25.6 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Becak Bermotor Boleh Masuk Bandara Kualanamu

LUBUKPAKAM- Keluhan Pemkab Deliserdang soal koridor bus ke Kualanamu Internasional Airport (KNIA) ditantang Pimpinan Project Implementation Unit (PIU) Bandara Joko Waskito. Menurutnya, jangankan bus, becak bermotor (betor) dari Lubukpakam pun bisa diupayakan masuk ke bandara tersebut jika sesuai standar.

FASILITAS: Kondisi pintu keberangkatan  Kualanamu Internasional Airport, Jumat (10/5).//aminoer rasyid/sumut pos
FASILITAS: Kondisi pintu keberangkatan di Kualanamu Internasional Airport, Jumat (10/5).//aminoer rasyid/sumut pos

“Bandara KNIA dibangun untuk rakyat. Bila memang tujuannya untuk kepentingan rakyat. Mari sejak sekarang kita diskusikan izin trayek bagi becak bermotor (betor). Kenapa tidak, yang penting tertib serta memberikan rasa aman dan nyaman,” tantang Joko.

Joko menambahkan, betor yang dimaksud tentunya harus melalui pembahasan mendalam antara pihak PT Angkasa Pura II
Misalnya, betor tidak seperti betor kebanyakan yang cenderung ‘acak-acakan’. Betor yang dimaksud tentunya harus mengimbangi bandara yang berstandar internasional. Namun, jangankan betor, untuk bus Lubukpakam-Kualanamu pun pihak Pemkab Deliserdang tak mau berdiskusi. “Bila koridor Lubukpakam ke KNIA atau Tanjungmorawa ke KNIA, izinya dari  Dinshub Deliserdang. Kita terbuka terbuka saja, tetapi harus memenuhi standar yang ditetapkan Angkasa Pura II. Standarnisasi kita buat dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman. Soalnya Bandara KNIA bertaraf Internasional,” tambahnya.

Pun, Joko menjelaskan, pihaknya terbuka pada investor transportasi lainnya untuk berperan dalam menyukseskan keberadaan bandara baru itu. “Kita buka selebar-lebarnya bagi investor untuk turut andil dalam beroperasinya KNIA nanti. Bukan hanya mengisi stand atau terminal namun perusahan angkutan umum silahkan ke bandara,” tegasnya.

Sebelumnya Kadis Perhubungan Pemkab Deliserdang Anda Subrata ketika dihubungi Sumut Pos, Rabu (8/5) lalu, terkesan pasra dengan kondisi yang ada. Bahkan pejabat nomor satu di Dinas Perhubungan Pemkab Deliserdang itu, menyatakan bahwa angkutan umum berupa stranportasi darat berupa bus damri dan taksi izinya diterbitkan Dinas Perhubungan Provinsi Sumut. “Deliserdang tidak dapat kebagian apapun. Transpontasi umum secara resmi tidak ada trayeknya dari Lubukpakam ke KNIA,” bilangnya.

Bahkan Subrata memprediksi, akibat kebijakan dari provinsi soal transportasi, akan bermunculan taksi gelap ke Kualanamu. “Kita tak akan mampu menghalangi bila muncul kendaran pribadi yang mengangkut penumpang menuju Bandara KNIA,” katanya.

Begitu juga soal ‘kue’ Kualanamu yang tidak dinikmati Deliserdang. “Meski sekarang era otonomi daerah, tetapi kita harus patuh dengan pemerintah pusat. Iya, kita pastikan PAD dari traspotasi umum darat tak akan diterima Deliserdang,” katanya.

Sementara itu, pantaun Sumut Pos, Jumat (10/5) di terminal Bandara KNIA, terlihat sejumlah pekerja sedang melakukan proses akhir dengan melakukan pembersihan perangkat berupa mesin pendingin udara dari bungkus plastik. Beberapa kaca pembatas antara areal ruang tunggu dan ruang pengantar dilakukan penambahan. Pada kesempatan itu, Sumut Pos berkesempatan melihat toilet yang berada di lantai tiga Bandara KNIA. Di sana telah terpasang berbagai perangkat berupa wastafel serta kran air yang terbuat dari besi, dan terpasang cermin besar di dindingnya. Berapa perangkat elektronik penunjang juga telah terpasang dan telah dilakukan uji coba berupa monitor informasi, alat x ray, eskalator, dan lift.

Namun, pemandangan kontras terlihat pada pembangunan Stasiun Kereta Api (KA) yang terletak tepat di depan terminal KNIA. Pasalnya bangunan yang menggunakan rangka baja itu masih proses pembangunan, bahkan pelaksananya sekitar 80 persen dari pelaksanan. “Kontruksinya suda selesai tetapi atap serta lantainya belum terpasang,” bilang seorang pekerja yang engan ditulis namanya. (btr)

LUBUKPAKAM- Keluhan Pemkab Deliserdang soal koridor bus ke Kualanamu Internasional Airport (KNIA) ditantang Pimpinan Project Implementation Unit (PIU) Bandara Joko Waskito. Menurutnya, jangankan bus, becak bermotor (betor) dari Lubukpakam pun bisa diupayakan masuk ke bandara tersebut jika sesuai standar.

FASILITAS: Kondisi pintu keberangkatan  Kualanamu Internasional Airport, Jumat (10/5).//aminoer rasyid/sumut pos
FASILITAS: Kondisi pintu keberangkatan di Kualanamu Internasional Airport, Jumat (10/5).//aminoer rasyid/sumut pos

“Bandara KNIA dibangun untuk rakyat. Bila memang tujuannya untuk kepentingan rakyat. Mari sejak sekarang kita diskusikan izin trayek bagi becak bermotor (betor). Kenapa tidak, yang penting tertib serta memberikan rasa aman dan nyaman,” tantang Joko.

Joko menambahkan, betor yang dimaksud tentunya harus melalui pembahasan mendalam antara pihak PT Angkasa Pura II
Misalnya, betor tidak seperti betor kebanyakan yang cenderung ‘acak-acakan’. Betor yang dimaksud tentunya harus mengimbangi bandara yang berstandar internasional. Namun, jangankan betor, untuk bus Lubukpakam-Kualanamu pun pihak Pemkab Deliserdang tak mau berdiskusi. “Bila koridor Lubukpakam ke KNIA atau Tanjungmorawa ke KNIA, izinya dari  Dinshub Deliserdang. Kita terbuka terbuka saja, tetapi harus memenuhi standar yang ditetapkan Angkasa Pura II. Standarnisasi kita buat dalam rangka memberikan rasa aman dan nyaman. Soalnya Bandara KNIA bertaraf Internasional,” tambahnya.

Pun, Joko menjelaskan, pihaknya terbuka pada investor transportasi lainnya untuk berperan dalam menyukseskan keberadaan bandara baru itu. “Kita buka selebar-lebarnya bagi investor untuk turut andil dalam beroperasinya KNIA nanti. Bukan hanya mengisi stand atau terminal namun perusahan angkutan umum silahkan ke bandara,” tegasnya.

Sebelumnya Kadis Perhubungan Pemkab Deliserdang Anda Subrata ketika dihubungi Sumut Pos, Rabu (8/5) lalu, terkesan pasra dengan kondisi yang ada. Bahkan pejabat nomor satu di Dinas Perhubungan Pemkab Deliserdang itu, menyatakan bahwa angkutan umum berupa stranportasi darat berupa bus damri dan taksi izinya diterbitkan Dinas Perhubungan Provinsi Sumut. “Deliserdang tidak dapat kebagian apapun. Transpontasi umum secara resmi tidak ada trayeknya dari Lubukpakam ke KNIA,” bilangnya.

Bahkan Subrata memprediksi, akibat kebijakan dari provinsi soal transportasi, akan bermunculan taksi gelap ke Kualanamu. “Kita tak akan mampu menghalangi bila muncul kendaran pribadi yang mengangkut penumpang menuju Bandara KNIA,” katanya.

Begitu juga soal ‘kue’ Kualanamu yang tidak dinikmati Deliserdang. “Meski sekarang era otonomi daerah, tetapi kita harus patuh dengan pemerintah pusat. Iya, kita pastikan PAD dari traspotasi umum darat tak akan diterima Deliserdang,” katanya.

Sementara itu, pantaun Sumut Pos, Jumat (10/5) di terminal Bandara KNIA, terlihat sejumlah pekerja sedang melakukan proses akhir dengan melakukan pembersihan perangkat berupa mesin pendingin udara dari bungkus plastik. Beberapa kaca pembatas antara areal ruang tunggu dan ruang pengantar dilakukan penambahan. Pada kesempatan itu, Sumut Pos berkesempatan melihat toilet yang berada di lantai tiga Bandara KNIA. Di sana telah terpasang berbagai perangkat berupa wastafel serta kran air yang terbuat dari besi, dan terpasang cermin besar di dindingnya. Berapa perangkat elektronik penunjang juga telah terpasang dan telah dilakukan uji coba berupa monitor informasi, alat x ray, eskalator, dan lift.

Namun, pemandangan kontras terlihat pada pembangunan Stasiun Kereta Api (KA) yang terletak tepat di depan terminal KNIA. Pasalnya bangunan yang menggunakan rangka baja itu masih proses pembangunan, bahkan pelaksananya sekitar 80 persen dari pelaksanan. “Kontruksinya suda selesai tetapi atap serta lantainya belum terpasang,” bilang seorang pekerja yang engan ditulis namanya. (btr)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/