26 C
Medan
Saturday, November 23, 2024
spot_img

Tuntut Ganti Rugi, Warga Demo Proyek Bendungan Lau Simeme

UNJUK RASA: Warga bersama masyarakat berunjuk rasa menuntut ganti rugi atas pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme Sibirubiru, Sabtu (9/5).
UNJUK RASA: Warga bersama masyarakat berunjuk rasa menuntut ganti rugi atas pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme Sibirubiru, Sabtu (9/5).

BIRUBIRU, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga bersama elemen masyarakat berunjuk rasa di pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme, Kecamatan Birubiru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/5). Warga menuntut ganti rugi atas dampak pengerjaan proyek tersebut, aliran sungai tercemar dan membuat terjadinya pendangkalan terhadap sungai.

Dengan pengawalan aparat kepolisian, puluhan warga Desa Gerat bersama sejumlah elemen masyarakat dari organisasi kepemudaan berunjuk rasa di lokasi dengan membentangkan spanduk serta melakukan orasi. Mereka menuding pengerjaan proyek tidak memiliki dokumen Amdal hingga tidak memikirkan mata pencarian warga sekitar yang mayoritas bertani dan beternak ikan.

Ahmad Ridwan Dalimunthe, selaku koordinator aksi menjelaskan, sejak dilakukannya pengerjaan proyek bendungan Lau Simeme, aliran Sungai Seruwai yang dulunya jernih kini berubah warna menjadi coklat dan bercampur pasir, bahkan membuat terjadi pendangkalan terhadap sungai hingga mengakibatkan ternak ikan air tawar ditambak warga banyak mengalami kematian karena air tercemar dan keringnya aliran irigasi ke sawah warga.

“Pimpinan proyek Lau Simeme yang kami nilai tidak memiliki dokumen amdal, dikarenakan terjadinya kerusakan kelestarian lingkungan yang disebabkan bendungan lau simeme, serta kami menuntut kepada pimpinan proyek atas kerugian masyarakat yang di sebebkan bendungan, seperti kolam, keretakan rumah jampu jalan” jelas Ridwan.

Ramli Bangun warga sekitar juga mengaku sudah dua tahun kondisi ini terjadi ikan tambak banyak mati air berlumpur dan sawah mengering akibat pendangkalan sungai namun pihak proyek bendungan lau simeme maupun aparat pemerintah setempat selalu berjanji untuk mencari solusi dan akan mengganti rugi namun sampai saat ini tidak pernah terealisasi.

“Akibat dari proyek bendungan ini, sawah kami jadi pendangkalan, dan air kolam kami keruh, yang mengakibatkan penyakit ikan busuk ingsang semua, selama dibuka proyek ini kami tidak pernah ada lagi keutungan, malah kerugian yang kami alami, kejadian yang kami alamai ini sudah 2 tahun, dan pihak perusahaan sudah menjanjikan untuk ganti rugi, namun sampai sekarang belum ada realisasi apa pun, dan berharap kepada perusahaan yang menjanjikan untuk ganti rugi agar cepat diselesaikan” ungkat Ramli

Melihat tidak ada satu pun perwakilan proyek menemui massa unjuk rasa pihak kepolisian yang berjaga akhirnya meminta massa membubarkan diri dan berjanji akan memediasi, antara warga dengan pimpinan proyek bendungan lau simeme. (adz/saz)

UNJUK RASA: Warga bersama masyarakat berunjuk rasa menuntut ganti rugi atas pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme Sibirubiru, Sabtu (9/5).
UNJUK RASA: Warga bersama masyarakat berunjuk rasa menuntut ganti rugi atas pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme Sibirubiru, Sabtu (9/5).

BIRUBIRU, SUMUTPOS.CO – Puluhan warga bersama elemen masyarakat berunjuk rasa di pengerjaan proyek Bendungan Lau Simeme, Kecamatan Birubiru, Kabupaten Deliserdang, Sabtu (9/5). Warga menuntut ganti rugi atas dampak pengerjaan proyek tersebut, aliran sungai tercemar dan membuat terjadinya pendangkalan terhadap sungai.

Dengan pengawalan aparat kepolisian, puluhan warga Desa Gerat bersama sejumlah elemen masyarakat dari organisasi kepemudaan berunjuk rasa di lokasi dengan membentangkan spanduk serta melakukan orasi. Mereka menuding pengerjaan proyek tidak memiliki dokumen Amdal hingga tidak memikirkan mata pencarian warga sekitar yang mayoritas bertani dan beternak ikan.

Ahmad Ridwan Dalimunthe, selaku koordinator aksi menjelaskan, sejak dilakukannya pengerjaan proyek bendungan Lau Simeme, aliran Sungai Seruwai yang dulunya jernih kini berubah warna menjadi coklat dan bercampur pasir, bahkan membuat terjadi pendangkalan terhadap sungai hingga mengakibatkan ternak ikan air tawar ditambak warga banyak mengalami kematian karena air tercemar dan keringnya aliran irigasi ke sawah warga.

“Pimpinan proyek Lau Simeme yang kami nilai tidak memiliki dokumen amdal, dikarenakan terjadinya kerusakan kelestarian lingkungan yang disebabkan bendungan lau simeme, serta kami menuntut kepada pimpinan proyek atas kerugian masyarakat yang di sebebkan bendungan, seperti kolam, keretakan rumah jampu jalan” jelas Ridwan.

Ramli Bangun warga sekitar juga mengaku sudah dua tahun kondisi ini terjadi ikan tambak banyak mati air berlumpur dan sawah mengering akibat pendangkalan sungai namun pihak proyek bendungan lau simeme maupun aparat pemerintah setempat selalu berjanji untuk mencari solusi dan akan mengganti rugi namun sampai saat ini tidak pernah terealisasi.

“Akibat dari proyek bendungan ini, sawah kami jadi pendangkalan, dan air kolam kami keruh, yang mengakibatkan penyakit ikan busuk ingsang semua, selama dibuka proyek ini kami tidak pernah ada lagi keutungan, malah kerugian yang kami alami, kejadian yang kami alamai ini sudah 2 tahun, dan pihak perusahaan sudah menjanjikan untuk ganti rugi, namun sampai sekarang belum ada realisasi apa pun, dan berharap kepada perusahaan yang menjanjikan untuk ganti rugi agar cepat diselesaikan” ungkat Ramli

Melihat tidak ada satu pun perwakilan proyek menemui massa unjuk rasa pihak kepolisian yang berjaga akhirnya meminta massa membubarkan diri dan berjanji akan memediasi, antara warga dengan pimpinan proyek bendungan lau simeme. (adz/saz)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/