25 C
Medan
Sunday, September 29, 2024

Penumpang KNIA Tak Nyaman Aksi Sopir Taksi Liar

DELISERDANG- Keberadaan para sopir taksi liar atau taksi gelap yang mencari penumpang di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang kian memprihatinkan. Kini, sopir taksi liar tak canggung-canggung lagi menawarkan jasanya hingga ke pintu masuk Bandaran
Tidak sedikit para penumpang pesawat yang baru saja tiba di Kualanamu mulai mengeluh dengan keberadaan mereka. “Sudah sama seperti di terminal bus. Saya merasa terganggu saja dengan penawaran-penawaran yang mereka tawarkan itu,” kata Tika, salah satu penumpang yang baru saja tiba dari Batam, Rabu (12/2) siang.

PENUMPANG: Para penumpang di Bandara Kualanamu terlihat bercanda sebelum terbang ke tempat tujuan. //file/sumut pos
PENUMPANG: Para penumpang di Bandara Kualanamu terlihat bercanda sebelum terbang ke tempat tujuan. //file/sumut pos

Fajar, penumpang pesawat lainnya yang baru saja tiba dari Jakarta juga mengaku risih dengan keberadaan awak taksi liar di sekitaran Bandara tersebut. “Risihnya risih. Tapi selagi mereka tidak memaksa ya biarkanlah,” katanya.

Fajar, yang juga warga Deliserdang ini meminta pihak Bandara segera menertibkan keberadaan taksi liar agar tak ada lagi penumpang yang mengeluhkan keberadaan mereka. “Bandara juga jangan hanya menerima taksi yang pengikut tender saja. Kebutuhan penumpang juga harus dilihat. Mungkin saat ini para penumpang memang lebih memilih mobil yang bemuatan banyak, ketimbang taksi yang hanya muat untuk tiga orang,” sebutnya.

Plt General Manager Bandara Internasional Kualanamu, Djamal Amri mengatakan, PT RBM lah selama ini yang mengelola taksi pengikut tender. “Sebagai perpanjangan tangan pihak Bandara untuk mengelola pemoda angkutan darat, RBM dan Bandara telah menyediakan tempat agar penumpang melihat keberadaan taksi resmi. Selain itu kami juga sudah memasang spailet agar para penumpang menggunakan taksi-taksi resmi,” ujarnya.

Dikatakan Djamal, beberapa hari yang lalu pihaknya juga sudah merazia taksi liar, namun tetap saja mereka (sopir taksi liar,Red) datang lagi untuk mencari penumpang. “Selter-selter pengguna taksi resmi juga sudah dibuat. Di lobi, kita memasang view land. Masalahnya, taksi liar ini memang susah ditertibkan. Mereka masih gampangnya berkeliaran mencari penumpang,” sebutnya.

Djamal juga tidak menampik kalau pihaknya seakan-akan tidak memiliki “taji” untuk menertibkan para sopir taksi liar tersebut.

“Semangat untuk menertibkan sepertinya tidak ada. Belum ada gereget yang saya lihat untuk menertibkannya. Kami tidak bisa sendiri, ini memerlukan bantuan berbagai pihak,” tukasnya.

Untuk diketahui, saat ini hanya ada 7 jenis armada taksi yang resmi mengikuti tender pemadu moda transportasi bandara dengan total 380 unit yang beroperasi. Ke-7 jenis taksi tersebut yakni, taksi Expres, Nice, Karsa, Puskupao, Kokapura, Matra dan taksi Bluebird
Taksi jenis Nice ada 21 unit yang beroperasi, Blue Bird 95 unit, Express 45 unit, Karsa 39 unit, Puskupao 100 unit, Kokapura 50 unit dan Matra 30 unit. Taksi inilah yang mengikuti proses tender penyedia moda transportasi bandara. Diluar ini, adalah taksi liar atau taksi gelap. (mag-1/ila)

DELISERDANG- Keberadaan para sopir taksi liar atau taksi gelap yang mencari penumpang di Bandara Internasional Kualanamu, Kabupaten Deliserdang kian memprihatinkan. Kini, sopir taksi liar tak canggung-canggung lagi menawarkan jasanya hingga ke pintu masuk Bandaran
Tidak sedikit para penumpang pesawat yang baru saja tiba di Kualanamu mulai mengeluh dengan keberadaan mereka. “Sudah sama seperti di terminal bus. Saya merasa terganggu saja dengan penawaran-penawaran yang mereka tawarkan itu,” kata Tika, salah satu penumpang yang baru saja tiba dari Batam, Rabu (12/2) siang.

PENUMPANG: Para penumpang di Bandara Kualanamu terlihat bercanda sebelum terbang ke tempat tujuan. //file/sumut pos
PENUMPANG: Para penumpang di Bandara Kualanamu terlihat bercanda sebelum terbang ke tempat tujuan. //file/sumut pos

Fajar, penumpang pesawat lainnya yang baru saja tiba dari Jakarta juga mengaku risih dengan keberadaan awak taksi liar di sekitaran Bandara tersebut. “Risihnya risih. Tapi selagi mereka tidak memaksa ya biarkanlah,” katanya.

Fajar, yang juga warga Deliserdang ini meminta pihak Bandara segera menertibkan keberadaan taksi liar agar tak ada lagi penumpang yang mengeluhkan keberadaan mereka. “Bandara juga jangan hanya menerima taksi yang pengikut tender saja. Kebutuhan penumpang juga harus dilihat. Mungkin saat ini para penumpang memang lebih memilih mobil yang bemuatan banyak, ketimbang taksi yang hanya muat untuk tiga orang,” sebutnya.

Plt General Manager Bandara Internasional Kualanamu, Djamal Amri mengatakan, PT RBM lah selama ini yang mengelola taksi pengikut tender. “Sebagai perpanjangan tangan pihak Bandara untuk mengelola pemoda angkutan darat, RBM dan Bandara telah menyediakan tempat agar penumpang melihat keberadaan taksi resmi. Selain itu kami juga sudah memasang spailet agar para penumpang menggunakan taksi-taksi resmi,” ujarnya.

Dikatakan Djamal, beberapa hari yang lalu pihaknya juga sudah merazia taksi liar, namun tetap saja mereka (sopir taksi liar,Red) datang lagi untuk mencari penumpang. “Selter-selter pengguna taksi resmi juga sudah dibuat. Di lobi, kita memasang view land. Masalahnya, taksi liar ini memang susah ditertibkan. Mereka masih gampangnya berkeliaran mencari penumpang,” sebutnya.

Djamal juga tidak menampik kalau pihaknya seakan-akan tidak memiliki “taji” untuk menertibkan para sopir taksi liar tersebut.

“Semangat untuk menertibkan sepertinya tidak ada. Belum ada gereget yang saya lihat untuk menertibkannya. Kami tidak bisa sendiri, ini memerlukan bantuan berbagai pihak,” tukasnya.

Untuk diketahui, saat ini hanya ada 7 jenis armada taksi yang resmi mengikuti tender pemadu moda transportasi bandara dengan total 380 unit yang beroperasi. Ke-7 jenis taksi tersebut yakni, taksi Expres, Nice, Karsa, Puskupao, Kokapura, Matra dan taksi Bluebird
Taksi jenis Nice ada 21 unit yang beroperasi, Blue Bird 95 unit, Express 45 unit, Karsa 39 unit, Puskupao 100 unit, Kokapura 50 unit dan Matra 30 unit. Taksi inilah yang mengikuti proses tender penyedia moda transportasi bandara. Diluar ini, adalah taksi liar atau taksi gelap. (mag-1/ila)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/