26.7 C
Medan
Tuesday, May 21, 2024

27 Kasus Terkena Gigitan Hewan Peliharaan Terindikasi Rabies

Siswi SD di Dairi Meninggal Usai Digigit Anjing

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Yuli Santa Felensya Tampubolon (10), siswi kelas 3 sekolah dasar (SD), warga Desa Sungai Raya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi, meninggal dunia, Minggu (9/7). Bocah perempuan itu meninggal, pasca digigit anjing peliharaan mereka sekitar sebulan lalu.

Ayah Yuli, Yakobus Tampubolon itu mengatakan, Yuly meninggal dunia dalam perjalanan saat akan dibawa berobat ke RSUP Adam Malik Medan, Minggu (9/7) sore, Yakobus menyebut, putrinya, korban gigitan anjing peliharaan mereka sekitar sebulan lalu. “Saat akan dibawa ke RSUP Adam Malik, beberapa kali mereka sempat berhenti di Puskesmas karena kondisi korban semakin kritis,” ujarnya, Senin (10/7).

Terakhir, sebelum sampai ke RSUD Adam Malik, korban dibawa ke Puskesmas Pancur Batu, Deliserdang dan korban meninggal dunia di tempat itu.

Yakobus menceritakan, usai putrinya digigit anjing peliharaan mereka, putrinya dibawa berobat kampung di desanya karena dikabarkan korban gigitan anjing sudah lumayan banyak yang sembuh berobat di sana.

Sedangkan usai kejadian, seminggu kemudian anjing mereka mati. Setelahnya, berselang pada Sabtu (8/7), putrinya menunjukkan gejala mencurigakan.

Selalu histeris kalau melihat air dan tidak tahan merasakan hembusan angin, juga mengalami haus, tetapi tidak bisa minum. “Jika minum air teh, tenggorokan terasa sakit perih. Mata melotot, suka menangis menjerit-jerit,” ujarnya pilu.

Yakobus yang juga wartawan salah satu media mengatakan, putrinya sudah dimakamkan pada, Senin (10/7) sore.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Dairi, Robot Simanullang menyatakan rasa prihatin atas kejadian tersebut.

Robot menegaskan, pihaknya intens mengajak masyarakat supaya melakukan vaksin hewan peliharaan seperti anjing.

Tetapi, kata Robot, petugas di lapangan menemui kendala karena tidak semua masyarakat memiliki kesadaran untuk menvaksin ternak atau hewan peliharaan mereka.

“Kasus digigit anjing di Dairi lumayan tinggi. Tetapi, kesadaran masyarakat atau pemilik hewan anjing untuk memvaksin masih rendah. Padahal, rabies anjing sangat berbahaya dan mematikan,” ujar Robot.

Robot mengajak masyarakat Kabupaten Dairi khususnya pemilik hewan ternak peliharaan termasuk anjing, supaya menghubungi petugas di lapangan atau membawa ternak peliharaan mereka ke puskesmas hewan di Dinas Pertanian Dairi.

“Saya berharap tidak ada korban serupa dan semoga kejadian itu menjadi pelajaran bagi kita semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Dinas Perkebunan dan Pertanian Sumutara Utara mencatat, hingga pertengahan tahun 2023 ini, terdapat 27 kasus terkena gigitan hewan peliharaan yang terindikasi rabies.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pelindungan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Pertanian Sumut, Tesra, di Medan, Senin (10/7).

Tesra mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mendorong masyarakat untuk memberikan vaksinasi terhadap hewan peliharaan untuk mengantisipasi penyakit Hewan Penularan Rabies (HPR).

“Berdasarkan laporan yang kita terima, ada 27 kasus yang terkena gigitan hewan peliharaan yang terindikasi rabies,” ucap Tesra.

Tesra mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharan yang sifatnya membawa penyakit rabies, seperti anjing dan kucing.

“Langkah langkah untuk pencegahaan penyakit rabies adalah hewan hewan tersebut harus divaksinasi,” kata dia

Tesra menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit rabies tersebut.

“Kita berkerjasama dengan kabupaten/kota untuk mengantisipasi penyakit rabies, selain memonitoring, kita juga ada melakulan vaksinasi rabies,” kata Tesra.

Selain itu, pihaknya juga memperketat pengawasan lalu lintas hewan guna memastikan hewan yang masuk ke Sumut memenuhi kesehatan yang menyatakan hewan tersebut bebas dari segala penyakit.

“Per Januari kita sudah mengantisipasi dengan mengeluarkan surat edaran kepala dinas kepada pemerintah kabupaten/kota tentang SOP cara penaggulangan penyakit dan tentang pencegahaan penyakit,” tutur dia.

Lebih lanjut, dalam surat edaran tersebut, kata dia, juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota agar meningkatkan kewaspadaan dan meningkatan pengendalian penyakit hewan menular sehingga kasus rabies di Sumut bisa dikendalikan.

“Dalam surat tersebut, ada tata cara pengendalian rabies seperti apa, kemudian menyampaikan juga tentang tata cara pengawasan lalu lintas hewan, semuanya sudah kita sampaikan dalam surat edaran tersebut,” pungkas Tesra. (rud/gus/ila)

DAIRI, SUMUTPOS.CO – Yuli Santa Felensya Tampubolon (10), siswi kelas 3 sekolah dasar (SD), warga Desa Sungai Raya, Kecamatan Siempat Nempu Hulu, Kabupaten Dairi, meninggal dunia, Minggu (9/7). Bocah perempuan itu meninggal, pasca digigit anjing peliharaan mereka sekitar sebulan lalu.

Ayah Yuli, Yakobus Tampubolon itu mengatakan, Yuly meninggal dunia dalam perjalanan saat akan dibawa berobat ke RSUP Adam Malik Medan, Minggu (9/7) sore, Yakobus menyebut, putrinya, korban gigitan anjing peliharaan mereka sekitar sebulan lalu. “Saat akan dibawa ke RSUP Adam Malik, beberapa kali mereka sempat berhenti di Puskesmas karena kondisi korban semakin kritis,” ujarnya, Senin (10/7).

Terakhir, sebelum sampai ke RSUD Adam Malik, korban dibawa ke Puskesmas Pancur Batu, Deliserdang dan korban meninggal dunia di tempat itu.

Yakobus menceritakan, usai putrinya digigit anjing peliharaan mereka, putrinya dibawa berobat kampung di desanya karena dikabarkan korban gigitan anjing sudah lumayan banyak yang sembuh berobat di sana.

Sedangkan usai kejadian, seminggu kemudian anjing mereka mati. Setelahnya, berselang pada Sabtu (8/7), putrinya menunjukkan gejala mencurigakan.

Selalu histeris kalau melihat air dan tidak tahan merasakan hembusan angin, juga mengalami haus, tetapi tidak bisa minum. “Jika minum air teh, tenggorokan terasa sakit perih. Mata melotot, suka menangis menjerit-jerit,” ujarnya pilu.

Yakobus yang juga wartawan salah satu media mengatakan, putrinya sudah dimakamkan pada, Senin (10/7) sore.

Terpisah, Kepala Dinas Pertanian, Ketahanan Pangan dan Perikanan Kabupaten Dairi, Robot Simanullang menyatakan rasa prihatin atas kejadian tersebut.

Robot menegaskan, pihaknya intens mengajak masyarakat supaya melakukan vaksin hewan peliharaan seperti anjing.

Tetapi, kata Robot, petugas di lapangan menemui kendala karena tidak semua masyarakat memiliki kesadaran untuk menvaksin ternak atau hewan peliharaan mereka.

“Kasus digigit anjing di Dairi lumayan tinggi. Tetapi, kesadaran masyarakat atau pemilik hewan anjing untuk memvaksin masih rendah. Padahal, rabies anjing sangat berbahaya dan mematikan,” ujar Robot.

Robot mengajak masyarakat Kabupaten Dairi khususnya pemilik hewan ternak peliharaan termasuk anjing, supaya menghubungi petugas di lapangan atau membawa ternak peliharaan mereka ke puskesmas hewan di Dinas Pertanian Dairi.

“Saya berharap tidak ada korban serupa dan semoga kejadian itu menjadi pelajaran bagi kita semua,” pungkasnya.

Sementara itu, Dinas Perkebunan dan Pertanian Sumutara Utara mencatat, hingga pertengahan tahun 2023 ini, terdapat 27 kasus terkena gigitan hewan peliharaan yang terindikasi rabies.

Hal itu disampaikan oleh Kepala Bidang Pelindungan dan Kesehatan Hewan, Dinas Perkebunan dan Pertanian Sumut, Tesra, di Medan, Senin (10/7).

Tesra mengatakan, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Sumut mendorong masyarakat untuk memberikan vaksinasi terhadap hewan peliharaan untuk mengantisipasi penyakit Hewan Penularan Rabies (HPR).

“Berdasarkan laporan yang kita terima, ada 27 kasus yang terkena gigitan hewan peliharaan yang terindikasi rabies,” ucap Tesra.

Tesra mengimbau masyarakat untuk melakukan vaksinasi terhadap hewan peliharan yang sifatnya membawa penyakit rabies, seperti anjing dan kucing.

“Langkah langkah untuk pencegahaan penyakit rabies adalah hewan hewan tersebut harus divaksinasi,” kata dia

Tesra menjelaskan, pihaknya juga telah berkoordinasi dengan pemerintah kabupaten/kota untuk bersama-sama mengantisipasi penyebaran penyakit rabies tersebut.

“Kita berkerjasama dengan kabupaten/kota untuk mengantisipasi penyakit rabies, selain memonitoring, kita juga ada melakulan vaksinasi rabies,” kata Tesra.

Selain itu, pihaknya juga memperketat pengawasan lalu lintas hewan guna memastikan hewan yang masuk ke Sumut memenuhi kesehatan yang menyatakan hewan tersebut bebas dari segala penyakit.

“Per Januari kita sudah mengantisipasi dengan mengeluarkan surat edaran kepala dinas kepada pemerintah kabupaten/kota tentang SOP cara penaggulangan penyakit dan tentang pencegahaan penyakit,” tutur dia.

Lebih lanjut, dalam surat edaran tersebut, kata dia, juga mengimbau pemerintah kabupaten/kota agar meningkatkan kewaspadaan dan meningkatan pengendalian penyakit hewan menular sehingga kasus rabies di Sumut bisa dikendalikan.

“Dalam surat tersebut, ada tata cara pengendalian rabies seperti apa, kemudian menyampaikan juga tentang tata cara pengawasan lalu lintas hewan, semuanya sudah kita sampaikan dalam surat edaran tersebut,” pungkas Tesra. (rud/gus/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/