TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia membuka pertemuan tentang Survei Kematian Ibu (SKI) di metting room Cafe Corner Tebingtinggi, Senin (9/12).
Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia menyampaikan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
“Mereka sudah bisa menerapkan program pencegahan kematian pada ibu setelah melahirkan dan kehamilan,” jelasnya.
Menurut dr Nanang, selama ini pemerintah telah banyak melakukan program bertujuan untuk memperbaiki status kesehatan ibu yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu. “Salah satunya adalah program aidit terhadap kematian ibu,” paparnya.
Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang mendekat nilai sesungguhnya, ujar Nanang, diperlukan jumlah sample yang cukup besar. Jumlah angka kematian ibu merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan.
“Defenisi kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam priode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan akibat dari semua sebab,” terang Nanang.
Nanang kembali berharap kepada peserta, dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik baiknya dan diharapkan dapat menambah wawasan, karena kematian ibu merupakan tanggungjawab kita bersama.
Sebagai narasumber dalam kegiatan ini dr Danu Marito Teguh SpOGK dari perkumpulan Obstetri dan Genetologi Indonesia (POGI) Pusat dan diikuti para dokter spesial obgyn dan pimpinan Rumah Sakit di Kota Tebingtinggi. (ian/han)
TEBINGTINGGI, SUMUTPOS.CO – Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia membuka pertemuan tentang Survei Kematian Ibu (SKI) di metting room Cafe Corner Tebingtinggi, Senin (9/12).
Kadis Kesehatan Tebingtinggi, dr Nanang Fitra Aulia menyampaikan angka kematian ibu (AKI) di Indonesia tergolong tinggi dibandingkan negara-negara tetangga di Asia Tenggara.
“Mereka sudah bisa menerapkan program pencegahan kematian pada ibu setelah melahirkan dan kehamilan,” jelasnya.
Menurut dr Nanang, selama ini pemerintah telah banyak melakukan program bertujuan untuk memperbaiki status kesehatan ibu yang diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu. “Salah satunya adalah program aidit terhadap kematian ibu,” paparnya.
Untuk mendapatkan angka kematian ibu yang mendekat nilai sesungguhnya, ujar Nanang, diperlukan jumlah sample yang cukup besar. Jumlah angka kematian ibu merupakan salah satu indikator pembangunan kesehatan.
“Defenisi kematian ibu adalah kematian selama kehamilan atau dalam priode 42 hari setelah berakhirnya kehamilan akibat dari semua sebab,” terang Nanang.
Nanang kembali berharap kepada peserta, dapat mengikuti kegiatan ini dengan sebaik baiknya dan diharapkan dapat menambah wawasan, karena kematian ibu merupakan tanggungjawab kita bersama.
Sebagai narasumber dalam kegiatan ini dr Danu Marito Teguh SpOGK dari perkumpulan Obstetri dan Genetologi Indonesia (POGI) Pusat dan diikuti para dokter spesial obgyn dan pimpinan Rumah Sakit di Kota Tebingtinggi. (ian/han)