32 C
Medan
Wednesday, May 22, 2024

Gubsu Minta Semua Pihak Siaga Cegah Karhutla, 11 Tersangka Diproses Hukum

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyikapi kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap tahun di Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta para pemangku kepentingan dan seluruh pihak, agar siap siaga melakukan pencegahan. Termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, dan seluruh instansi terkait, serta organisasi pecinta lingkungan.

“Ini penting. Para pemangku kebijakan dan seluruh pihak terkait harus siap siaga dan meningkatkan kewaspadaan, lakukan pencegahan, jangan sampai ada lagi titik api,” kata Edy Rahmayadi pada Apel Kesiapan Penanggulangan Bencana Karhutla di Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, Jumat (12/8).

Edy Rahmayadi juga meminta petugas untuk meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dengan memprioritaskan upaya pencegahan. Membangun posko terpadu dengan memanfaatkan teknologi. “Berdayakan potensi masyarakat, berikan solusi pada masyarakat serta melakukan langkah penegakkan hukum pada pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan,” ujar Edy.

Menurut Edy, telah terjadi peningkatan jumlah titik api atau hotspot yang cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Pada Juni 2022 terdapat 14 hotspot, meningkat menjadi 146 hotspot atau 942% pada Juli 2022.

Adapun wilayah dengan hotspot terbanyak pada periode Januari-Juli 2022 antara lain Kabupaten Tapanuli Utara (37 titik), Kabupaten Tapanuli Tengah (23 titik), Kabupaten Labuhanbatu (20 titik), Kabupaten Toba (18 titik) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (5 titik). “Bahkan beberapa hari yang lalu pada tanggal 5 -9 Agustus 2022, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Samosir dengan hotspot sejumlah 46 titik dan area yang terbakar seluas 392 ha,” katanya.

Edy Rahmayadi juga mengingatkan para pemangku kepentingan terkait, bahwa Sumut memiliki wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan yaitu dengan keberadaan hutan seluas 3,7 juta ha dan lahan gambut seluas 261 ribu ha. Keberadaan lahan gambut mengalami kerentanan kebakaran hutan dikarenakan memiliki potensi karbon yang mudah terbakar.

Karena itu, Edy Rahmayadi meminta, petugas untuk meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dengan memprioritaskan upaya pencegahan. Membangun posko terpadu dengan memanfaatkan teknologi. “Kerugian yang sangat besar dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan selain dampak ekonomi juga berdampak besar bagi kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Gubsu juga menekankan, dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan terdapat tiga langkah penanggulangan yang dapat dilaksanakan yaitu pencegahan dengan melaksanakan sosialisasi dan edukasi yang bersifat imbauan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran agar tidak membakar hutan dan lahan, kemudian percepatan penanganan dan koordinasi apabila sudah terjadi kebakaran dan yang terakhir yaitu melakukan penegakan hukum serta mengungkap fakta penyebab kebakaran hutan tersebut.

Selanjutnya, Gubsu menyampaikan, menjaga hutan dan lahan di Sumut tidak hanya tugas aparat saja namun diharapkan perlu adanya partisipasi masyarakat juga, untuk itu kita harus dapat memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan. Penanggulangan Karhutla perlu kerjasama dan peran aktif dari Stakeholder lain baik TNI-Polri, Pemerintah Daerah, relawan, masyarakat maupun pihak-pihak lainnya.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak yang memberikan keterangan usai apel mengatakan, Polda Sumut telah memanfaatkan teknologi satelit dengan Aplikasi Lancang Kuning untuk mendeteksi potensi titik api di sejumlah wilayah hutan di Sumut. Menurut Kapolda, dengan penggunaan satelit dan aplikasi itu, ditemukan 315 titik api, dengan klasifikasi low, middle, dan high atau rendah hingga tinggi.

Menurutnya, saat ini ada 11 tersangka yang sudah diproses. “Kita juga melakukan penegakan hukum, namun itu jalan terakhir, bila dilakukan dengan sengaja melakukan pembakaran lahan, maka segera kita tindak. Saat ini ada 11 tersangka yang kita proses,” tegasnya.

Panca mengimbau masyarakat agar bijak dalam membuka lahan perkebenunan. “Jika ingin membersihkan lahan, jangan dengan cara membakar karena kondisi cuaca saat ini panas dan cukup kering. Mohon bantuan teman-teman media, mudah-mudahan langkah yang kita lakukan bisa mengedukasi masyarakat agar saat membersihkan lahan dengan cara yang bijak. Jangan membakar karena berbahaya di kondisi cuaca seperti saat ini,” tandasnya. (dwi/gus/adz)

MEDAN, SUMUTPOS.CO – Menyikapi kebakaran hutan yang kerap terjadi setiap tahun di Sumatera Utara (Sumut), Gubernur Sumut Edy Rahmayadi meminta para pemangku kepentingan dan seluruh pihak, agar siap siaga melakukan pencegahan. Termasuk pemerintah daerah, TNI, Polri, dan seluruh instansi terkait, serta organisasi pecinta lingkungan.

“Ini penting. Para pemangku kebijakan dan seluruh pihak terkait harus siap siaga dan meningkatkan kewaspadaan, lakukan pencegahan, jangan sampai ada lagi titik api,” kata Edy Rahmayadi pada Apel Kesiapan Penanggulangan Bencana Karhutla di Pangkalan Udara (Lanud) Soewondo, Medan, Jumat (12/8).

Edy Rahmayadi juga meminta petugas untuk meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dengan memprioritaskan upaya pencegahan. Membangun posko terpadu dengan memanfaatkan teknologi. “Berdayakan potensi masyarakat, berikan solusi pada masyarakat serta melakukan langkah penegakkan hukum pada pihak yang dengan sengaja melakukan pembakaran hutan,” ujar Edy.

Menurut Edy, telah terjadi peningkatan jumlah titik api atau hotspot yang cukup signifikan dalam sebulan terakhir. Pada Juni 2022 terdapat 14 hotspot, meningkat menjadi 146 hotspot atau 942% pada Juli 2022.

Adapun wilayah dengan hotspot terbanyak pada periode Januari-Juli 2022 antara lain Kabupaten Tapanuli Utara (37 titik), Kabupaten Tapanuli Tengah (23 titik), Kabupaten Labuhanbatu (20 titik), Kabupaten Toba (18 titik) dan Kabupaten Tapanuli Selatan (5 titik). “Bahkan beberapa hari yang lalu pada tanggal 5 -9 Agustus 2022, telah terjadi kebakaran hutan dan lahan di Kabupaten Samosir dengan hotspot sejumlah 46 titik dan area yang terbakar seluas 392 ha,” katanya.

Edy Rahmayadi juga mengingatkan para pemangku kepentingan terkait, bahwa Sumut memiliki wilayah yang rentan mengalami kebakaran hutan yaitu dengan keberadaan hutan seluas 3,7 juta ha dan lahan gambut seluas 261 ribu ha. Keberadaan lahan gambut mengalami kerentanan kebakaran hutan dikarenakan memiliki potensi karbon yang mudah terbakar.

Karena itu, Edy Rahmayadi meminta, petugas untuk meningkatkan kepekaan, kewaspadaan dengan memprioritaskan upaya pencegahan. Membangun posko terpadu dengan memanfaatkan teknologi. “Kerugian yang sangat besar dampak yang ditimbulkan akibat kebakaran hutan dan lahan selain dampak ekonomi juga berdampak besar bagi kesehatan masyarakat,” ungkapnya.

Gubsu juga menekankan, dalam mengatasi kebakaran hutan dan lahan terdapat tiga langkah penanggulangan yang dapat dilaksanakan yaitu pencegahan dengan melaksanakan sosialisasi dan edukasi yang bersifat imbauan kepada masyarakat untuk membangun kesadaran agar tidak membakar hutan dan lahan, kemudian percepatan penanganan dan koordinasi apabila sudah terjadi kebakaran dan yang terakhir yaitu melakukan penegakan hukum serta mengungkap fakta penyebab kebakaran hutan tersebut.

Selanjutnya, Gubsu menyampaikan, menjaga hutan dan lahan di Sumut tidak hanya tugas aparat saja namun diharapkan perlu adanya partisipasi masyarakat juga, untuk itu kita harus dapat memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat agar tidak melakukan pembakaran saat membuka lahan. Penanggulangan Karhutla perlu kerjasama dan peran aktif dari Stakeholder lain baik TNI-Polri, Pemerintah Daerah, relawan, masyarakat maupun pihak-pihak lainnya.

Sementara itu, Kapolda Sumut Irjen Pol RZ Panca Putra Simanjuntak yang memberikan keterangan usai apel mengatakan, Polda Sumut telah memanfaatkan teknologi satelit dengan Aplikasi Lancang Kuning untuk mendeteksi potensi titik api di sejumlah wilayah hutan di Sumut. Menurut Kapolda, dengan penggunaan satelit dan aplikasi itu, ditemukan 315 titik api, dengan klasifikasi low, middle, dan high atau rendah hingga tinggi.

Menurutnya, saat ini ada 11 tersangka yang sudah diproses. “Kita juga melakukan penegakan hukum, namun itu jalan terakhir, bila dilakukan dengan sengaja melakukan pembakaran lahan, maka segera kita tindak. Saat ini ada 11 tersangka yang kita proses,” tegasnya.

Panca mengimbau masyarakat agar bijak dalam membuka lahan perkebenunan. “Jika ingin membersihkan lahan, jangan dengan cara membakar karena kondisi cuaca saat ini panas dan cukup kering. Mohon bantuan teman-teman media, mudah-mudahan langkah yang kita lakukan bisa mengedukasi masyarakat agar saat membersihkan lahan dengan cara yang bijak. Jangan membakar karena berbahaya di kondisi cuaca seperti saat ini,” tandasnya. (dwi/gus/adz)

Artikel Terkait

Terpopuler

Artikel Terbaru

/