26 C
Medan
Friday, November 22, 2024
spot_img

Keluarga Korban Penembakan di Langkat Desak Polisi Beberkan Pelaku ke Publik

STABAT, SUMUTPOS.CO – Keluarga korban penembakan melalui anaknya, mendesak polisi membeberkan identitas pelaku ke publik, Minggu (12/2/2023). Santer kabar berembus menyebutkan, tim gabungan Polda Sumut dan Polres Langkat sudah ada mengamankan beberapa pelaku penembakan yang menimpa Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat periode 2014-2019.

Informasi dirangkum, sudah ada 9 orang diamankan dalam peristiwa penembakan yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Langkat tersebut. Namun demikian, tim gabungan belum menyampaikan pengungkapan kasus besar tersebut kepada masyarakat luas.

Tak ayal, keluarga korban menyayangkan hal tersebut. “Saya berharap kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak Kapolda Sumut, Bapak Kapolres Langkat, agar segera mengungkap kasus ini seterang-terangnya,” ujar anak Almarhum Paino, Rika.

Keluarga besar korban juga berharap, agar para pelaku dapat diberi hukuman yang setimpal. “Saya di sini hanya berharap itu saja, ayah saya orang baik, gak pernah mengganggu orang lain, di sini saya minta Bapak Kapolda Sumut, Bapak Kapolres Langkat,” ujar Rika dengan mata berkaca-kaca.

Dari 9 orang yang diamankan tim gabungan, 1 di antaranya disebut-sebut meninggal dunia diduga karena sakit. Terduga pelaku yang meninggal dunia ini sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Sayang, nyawanya tidak tertolong. Kini, tinggal 8 orang terduga pelaku yang sudah diamankan tim gabungan. Namun demikian, seorang di antaranya dipulangkan oleh penyidik.

Alhasil, sisa terduga pelaku yang diamankan polisi berjumlah 7 orang. Sejauh ini, tim gabungan masih mencari alat bukti berupa senjata api yang digunakan terduga pelaku mengeksekusi nyawa korban.

Sementara, Anggota DPRD Sumut, Zainuddin Purba merasa prihatin atas kasus yang menimpa kader Partai Golkar di Kabupaten Langkat. Bahkan, dia menilai, aksi kriminalitas dan peristiwa penembakan di bumi bertuah kian merajalela.

Juga dia menduga, terduga pelaku yang menembak korban masih orang yang sama, yang pernah diseret ke meja hijau pengadilan. “Saya kilas balik sebentar, pada tahun 2021 ada juga yang melakukan penembakan dengan tersangka berinisial T Ginting,” ujar Zainuddin.

Polres Langkat pada masa itu, kata Zainuddin, telah bekerja secara sungguh-sungguh agar dapat membawa kasus tersebut ke pengadilan. “Tapi pada masa itu Jaksa Penuntut Umum (JPU), hanya menuntut enam bulan penjara, sedangkan hakim memvonis tiga bulan. Maka kita berharap, dalam kasus ini JPU yang ditunjuk nantinya, benar-benar menjatuhkan tuntutan seberat-beratnya, begitu juga dengan hakim memvonis dengan maksimal. Kita tidak mau hal-hal buruk dalam tuntutan dan vonis peradilan nantinya terulang kembali,” ujar Zainuddin.

Mantan Ketua DPRD Kota Binjai ini menilai, peristiwa yang dialami Paino merupakan dampak putusan peradilan buruk di Langkat pada 2021 lalu. Alhasil, tidak ada efek jera hingga akhir pelaku semakin berani melakukan tindakan kriminal dengan menghilangkan nyawa manusia.

“Saya katakan, JPU dan majelis hakim persidangan yang diduga pelaku yang sama pada tahun 2021 lalu itu, adalah jaksa dan hakim yang tidak mempunyai hati nurani. Bayangkan senjata api ilegal, tetapi vonisnya hanya tiga bulan. Diduga ini tersangka yang sama, sehingga terjadi lah kembali kasus penembakan seperti ini,” ujar Zainuddin.

Atas vonis ringan ini, dia menduga, JPU dan hakim saat itu menerima uang dari terdakwa. “Saya akan wakafkan kemampuan ilmu saya mengawal kasus ini. Kita berharap Polda Sumut dan tim yang menangani kasus ini, memberikan pers rilis perkembangan kasusnya. Karena ini berkaitan dengan nyawa yang dihilangkan menggunakan senjata api ilegal, dan kita duga para pelaku dan otaknya, masih berkaitan dengan penembakan warga tahun 2021,” tukasnya.

Sebelumnya, Paino, kader Partai Golkar ditemukan tewas diduga ditembak OTK di Devisi 1 Desa Besilam Bukit Lembasa Kecamatan Wampu, Kamis (26/1/2023) malam. Korban mengalami luka tembak di dada kanan.

Korban dihabisi di atas sepeda motor saat jalan pulang usai dari warung. Di sekitar lokasi korban roboh, ditemukan diduga selongsong peluru. (ted/ila)

STABAT, SUMUTPOS.CO – Keluarga korban penembakan melalui anaknya, mendesak polisi membeberkan identitas pelaku ke publik, Minggu (12/2/2023). Santer kabar berembus menyebutkan, tim gabungan Polda Sumut dan Polres Langkat sudah ada mengamankan beberapa pelaku penembakan yang menimpa Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kabupaten Langkat periode 2014-2019.

Informasi dirangkum, sudah ada 9 orang diamankan dalam peristiwa penembakan yang menghebohkan masyarakat Kabupaten Langkat tersebut. Namun demikian, tim gabungan belum menyampaikan pengungkapan kasus besar tersebut kepada masyarakat luas.

Tak ayal, keluarga korban menyayangkan hal tersebut. “Saya berharap kepada Bapak Presiden Jokowi, Bapak Kapolda Sumut, Bapak Kapolres Langkat, agar segera mengungkap kasus ini seterang-terangnya,” ujar anak Almarhum Paino, Rika.

Keluarga besar korban juga berharap, agar para pelaku dapat diberi hukuman yang setimpal. “Saya di sini hanya berharap itu saja, ayah saya orang baik, gak pernah mengganggu orang lain, di sini saya minta Bapak Kapolda Sumut, Bapak Kapolres Langkat,” ujar Rika dengan mata berkaca-kaca.

Dari 9 orang yang diamankan tim gabungan, 1 di antaranya disebut-sebut meninggal dunia diduga karena sakit. Terduga pelaku yang meninggal dunia ini sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bhayangkara Medan.

Sayang, nyawanya tidak tertolong. Kini, tinggal 8 orang terduga pelaku yang sudah diamankan tim gabungan. Namun demikian, seorang di antaranya dipulangkan oleh penyidik.

Alhasil, sisa terduga pelaku yang diamankan polisi berjumlah 7 orang. Sejauh ini, tim gabungan masih mencari alat bukti berupa senjata api yang digunakan terduga pelaku mengeksekusi nyawa korban.

Sementara, Anggota DPRD Sumut, Zainuddin Purba merasa prihatin atas kasus yang menimpa kader Partai Golkar di Kabupaten Langkat. Bahkan, dia menilai, aksi kriminalitas dan peristiwa penembakan di bumi bertuah kian merajalela.

Juga dia menduga, terduga pelaku yang menembak korban masih orang yang sama, yang pernah diseret ke meja hijau pengadilan. “Saya kilas balik sebentar, pada tahun 2021 ada juga yang melakukan penembakan dengan tersangka berinisial T Ginting,” ujar Zainuddin.

Polres Langkat pada masa itu, kata Zainuddin, telah bekerja secara sungguh-sungguh agar dapat membawa kasus tersebut ke pengadilan. “Tapi pada masa itu Jaksa Penuntut Umum (JPU), hanya menuntut enam bulan penjara, sedangkan hakim memvonis tiga bulan. Maka kita berharap, dalam kasus ini JPU yang ditunjuk nantinya, benar-benar menjatuhkan tuntutan seberat-beratnya, begitu juga dengan hakim memvonis dengan maksimal. Kita tidak mau hal-hal buruk dalam tuntutan dan vonis peradilan nantinya terulang kembali,” ujar Zainuddin.

Mantan Ketua DPRD Kota Binjai ini menilai, peristiwa yang dialami Paino merupakan dampak putusan peradilan buruk di Langkat pada 2021 lalu. Alhasil, tidak ada efek jera hingga akhir pelaku semakin berani melakukan tindakan kriminal dengan menghilangkan nyawa manusia.

“Saya katakan, JPU dan majelis hakim persidangan yang diduga pelaku yang sama pada tahun 2021 lalu itu, adalah jaksa dan hakim yang tidak mempunyai hati nurani. Bayangkan senjata api ilegal, tetapi vonisnya hanya tiga bulan. Diduga ini tersangka yang sama, sehingga terjadi lah kembali kasus penembakan seperti ini,” ujar Zainuddin.

Atas vonis ringan ini, dia menduga, JPU dan hakim saat itu menerima uang dari terdakwa. “Saya akan wakafkan kemampuan ilmu saya mengawal kasus ini. Kita berharap Polda Sumut dan tim yang menangani kasus ini, memberikan pers rilis perkembangan kasusnya. Karena ini berkaitan dengan nyawa yang dihilangkan menggunakan senjata api ilegal, dan kita duga para pelaku dan otaknya, masih berkaitan dengan penembakan warga tahun 2021,” tukasnya.

Sebelumnya, Paino, kader Partai Golkar ditemukan tewas diduga ditembak OTK di Devisi 1 Desa Besilam Bukit Lembasa Kecamatan Wampu, Kamis (26/1/2023) malam. Korban mengalami luka tembak di dada kanan.

Korban dihabisi di atas sepeda motor saat jalan pulang usai dari warung. Di sekitar lokasi korban roboh, ditemukan diduga selongsong peluru. (ted/ila)

Artikel Terkait

spot_imgspot_imgspot_img

Terpopuler

Artikel Terbaru

/