia gagal menjadi orang nomor satu di Kota Binjai yang berpasangan dengan H Muhammad Tulen. Pada pesta demokrasi 2020, Juliadi berpasangan dengan Amir Hamzah yang diusung Partai Golkar, Demokrat dan PPP kembali bertarung dan meraih kemenangan dengan torehan suara sekitar 66 ribu. Namun belum lagi dilantik, Juliadi lebih dulu tutup usia.
Kader Terbaik yang Religius
Ucapan belasungkawa terus mengalir atas meninggalnya Wali Kota Binjai terpilih, Juliadi pada Selasa (9/2). Antara lain datang dari sejumlah partai politik pengusung dan pendukung, Golkar dan Demokrat Sumut.
Di Golkar, Juliadi merupakan kader partai. Di mata partai berlambang pohon beringin tersebut, Juliadi merupakan sosok pemimpin rendah hati dan taat beragama. “Ya, nyaris sempurna. Figur kader Partai Golkar dan tepat mengemban amanah sebagai pemimpin,” kata M Hanafiah Harahap, Korbid Kepartaian Partai Golkar Sumut menjawab Sumut Pos, Rabu (10/2).
Secara pribadi, Juliadi dinilai sudah mumpuni sebagai calon pemimpin masa depan. Ia juga sangat bersahabat dengan banyak kalangan. “Sebagai sahabat, saya merasa kehiangan atas wafatnya beliau. Almarhum tidak membedakan siapa-siapa yang disapa dan sebaliknya menyapa beliau. Begitupun dihubungi siapapun, beliau respon dan berbaik sangka,” katanya.
Sikap rendah hati almarhum Juliadi, lanjut Hanafiah, adalah ikhtiibar buat semua kalangan. Pihaknya percaya, di tangan pasangan Juliadi dan Amir Hamzah, Binjai mampu membangun imej sebagai kota religi seperti visi misi dan program kerja keduanya. “Kuasa Alllah SWT beliau tadi malam wafat dan kembali ke sisi Allah SWT. Selamat jalan Pak Juliadi, saya saksi beliau orang baik,” tutupnya.
Hal senada juga disampaikan Partai Demokrat Sumut. “Ya, kami tentu sangat berduka atas wafatnya Pak Juliadi, Wali Kota Binjai terpilih di Pilkada Binjai 2020 lalu. Beliau adalah sosok pemimpin bersahaja, visioner, dan religius,” kata Plt Ketua Demokrat Sumut, Herri Zulkarnain.
Pihaknya berharap Amir Hamzah yang ke depan menjadi wali kota, mampu memfokuskan penanganan Covid-19 di Binjai. Sebab jika pandemi tak terkendali dan kunjung berakhir, maka akan sulit dalam merealisasikan seluruh program pembangunan di kota rambutan. “Kan sudah banyak korban akibat covid ini. Bahkan korbannya terlihat di depan mata kita. Pak Juliadi dari informasi yang kita ketahui meninggal karena terpapar Covid-19. Tentu langkah pengendalian covid di Kota Binjai ke depan mesti jadi fokus utama pemerintahan Bapak Amir Hamzah sebagai wali kota,” katanya. (ted/prn)