TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Penjabat Wali Kota Tebingtinggi Syarmadani menerima kunjungan dari PT Sumatera Deli Indah Lestari (SDLI) di ruang Kerja Wali Kota lantai IV, Gedung Balai Kota Jalan Sutomo Kota Tebingtinggi, Rabu (11/10/2023).
Syarmadani memaparkan peta demografi dan kependudukan serta isu lingkungan hidup di wilayah Kota Tebingtinggi seperti kualitas air dan persampahan. Umumnya masih banyak limbah domestik yang dihasilkan dari aktivitas mandi dan cuci pakaian dibuang menuju drainase dan dari kakus dibuang ke septic tank, namun tidak kedap dan alas bawahnya langsung tanah.
“Air limbah yang dihasilkan oleh aktivitas industri harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke badan air, agar sesuai dengan baku mutu. Semua industri di Kota Tebingtinggi yang memiliki limbah cair, wajib dan sudah memiliki Instalasi Pengolahan Air Limbah (IPAL),” papar Syarmadani.
Sambungnya, untuk mengurangi peluang pencemaran tanah dan air yang dihasilkan oleh limbah domestik dari masyarakat dan limbah cair dari aktivitas industri, diharapkan dapat membuat instalasi pengolahan air limbah secara komunal. Dapat di buat di setiap kawasan perumahan, kawasan perkantoran bahkan di beberapa titik kawasan industri di Kota Tebingtinggi.
Sementara hal persampahan, diungkapkan juga oleh Pj Wali Kota Syarmadani, dari timbunan sampah 124,6 ton per hari, dilakukan pengurangan sampah sebesar 29,4 ton per hari. Sampah tertangani 89 ton per hari dengan 6,2 ton sampah yang tidak tertangani per harinya.
“Kondisi saat ini, sistem pemrosesan sampah di TPA, open dumping belum semua land fill yang dilapisi dengan tanah urug dan dari total 7 hektare luas TPA, saat ini sudah digunakan kurang lebih 5 hektare. Ditambah, kondisi alat berat di TPA saat ini sudah tua dan rentan rusak yang mengakibatkan kinerja tidak maksimal,” ungkapnya.
Dengan solusi yang diharapkan, Pemerintah Kota Tebingtinggi butuh depo sampah di setiap Kecamatan. Tujuan nya untuk meningkatkan pengelolaan sampah di sumbernya serta memperpanjang umur TPA dan di setiap depo difasilitasi alat pemilah sampah (conveyor) dengan tujuan sampah yang bernilai ekonomi bisa dijual ke bank sampah dan hanya residu yang dibuang ke TPA.
“Apa yang kami sampaikan akan sangat tergantung, pertama pada mindset (pola pikir) masyarakat bahwa sampah bisa diolah, memiliki nilai jual. Dan kedua, keterbatasan anggaran yang dimiliki Pemko Tebingtinggi. Namun, kami memiliki semangat. Semangat kebersamaan untuk terus berbenah dalam mengelola penanganan sampah dan limbah yang ada,” ujar Syarmadani.
Sementara, Rusli Tan selaku pimpinan PT SDLI, mengatakan program lingkungan ini, yang merupakan inisiasi kerjasama dengan WIRA melalui Official Development Assistance (ODA) Bantuan Pembangunan Pemerintah dari Korea Selatan, merupakan hal yang sangat luar biasa. Dan akan memberikan dampak sangat besar terhadap masyarakat di Kota Tebingtinggi.
Terhadap dokumen laporan yang disampaikan dan telah dipaparkan, pihaknya bersama tim dari WIRA Korea Selatan akan menganalisa dan melakukan pengecekan langsung di lokasi.
“Sejauh ini tanggapan dari Pemerintah Kota Tebingtinggi, komitmen sangat bagus. Semoga ini dapat berlanjut dan dapat berjalan lancar. Ini sangat memberi dampak yang sangat positif untuk Kota Tebingtinggi, tinggal komitmen ke depan Pemko Tebingtinggi mewujudkan seperti apa,” tutup Rusli Tan.
Untuk diketahui, berdiri sejak tahun 2011, PT Sumatera Deli Lestari Indah merupakan perusahaan yang bergerak di bidang pengelolaan (Pengangkutan, Pengumpulan, Pengolahan dan Pemanfaatan) limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun) dan non B3. WIRA sendiri merupakan perusahaan non profit yang disahkan pemerintah Korea Selatan untuk mendukung riset dan pengembangan bisnis dari teknologi perusahaan pada industri air. (ian/ram)