Site icon SumutPos

Sekdes Bunuh Diri Usai Habisi Bindes

Jenazah-Ilustrasi
Jenazah-Ilustrasi

SIDIKALANG, SUMUTPOS.CO – Kisah perselingkuhan Sekretaris Desa Sinar Pagi, Tanah Pinem Dairi, Poltak Sihombing (47) dan Juanita boru Silitonga (45), Bidan Desa Kuta Bulu, berakhir tragis. Sabtu (11/10) sekira pukul 21.00 WIB, Juanita yang berstatus janda dua anak itu ditemukan tewas dengan tubuh penuh luka tikaman, di lantai kamar rumah dinasnya, Puskesmas Desa Kuta Buluh. Di samping jasadnya, tergeletak Poltak yang masih kritis dengan luka sayat di leher.

Info dihimpun, peristiwa mengerikan nan menghebohkan itu terjadi begitu singkat. Pasalnya sekitar pukul 18.00 WIB, warga sekitar sempat memergoki Poltak datang lalu masuk ke rumah korban. Tapi warga cuek, karena selama ini Poltak dan Juanita memang terlibat cinta terlarang. Maklum, Poltak masih berstatus suami orang.

Sekitar pukul 20.30 WIB, warga kembali dikejutkan suara gaduh dari dalam rumah. Curiga ada yang tak beres, warga pun mengintip dari celah dinding Puskesmas yang terbuat dari papan itu. Saat itulah warga tersentak melihat kedua korban sudah terkapar bersimbah darah di lantai.

Tak mau memegang bola panas, kejadian itu langsung dilaporkan warga ke Polsek Tanah Pinem. Tak lama berselang, petugas tiba di lokasi dan melakukan olah Tempat Kejadian Perkara (TKP). Di lokasi polisi menemukan Junita telah meregang nyama dengan luka tusukan di tubuh. Sedang Poltak sekarat dengan luka robek di leher.

Kanit Reskrim Tanah Pinem Aiptu Bella Sembiring mengatakan, dari hasil penyelidikan sementara diduga Poltak berusaha bunuh diri setelah menghabisi Juanita. “Korban mengalami luka tusukan benda tajam pada dada dan punggung, sedangkan pada kepala terdapat memar karena hantaman benda tumpul. Saat ini, pihak Polsek Tanah Pinem sudah mengamankan barang bukti 1 pisau dan 1 alu,” ujar Sembiring.

Usai membantai Junita, Poltak diduga kuat melakukan aksi bunuh diri. Sehingga, pada tubuh pelaku juga ditemukan tusukan benda tajam pada dagu dan leher. Setelah divisum di RSUD Sidikalang, jenazah Juanita telah dibawa keluarganya di Kisaran.

“Korban langsung dibawa ke Pulau Raja, Asahan karena sudah meninggal dari Tanah Pinem. Di sini hanya menjahit lukanya saja,” ujar beberapa perawat di sana. Sementara itu, hingga berita ini dilansir Minggu (12/10) sekira pukul 18.00 WIB, pelaku masih mendapat perawatan di ruang Boungville RSUD Sidikalang dengan tangan diborgol.

Tidak ada pertanyaan yang disampaikan kepada pelaku, karena menurut dokter yang menangani masih lemas tak berdaya. Pihak keluarga pelaku juga tak ada yang datang menjenguk.

PERNAH DIUSIR WARGA KAMPUNG

Ternyata perselingkuhan Poltak dan Juanita sudah berlangsung selama 2 tahun. Asmara terlarang kedua anak manusia ini terjalin saat Juanita masih tugas di Puskesman Desa Sinar Pagi. Karena sering bertemu dalam kegiatan desa, Poltak yang menjabat Sekdes ini akhirnya jatuh hati pada Juanita. Sejak itulah keduanya resmi selingkuh.

Ibarat menyembunyikan bangkai, lambat laun baunya tercium juga. Begitu juga dengan Poltak dan Juanita. Setelah setahun dekat, hubungan mereka akhirnya diketahui warga, hingga sampai ke telinga istri sah Poltak.

Lima bulan lalu keduanya digerebek warga sekampung. Karena dianggap telah mengotori desa, warga yang emosi sepakat mengusir Juanita. Sejak 5 bulan terakhir inilah, Juanita pindah tugas di Desa Sinar Pagi. Ironisnya, meski telah pindah tugas, tapi Poltak tetap saja mendatangi Juanita. Karena tak mau diusir untuk kedua kalinya, Juanita meminta Poltak mengakhiri hubungan mereka. Tapi Poltak menolak, hingga keduanya terlibat cekcok.

“Informasi yang saya peroleh dari masyarakat, mereka sudah berhubungan 2 tahun lebih, pindah ke Desa Kuta Buluh sudah ada 5 bulan ini. Tetapi si pelaku tetap saja datang ke rumah si korban,” kata Kapolsek Tanah Pinem, AKP Boris Saragih. Dijelaskan Boris, malam kejadian itu Poltak diduga sakit hati karena korban meminta putus dan menolak melakukan hubungan suami istri.

“Jadi selama ini kata masyarakat, pelaku memang sering datang. Malam itu pelaku meminta untuk berhubungan intim, tapi ditolak sehingga pelaku emosi langsung menikam korban,” tandas Boris via hape, Minggu (12/10) malam. (pan/ril/deo)

Exit mobile version