30 C
Medan
Saturday, June 29, 2024

Truk Bebas Masuk Kota, Parkir Sembarang Tempat

Organda dan DPRD Soroti Kemacetan Kota Rantauprapat

LABUHANBATU-Kemacetan di tengah perkotaan Rantauprapat, Labuhanbatu kini sudah pada titik keresahan masyarakat. Apa penyebab utama kemacetan yang terjadi di kota Rantauprapat itu, dan bagaimana mengatasinya?

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Pengusaha Angkutan Darat Kota (Organda) Kabupaten Labuhanbatu Zulkifli Hasibuan mengatakan tumbuhnya gudang pengusaha serta masuknya truk roda gandeng ke tengah kota hingga ke jalan lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di kota Rantauprapat.

Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu untuk mengkaji ulang pemberian izin truk boleh memasuki kota serta menertibkan gudang berbagai jenis sembako hingga pupuk yang masih melakukan bongkar muat ditengah kota Rantauprapat.

Amatan mereka di lapangan, terdapat beberapa ruas jalan yang selalu terjadi kemacetan, di antaranya Jalan Ahmad Dahlan, H Agus Salim, Ahmad Yani, Pattimura, Jenderal Sudirman, Imam Bonjol. Kesemuanya ruas jalan berada di inti kota Rantauprapat.

Diterangkannya, kemacetan juga dikarenakan lapak parkir yang tidak teratur. “Kalau untuk sembako mungkin masih dapat ditolelirlah, tapi kalau untuk membongkar pupuk dan lainnya saya kira ini perlu penertiban yang serius, terlebih truk yang masuk itu rata-rata roda 6-10, inikan sangat menyita badan jalan,” kata Zulkifli Hasibuan kepada Sumut Pos, Selasa (11/9) di Rantauprapat.

Penertiban areal parkir juga harus dilaksanakan demi melancarkan arus lalulintas di tengah kota Rantauprapat. Sebab tambahnya, tidak jarang truk yang parkir tidak sesuai lajur awal. “Sering truk parker di sebelah kanan, padahal itu beda lajur. Ini yang perlu ditertibkan agar tidak terjadi macet diruas jalan,” tambah sosok yang lebih akrap disapa Ucok Menan tersebut.

Memang diakuinya, pemerintah masih membolehkan truk masuk kota, namun dengan jadwal yang telah ditentukan. Saat ini terangnya, jam yang sudah disepakti tersebut terkesan tidak beraturan, bahkan mencapai satu harian terdapat pengusaha yang melakukan bongkar muat digudang
tengah kota. “Jadi mari sama-sama mematuhi aturan, termasuk pengusaha. Kita berharap pemerintah mengkaji ulang adanya gudang di tengah kota atau pengusaha harus menyediakan angkutan maksimal roda empat agar tidak memakan badan jalan terlalu lebar dengan tujuan tercipta kenyamanan serta realisasi tahun pretasi untuk tahun depan,” terangnya lagi.

Anggota DPRD Labuhanbtu bahkan telah berulangkali dalam rapat meminta agar dinas terkait menertibkan truk maupun bus untuk tidak melintas di tengah kota. Terlebih saat ini Pemkab Labuhanbatu sudah memiliki Terminal Terpadu Padang Bulan. “Kalau semua bus masuk ke terminal kan bertambahnya juga PAD (pendapatan asli daerah) kita dan kota itu harus bersih dan tertib,” kata Ali Akbar politisi dari Partai Bintang Reformasi itu.

Ditambahkannya, sejak dahulu pihaknya tidak setuju semua bus masuk kota karena mengakibatkan kemacetan serta rawannya kecelakaan. “Apalagi penduduk semakin bertambah. Kita harapkan pengusahanya disurati instansi terkait agar buat gudang diluar kota serta menyediakan truk pelangsir. Karena ini juga menyangkut keselamatan orang banyak,” ujarnya lagi.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Pemkab Labuhanbatu Saipul mengatakan pihaknya sudah berulangkali menertibkan truk yang memasuki kota. Namun dikarenakan keterbatasan, pihaknya juga meminta kerjasama dengan semua pihak termasuk Organda. “Kita berharap dapat bekerjasama, terutama dengan Organda. Selama ini kita juga sudah melakukan upaya maksimal penertiban, namun terkadang mereka selalu curi-curi, apalagi dibeberapa titik yang kita tidak tahu. Sebab, setiap paginya kita sudah berlakukan pengamanan untuk penertiban,” jawab Saipul. (mag-16)

Organda dan DPRD Soroti Kemacetan Kota Rantauprapat

LABUHANBATU-Kemacetan di tengah perkotaan Rantauprapat, Labuhanbatu kini sudah pada titik keresahan masyarakat. Apa penyebab utama kemacetan yang terjadi di kota Rantauprapat itu, dan bagaimana mengatasinya?

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Organisasi Pengusaha Angkutan Darat Kota (Organda) Kabupaten Labuhanbatu Zulkifli Hasibuan mengatakan tumbuhnya gudang pengusaha serta masuknya truk roda gandeng ke tengah kota hingga ke jalan lingkungan menjadi salah satu faktor penyebab kemacetan di kota Rantauprapat.

Dia berharap Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Labuhanbatu untuk mengkaji ulang pemberian izin truk boleh memasuki kota serta menertibkan gudang berbagai jenis sembako hingga pupuk yang masih melakukan bongkar muat ditengah kota Rantauprapat.

Amatan mereka di lapangan, terdapat beberapa ruas jalan yang selalu terjadi kemacetan, di antaranya Jalan Ahmad Dahlan, H Agus Salim, Ahmad Yani, Pattimura, Jenderal Sudirman, Imam Bonjol. Kesemuanya ruas jalan berada di inti kota Rantauprapat.

Diterangkannya, kemacetan juga dikarenakan lapak parkir yang tidak teratur. “Kalau untuk sembako mungkin masih dapat ditolelirlah, tapi kalau untuk membongkar pupuk dan lainnya saya kira ini perlu penertiban yang serius, terlebih truk yang masuk itu rata-rata roda 6-10, inikan sangat menyita badan jalan,” kata Zulkifli Hasibuan kepada Sumut Pos, Selasa (11/9) di Rantauprapat.

Penertiban areal parkir juga harus dilaksanakan demi melancarkan arus lalulintas di tengah kota Rantauprapat. Sebab tambahnya, tidak jarang truk yang parkir tidak sesuai lajur awal. “Sering truk parker di sebelah kanan, padahal itu beda lajur. Ini yang perlu ditertibkan agar tidak terjadi macet diruas jalan,” tambah sosok yang lebih akrap disapa Ucok Menan tersebut.

Memang diakuinya, pemerintah masih membolehkan truk masuk kota, namun dengan jadwal yang telah ditentukan. Saat ini terangnya, jam yang sudah disepakti tersebut terkesan tidak beraturan, bahkan mencapai satu harian terdapat pengusaha yang melakukan bongkar muat digudang
tengah kota. “Jadi mari sama-sama mematuhi aturan, termasuk pengusaha. Kita berharap pemerintah mengkaji ulang adanya gudang di tengah kota atau pengusaha harus menyediakan angkutan maksimal roda empat agar tidak memakan badan jalan terlalu lebar dengan tujuan tercipta kenyamanan serta realisasi tahun pretasi untuk tahun depan,” terangnya lagi.

Anggota DPRD Labuhanbtu bahkan telah berulangkali dalam rapat meminta agar dinas terkait menertibkan truk maupun bus untuk tidak melintas di tengah kota. Terlebih saat ini Pemkab Labuhanbatu sudah memiliki Terminal Terpadu Padang Bulan. “Kalau semua bus masuk ke terminal kan bertambahnya juga PAD (pendapatan asli daerah) kita dan kota itu harus bersih dan tertib,” kata Ali Akbar politisi dari Partai Bintang Reformasi itu.

Ditambahkannya, sejak dahulu pihaknya tidak setuju semua bus masuk kota karena mengakibatkan kemacetan serta rawannya kecelakaan. “Apalagi penduduk semakin bertambah. Kita harapkan pengusahanya disurati instansi terkait agar buat gudang diluar kota serta menyediakan truk pelangsir. Karena ini juga menyangkut keselamatan orang banyak,” ujarnya lagi.

Kepala Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Pemkab Labuhanbatu Saipul mengatakan pihaknya sudah berulangkali menertibkan truk yang memasuki kota. Namun dikarenakan keterbatasan, pihaknya juga meminta kerjasama dengan semua pihak termasuk Organda. “Kita berharap dapat bekerjasama, terutama dengan Organda. Selama ini kita juga sudah melakukan upaya maksimal penertiban, namun terkadang mereka selalu curi-curi, apalagi dibeberapa titik yang kita tidak tahu. Sebab, setiap paginya kita sudah berlakukan pengamanan untuk penertiban,” jawab Saipul. (mag-16)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/