29 C
Medan
Monday, November 25, 2024
spot_img

Dicengkeram Buaya Milik Majikan, Kaki Karyawan Nyaris Putus

Budi saat mendapat perawatan medis di RS Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, Rabu (10/6). Kaki kiri korban terdapat luka cukup serius akibat gigitan buaya milik majikannya. Foto: Siswanto/Metro Asahan/jpnn
Budi saat mendapat perawatan medis di RS Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, Rabu (10/6). Kaki kiri korban terdapat luka cukup serius akibat gigitan buaya milik majikannya. Foto: Siswanto/Metro Asahan/jpnn

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Budi (28), warga Dusun VI, Desa Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara, nyaris kehilangan kaki kirinya karena dicengkeram buaya lapar milik majikannya.

Peristiwa naas ini dialami Budi (28) pada Rabu (10/6), pagi sekira pukul 10.00 WIB. Saat itu, Budi beberapa rekannya sesama pekerja di sebuah penangkaran buaya di desanya, sedang memperbaiki kandang buaya. Ternyata buayanya terusik dan menyerang Budi.

Kaki kirinya dicengkram. Darah segar mengucur. Budi seketika berteriak kesakitan.

Untung saja rekan-rekannya langsung menolong Budi dan mengeluarkannya dari kandang buaya yang sedang lapar itu. Kemudian melarikan Budi ke Rumah Sakit Umum Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, untuk mendapat pertolongan pertama.

Sinas (40), warga Desa Simpang Gambus, ketika ditemui di sekitar lokasi penangkaran buaya
penangkaran buaya di desa mereka itu sudah ada sejak lama. Pekerjanya juga banyak dari warga setempat. Namun, baru kali itu ada kejadian karyawannya digigit buaya. “Mungkin karena kurang hati-hati,” katanya.

Sementara keluarga Budi saat ditemui METRO ASAHAN (grup JPNN) di RSU Lasmi Kartika, enggan berkomentar. Bahkan istri korban saat didekati tak bersedia diwawancarai. Wanita yang duduk di samping Budi saat mendapat perawatan medis memilih diam membisu.

Kemudian seorang kerabat korban mendekat dan meminta agar wartawan koran ini tidak melanjutkan wawancara dengan istri korban. “Tolong jangan dikembangkan ya, sebab atas kejadian ini pihak perusahaan pun sudah bertanggung-jawab,” kata kerabat korban yang mengaku bernama Ruslan (45).

Ruslan ini belakangan diketahui merupakan warga setempat yang juga bekerja di perusahaan penangkaran buaya, menjabat sebagai Humas. Saat itu, Ruslan tampak setia menunggui korban di rumah sakit. (wan/dr/sam/jpnn)

Budi saat mendapat perawatan medis di RS Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, Rabu (10/6). Kaki kiri korban terdapat luka cukup serius akibat gigitan buaya milik majikannya. Foto: Siswanto/Metro Asahan/jpnn
Budi saat mendapat perawatan medis di RS Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, Rabu (10/6). Kaki kiri korban terdapat luka cukup serius akibat gigitan buaya milik majikannya. Foto: Siswanto/Metro Asahan/jpnn

BATUBARA, SUMUTPOS.CO – Budi (28), warga Dusun VI, Desa Simpang Gambus, Kecamatan Limapuluh, Batubara, nyaris kehilangan kaki kirinya karena dicengkeram buaya lapar milik majikannya.

Peristiwa naas ini dialami Budi (28) pada Rabu (10/6), pagi sekira pukul 10.00 WIB. Saat itu, Budi beberapa rekannya sesama pekerja di sebuah penangkaran buaya di desanya, sedang memperbaiki kandang buaya. Ternyata buayanya terusik dan menyerang Budi.

Kaki kirinya dicengkram. Darah segar mengucur. Budi seketika berteriak kesakitan.

Untung saja rekan-rekannya langsung menolong Budi dan mengeluarkannya dari kandang buaya yang sedang lapar itu. Kemudian melarikan Budi ke Rumah Sakit Umum Lasmi Kartika di Kecamatan Air Putih, Batubara, untuk mendapat pertolongan pertama.

Sinas (40), warga Desa Simpang Gambus, ketika ditemui di sekitar lokasi penangkaran buaya
penangkaran buaya di desa mereka itu sudah ada sejak lama. Pekerjanya juga banyak dari warga setempat. Namun, baru kali itu ada kejadian karyawannya digigit buaya. “Mungkin karena kurang hati-hati,” katanya.

Sementara keluarga Budi saat ditemui METRO ASAHAN (grup JPNN) di RSU Lasmi Kartika, enggan berkomentar. Bahkan istri korban saat didekati tak bersedia diwawancarai. Wanita yang duduk di samping Budi saat mendapat perawatan medis memilih diam membisu.

Kemudian seorang kerabat korban mendekat dan meminta agar wartawan koran ini tidak melanjutkan wawancara dengan istri korban. “Tolong jangan dikembangkan ya, sebab atas kejadian ini pihak perusahaan pun sudah bertanggung-jawab,” kata kerabat korban yang mengaku bernama Ruslan (45).

Ruslan ini belakangan diketahui merupakan warga setempat yang juga bekerja di perusahaan penangkaran buaya, menjabat sebagai Humas. Saat itu, Ruslan tampak setia menunggui korban di rumah sakit. (wan/dr/sam/jpnn)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/