SEI RAMPAH, SUMUTPOS.CO – Penjabat Sementara (Pjs.) Bupati Serdang Bedagai (Sergai) H. Parlindungan Pane, SH, M.Si yang diwakili oleh Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM Kahar Effendi, S.Sos, menghadiri Rapat Koordinasi (Rakor) Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kabupaten Sergai di Aula Sultan Serdang, Komplek Kantor Bupati Sergai di Sei Rampah, Jumat (11/10/2024).
Dalam sambutan Pjs Bupati Sergai yang dibacakan Staf Ahli Kahar Effendi, menegaskan bahwa masalah stunting masih menjadi tantangan besar bagi Kabupaten Sergai.
Meski prevalensi stunting telah menurun menjadi 14,04 persen pada 2023, melebihi target Pemkab sebesar 18 persen di tahun 2024, upaya menjaga dan menurunkan angka tersebut terus menjadi prioritas utama.
“Angka ini harus kita pertahankan dan turunkan lagi dengan berbagai upaya yang dilakukan secara terkoordinasi, baik lintas program maupun lintas sektor. Kolaborasi ini penting untuk memastikan anak-anak Sergai tumbuh sehat dan cerdas,” ujar Kahar Effendi.
Stunting, lanjutnya, bukan hanya soal pertumbuhan fisik, tetapi berdampak pada kualitas sumber daya manusia di masa depan. Anak-anak yang mengalami stunting berisiko menghadapi penurunan kemampuan kognitif, produktivitas, dan rentan terhadap penyakit tidak menular.
“Upaya pencegahan harus dimulai sejak remaja, karena mereka calon orang tua yang akan berperan besar dalam mencetak generasi berkualitas. Edukasi sejak dini adalah kunci dalam mencegah stunting di masa depan,” katanya.
Berdasarkan data Pendataan Keluarga 2023, Sergai memiliki 65.349 remaja usia 15 hingga 24 tahun, dan 33.640 keluarga yang memiliki remaja. Sebanyak 21.429 keluarga telah mengikuti program Bina Keluarga Remaja (BKR), yang berperan penting dalam memberikan edukasi terkait kesehatan remaja dan perencanaan keluarga.
Pjs Bupati Sergai melalui Staf Alhi Kahar Effendi juga menyoroti pentingnya pemahaman usia ideal untuk menikah dan hamil, serta kesiapan remaja menjadi orang tua yang bertanggung jawab.
“Kurangnya pengetahuan remaja tentang 1000 hari pertama kehidupan (HPK) meningkatkan risiko stunting pada anak yang dilahirkan. Penting bagi remaja mendapatkan pendidikan parenting dan edukasi gizi agar terhindar dari anemia dan kekurangan energi kronis (KEK),” tambahnya.
Ia mengajak semua pihak untuk terus berkomitmen dalam mencegah dan menurunkan stunting.
“Sinergi antar instansi, partisipasi masyarakat, dan tokoh agama diperlukan untuk menjamin keberlanjutan program pencegahan stunting di Sergai,” katanya.
Dengan berbagai strategi yang diterapkan, Parlindungan Pane optimistis angka stunting di Sergai akan terus turun, menuju target generasi sehat dan cerdas yang menjadi kekuatan masa depan Tanah Bertuah Negeri Beradat.
Kegiatan ini diisi dengan pemaparan oleh para Narasumber dari berbagai latar belakang seperti akademisi, pemerintah desa, dan organisasi remaja.
Hadir dalam kegiatan ini Kadis P2KBP3A Helminur Iskandar, para Camat, Kepala Puskesmas, dan perwakilan OPD terkait. ( fad/han )